IHSG Kembali Cetak Rekor, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 13.217 Triliun

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cetak rekor di posisi 7.721 pada Jumat, 6 September 2024. IHSG menguat 0,67 persen dalam sepekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Sep 2024, 13:00 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada awal September 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada awal September 2024. IHSG dan kapitalisasi pasar saham bahkan kompak cetak rekor pada Jumat, 6 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/9/2024), IHSG menyentuh level tertinggi 7.721,84 dari rekor sebelumnya di posisi 7.694,53 pada Selasa, 2 September 2024. Kapitalisasi pasar cetak rekor tertinggi di Rp 13.217 triliun mengalahkan rekor sebelumnya sebesar Rp 13.127 triliun pada Selasa, 2 September 2024.

Pada pekan ini, tepatnya 2-6 September 2024, IHSG menguat 0,67 persen ke posisi 7.721,84 dari posisi pekan lalu di 7.670,73. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 0,78 persen menjadi Rp 13.217 triliun dari Rp 13.114 triliun pada pekan lalu.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa dengan melambung 13,27 persen menjadi 21,98 miliar saham dari 19,40 miliar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 6,44 persen menjadi 1,12 juta kali transaksi dari 1,2 juta kali transaksi pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian bursa anjlok 70,18 persen menjadi Rp 10,69 triliun dari Rp 35,86 triliun pada pekan lalu.

Pada Jumat, 6 September 2024, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 1,03 triliun. Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 3,26 triliun selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing borong saham Rp 30,99 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG melonjak 0,67 persen. “Secara teknikal pergerakan IHSG pun masih berada pada fase uptrennya dan masih didominasi oleh volume pembelian,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Dari sisi sentimen, Herditya mengatakan, pergerakan IHSG banyak dipengaruhi faktor global. Pertama, harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan terjadi pada September 2024. “Diperkirakan pemangkasan suku bunga 25 basis poin,” kata dia.

 


Sentimen IHSG Lainnya

Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua, data inflasi Indonesia yang cenderung melandai 2,12 persen Year on Year (YoY) dan cadangan devisa meningkat menjadi USD 150 miliar dari sebelumnya USD 145 miliar.

Ketiga, Herditya menuturkan, data manufaktur China dan Amerika Serikat (AS) yang cenderung meningkat serta data pekerjaan AS yang dapat dikatakan membaik. Keempat, ada penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Untuk pekan depan, Herditya prediksi, penguatan IHSG akan cenderung terbatas. IHSG akan berada di level support 7.541 dan level resistance 7.757.

Adapun sentimen IHSG antara lain investor akan menanti rilis data inflasi China dan AS yang akan cenderung melandai. Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia.


Total Emisi Obligasi dan Sukuk

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, BEI menyebutkan, pada pekan ini terdapat 1 pencatatan obligasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Kamis, 5 September 2024, Obligasi Berkelanjutan I Oto Multiartha Tahap II Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Oto Multiartha mulai dicatatkan dengan jumlah pokok Rp 700 miliar.

Hasil pemeringkatan atas obligasi tersebut dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) adalah idAAA (Triple A) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 105 emisi dari 63 emiten senilai Rp87,19 triliun.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 586 emisi dengan outstanding sebesar Rp459,66 triliun dan USD60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp6.182,86 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,93 triliun.


Perdagangan Karbon

Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada perdagangan karbon periode Agustus 2024, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 176 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) senilai Rp10.738.000. Jumlah pengguna jasa telah bertumbuh menjadi total 75 pengguna jasa.

Terdapat 3 produk Sertifikat Pengurangan Emisi - Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang terdaftar di IDXCarbon yaitu Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, dan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro PLTM Gunung Wugul.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya