Hasil Studi Kesenjangan dan Kebutuhan Strategis Implementasi GRC di Indonesia: Awareness Tinggi tapi Masih Kurang Efektif

Konsultan implementer GRC, Veda Praxis, berkolaborasi dengan Pusat Studi Inovasi DIGITS Universitas Padjadjaran meluncurkan hasil studi bertajuk “Studi Kesenjangan & Kebutuhan Strategis Implementasi GRC: Analisis Persepsi & Realita Implementasi GRC Lintas Industri”

oleh Tim Lifestyle diperbarui 20 Sep 2024, 20:08 WIB
Hasil Studi Kesenjangan dan Kebutuhan Strategis Implementasi GRC di Indonesia: Awareness Tinggi tapi Masih Kurang Efektif.  foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Konsultan implementer GRC, Veda Praxis, berkolaborasi dengan Pusat Studi Inovasi Digital/Center for Digital Innovation Studies (DIGITS) Universitas Padjadjaran (Unpad). Mereka meluncurkan hasil studi atau riset bertajuk “Studi Kesenjangan & Kebutuhan Strategis Implementasi GRC: Analisis Persepsi & Realita Implementasi GRC Lintas Industri” melalui seminar hybrid pada tanggal 18 September 2024.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan industri dan akademisi, sebagai upaya untuk mengajak semua pihak untuk mengambil peran dalam meningkatkan awareness dan implementasi Governance, Risk Management, dan Compliance (GRC).

Riset ini menyoroti kondisi terkini, implementasi, serta tantangan yang dihadapi oleh industri dalam menerapkan GRC. Direktur DIGITS Unpad dan pimpinan tim riset Prof. Dr. rer. pol. Hamzah Ritchi, S.E., MBIT., Ak. memaparkan, “Meskipun kesadaran akan pentingnya GRC semakin meningkat, banyak perusahaan masih bergulat dengan implementasi teknis, terutama dalam memenuhi regulasi baru yang terus berkembang”.

Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara persepsi dan realita di lapangan, yang dapat berdampak pada keberlanjutan operasional dan kepatuhan terhadap standar industri. Seminar ini juga menyoroti pentingnya peran akademisi dalam mendukung perkembangan GRC.

Dalam sambutannya, Dr. H. Sulaeman Rahman Nidar, SE., MBA selaku Wakil Dekanat FEB sekaligus Kepala Departemen Manajemen dan Bisnis Unpad, dan Prof. Dr. Hj. Ilya Avianti, S.E, M.Si,Ak., CPA, CA, Kepala Departemen Akuntansi FEB Unpad dan juga sebagai Guru Besar Akuntansi dengan pengalaman dan perhatian besar dibidang GRC, menekankan pentingnya kolaborasi antara industri dan akademisi untuk memperbaiki kesenjangan dalam implementasi GRC.

 


Pengelolaan Manajemem Risiko

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Pada panel diskusi, Citra Sukmadilaga, S.E, MBA., Ph.D., Ak. CA., Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi FEB Unpad, juga menegaskan bahwa dunia pendidikan harus responsif dan adaptatif atas tantangan GRC dengan menyesuaikan kurikulum dan menyiapkan talenta yang dapat menjawab kebutuhan atas implementasi GRC di masa depan terutama terkait tantangan “people and culture”

Riset kolaborasi ini jadi bagian dari komitmen Veda Praxis dan DIGITS Unpad untuk mendukung para pemangku kepentingan, baik pelaku industri, pembuat kebijakan, maupun praktisi GRC, dalam menerapkan governance yang baik, pengelolaan manajemen risiko yang efektif, serta kepatuhan regulasi yang semakin mendesak di era transformasi digital ini.

“Kami berharap data dan informasi yang dihasilkan oleh riset kolaborasi ini dapat menjadi masukan berharga bagi para pelaku industri untuk menerjemahkan awareness yang sudah kuat menjadi implementasi GRC yang efektif untuk mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan,” kata CEO & Partner Veda Praxis Syahraki Syahrir, S.E., Ak., M.M.

Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Veda Praxis untuk mendorong knowledge sharing terkait GRC di industri melalui berbagai diskusi tingkat nasional serta berbagai materi, termasuk handbook, buletin kwartalan, dan berbagai artikel yang dapat diakses di situs webnya.

 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya