Liputan6.com, Jakarta Peran orangtua dalam mengasuh anak sangat penting bagi perkembangan emosional dan psikologis si kecil. Namun, tidak semua metode pengasuhan memberikan dampak positif. Pola asuh yang keras, seperti sering membentak, membandingkan, dan memaksa anak untuk mengikuti keinginan orangtua, dapat membuat anak merasa tidak bahagia dan mengalami trauma.
Orangtua perlu menyadari bahwa metode pengasuhan yang dianggap paling baik dan tepat, bisa jadi kurang sesuai untuk anak. Justru, pola asuh tersebut bisa membuat anak merasa sangat kecewa, sedih, hingga trauma.
Advertisement
Di bawah ini akan dipaparkan beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak mungkin tidak bahagia dan mengalami trauma akibat pola asuh yang tidak sehat dari orangtuanya selama ini. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana telah dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (9/9/2024):
1. Perubahan Perilaku
Anak yang tidak bahagia dan trauma sering menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan. Mereka mungkin menjadi lebih pendiam, menarik diri dari lingkungan sosial, atau sebaliknya, menjadi lebih agresif dan mudah marah.
Perubahan ini adalah cara anak untuk mengekspresikan ketidaknyamanan dan stres yang mereka rasakan. Ini juga merupakan cara anak mengungkapkan perasaannya tanpa harus berkata-kata atau mengungkapkannya kepada orangtua.
Advertisement
2. Anak Mengalami Penurunan Prestasi Akademik
Anak yang mengalami trauma sering kali menghadapi kesulitan dalam berkonsentrasi dan fokus pada pelajaran di sekolah. Hal ini dapat berakibat pada penurunan prestasi akademik mereka. Mereka mungkin juga sering absen atau menunjukkan ketidaktertarikan terhadap kegiatan sekolah. Ketidakbahagiaan yang dirasakan anak cenderung membuatnya malas untuk belajar dan mencari pengetahuan baru.
3. Anak Mengalami Masalah Kesehatan Fisik
Stres dan trauma dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak. Mereka mungkin sering mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, atau mengalami masalah pencernaan. Kondisi ini sering kali tidak memiliki penyebab medis yang jelas dan lebih terkait dengan kondisi emosional anak.
Advertisement
4. Anak Rentan Mengalami Ketakutan yang Berlebihan
Anak yang sering diteriaki atau dihukum dengan keras mungkin menunjukkan ketakutan berlebihan terhadap orangtua atau situasi tertentu. Mereka bisa menjadi sangat patuh atau sebaliknya, sangat menentang, sebagai mekanisme perlindungan diri.
5. Anak Mengalami Gangguan Tidur
Trauma dan ketidakbahagiaan dapat mempengaruhi pola tidur anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, mimpi buruk, atau sering terbangun di malam hari. Gangguan tidur ini bisa menjadi tanda bahwa anak merasa tidak aman atau cemas. Ini juga dapat menunjukkan bahwa anak merasakan ketidaknyamanan dari pola asuh orangtuanya selama ini.
Advertisement
6. Penurunan Rasa Percaya Diri
Anak yang kerap dibandingkan dengan orang lain atau dipaksa untuk mengikuti keinginan orangtua cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak mampu memenuhi harapan orangtua, yang dapat berdampak buruk pada citra diri mereka. Anak yang sering dibentak dan mendapatkan pola asuh yang keras, cenderung rendah diri terutama di hadapan orang lain yang lembut dan penuh kasih sayang.
7. Anak Sulit Membentuk Hubungan dengan Orang Lain
Trauma dan ketidakbahagiaan dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk membentuk hubungan yang sehat dengan teman sebaya dan orang dewasa lainnya. Mereka mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain atau menunjukkan kasih sayang. Hal ini kemudian membuat mereka menutup diri, menjadi introvert, dan merasa lebih nyaman tanpa menjadi pusat perhatian dari sekitarnya.
Advertisement
8. Kesulitan dalam Mengungkapkan Perasaan
Anak yang mengalami trauma atau ketidakbahagiaan mungkin kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Mereka mungkin menunjukkan perasaan melalui perilaku, seperti menjadi sangat pendiam atau bertindak dengan cara yang tidak biasa.
Itulah beberapa tanda anak mengalami trauma dan mungkin tidak bahagia dengan hidupnya karena pola asuh yang diterima dari orangtuanya. Jika Anda mengenali tanda-tanda ini pada anak, penting untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika memang diperlukan. Penting juga untuk mengubah pola asuh menjadi lebih baik, sabar, dan penuh kasih sayang. Semoga informasi ini bermanfaat.