Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara di dunia dan komunitas internasional dinilai menerapkan standar ganda terhadap perang Israel Vs Hamas dan perang Rusia dan Ukraina.
"Presiden Rusia dan perlakuan terhadap Benjamin Netanyahu sangat berbeda. Pada dasarnya, ia diberi lampu hijau oleh Barat untuk terus menerus mengebom warga sipil tak berdosa di Gaza," ujar Presiden dan CEO International Crisis Group Comfort Ero dalam Global Town Hall 2024 yang diadakan FPCI, Sabtu (7/9/2024).
Advertisement
Ia menambahkan, opini publik juga memiliki pandangan yang berbeda dalam menilai konflik di Timur Tengah dan Ukraina.
"Saya pikir ini karena pemerintah Israel sendiri juga seringkali tidak menghargai pandangan ktor internasional lain di luar Barat. Ini adalah pertama kalinya ada kritik keras dari sejumlah negara non-Barat terhadap Israel," tambahnya.
"Ketika Barat menolak untuk menghargai dampak Ukraina, ada upaya oleh sejumlah pemerintah Barat untuk mendengarkan negara berkembang."
Menolak Berpihak ke Ukraina
Ero menyebut bahwa sejumlah negara berkembang menolak untuk memihak Ukraina karena berbagai alasan, sebagian besar terkait hubungan dengan Rusia.
Ia juga memaparkan bahwa pemimpin Barat perlu mengatasi masalah standar ganda secara lebih lugas.
"Mereka harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah standar ganda, yaitu fakta bahwa mereka mengambil posisi berprinsip terhadap negara Eropa namun tidak terhadap negara seperti Sudan, Ethiopia dan Myanmar," jelasnya.
Advertisement