8 September 2023: Gempa Dahsyat M 6,8 di Maroko Tewaskan Nyaris 3.000 Orang, Picu Kota Bersejarah Marrakesh Rusak

Tawaran bantuan internasional untuk korban gempa bumi Maroko mengalir dari berbagai negara termasuk Jepang, Prancis, dan UEA.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Sep 2024, 06:00 WIB
Seorang wanita bereaksi di depan rumahnya yang rusak akibat gempa bumi di kota tua Marrakesh pada 9 September 2023. Gempa kuat yang mengguncang Maroko pada 8 September menewaskan lebih dari 600 orang, menurut data kementerian dalam negeri, dan membuat warga yang ketakutan melarikan diri dari rumah mereka di tengah malam. (FADEL SENNA/AFP)

Liputan6.com, Marrakesh -- Jumat 8 September 2023 tanah Maroko berguncang hebat. Orang-orang berlarian keluar dari bangunan, tak sedikit yang berteriak.

"Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang pegunungan High Atlas Maroko tak lama setelah pukul 11 ​​malam waktu setempat pada kedalaman yang relatif dangkal yaitu 18,5 kilometer (11,4 mil)," kata Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) seperti dikutip dari CNN.

Pusat gempa Maroko setahun yang lalu itu dilaporkan terletak sekitar 72 kilometer (44,7 mil) barat daya Marrakesh, sebuah kota berpenduduk sekitar 840.000 orang dan tujuan wisata populer.

Layanan darurat dikerahkan ke daerah-daerah yang dilanda gempa, karena Raja Mohammed VI dari Maroko memerintahkan agar dibentuk komisi bantuan untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban. Tawaran bantuan internasional mengalir dari berbagai negara termasuk Jepang, Prancis, dan UEA.

Tim penyelamat menggali reruntuhan di daerah pegunungan terpencil Maroko sehari setelah gempa pada Sabtu 9 September, dalam upaya putus asa untuk menemukan korban selamat setelah lebih dari 2.000 orang tewas dalam gempa bumi paling mematikan yang melanda negara itu dalam beberapa dekade.

Maroko kemudian mengumumkan tiga hari berkabung setelah gempa tersebut, kata Istana Kerajaan. Bendera dikibarkan setengah tiang di semua gedung publik.

Setidaknya 2.012 orang tewas dan 1.404 lainnya dalam kondisi kritis, menurut TV pemerintah Maroko Al Aoula, mengutip kementerian dalam negeri. Belakangan disebut jumlah korban tewas mencapai 2.960 jiwa dengan 5.674 orang terluka.

Guncangan gempa bumi Maroko itu juga dilaporkan terasa di ibu kota Rabat, sekitar 350 km (217 mil) di utara pegunungan Atlas Tinggi, kata Reuters, mengutip saksi mata.

Sejak 2004, Maroko tidak pernah mengalami bencana yang sebanding, ketika itu gempa bermagnitudo 6,3 melanda kota pelabuhan Al Hoceima, yang menewaskan sekitar 630 orang. Adapun gempa bumi terburuk di Maroko pada zaman modern terjadi pada tahun 1960 di dekat kota Agadir di wilayah barat yang menewaskan sedikitnya 12.000 orang.

 


Begini Keterangan Saksi Mata Gempa Maroko

Lebih dari 2.900 orang menjadi korban dan sebagian besar berada di desa-desa terpencil di Pegunungan Atlas Tinggi Maroko. (BULENT KILIC/AFP)

Saksi mata menggambarkan pemandangan kehancuran di kaki bukit Pegunungan Atlas setelah gempa bumi, di tengah meningkatnya jumlah korban tewas yang menunjukkan korban jiwa.

Fatima yang saat gempa terjadi berusia 50 tahun, mengatakan kepada CNN bahwa rumahnya di desa pegunungan Asni – dekat episentrum gempa – telah hancur. "Saya hampir tidak sempat menggendong anak-anak dan berlari keluar sebelum saya melihat rumah saya runtuh di depan mata. Rumah tetangga juga runtuh dan ada dua orang tewas di bawah reruntuhan," katanya.

Mohammed yang juga berusia 50 tahun, dari kota terdekat Ouirgane, kehilangan empat anggota keluarga dalam gempa tersebut. “Saya berhasil keluar dengan selamat bersama kedua anak saya, tetapi kehilangan yang lainnya. Rumah saya hancur,” katanya.

Operasi penyelamatan di sana berlangsung dalam waktu lama. "Kami berada di jalan bersama pihak berwenang saat mereka mencoba menarik korban tewas dari reruntuhan. Banyak orang dibawa ke rumah sakit sebelum saya. Kami berharap keajaiban terjadi dari reruntuhan," ucap Mohammed.

Banyak warga Maroko menghabiskan Jumat (8/9) malam di jalan karena takut akan gempa susulan. Otoritas kesehatan juga meminta masyarakat untuk menyumbangkan darah guna membantu para korban.

Sebagian besar kematian terjadi di daerah pegunungan yang dekat dengan episentrum yang sulit dijangkau, kata pihak berwenang, dan tim penyelamat mengalami kesulitan mengakses daerah yang paling parah terkena dampak setelah jalan rusak, TV pemerintah Maroko Al Aoula melaporkan.

Angkatan Bersenjata Kerajaan Maroko memperingatkan warga agar lebih waspada terhadap gempa susulan.

"Kami mengingatkan Anda tentang perlunya berhati-hati dan mengambil tindakan pencegahan karena risiko gempa susulan," tulis militer di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

USGS mengatakan gempa Jumat malam itu luar biasa kuat untuk wilayah Maroko tersebut.

"Gempa bumi sebesar ini di wilayah tersebut jarang terjadi, tetapi bukan hal yang tidak terduga. Sejak tahun 1900, tidak ada gempa bumi berkekuatan M6 (magnitudo 6) dan lebih besar dalam jarak 500 km dari gempa bumi ini, dan hanya 9 gempa berkekuatan M5 (magnitudo 5) dan lebih besar," kata USGS.

Badan Survei Geologi AS tersebut memperkirakan bahwa "kerusakan signifikan mungkin terjadi dan bencana tersebut berpotensi meluas," dengan mencatat bahwa banyak orang di daerah tersebut tinggal di bangunan yang "sangat rentan terhadap guncangan gempa bumi."

TV pemerintah Maroko Al Aoula, pada hari Sabtu (9/9) menyiarkan video beberapa bangunan runtuh di dekat episentrum gempa dan melaporkan bahwa ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka setelah Institut Geofisika Nasional negara itu memperingatkan akan adanya gempa susulan.


Kota Bersejarah Rusak

Struktur bangunan runtuh akibat gempa Maroko terkini. (AP/Mosa'ab Elshamy)

Di kota tua Marrakesh, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, beberapa penduduk terluka karena bangunan dan tembok kota rusak dan sebagian runtuh, menurut Benjamin Brown dari CNN yang berada di lokasi kejadian.

Brown, yang berada di atap hotelnya ketika tanah mulai berguncang, mengatakan butuh beberapa detik bagi semua orang untuk menyadari apa yang sedang terjadi.

Orang-orang awalnya tetap tenang saat mereka keluar dari gang-gang sempit untuk mencari tempat yang aman di luar ruangan, banyak yang mengenakan piyama, menurut Brown.

"Beberapa menit kemudian, teriakan mulai terdengar... ketika tingkat cedera menjadi jelas, saat itulah kepanikan benar-benar terjadi," jelas Brown. "Saya melihat banyak orang dibawa keluar dari rumah mereka dengan tandu atau dibungkus karpet... beberapa dari mereka mengalami cedera kepala yang cukup serius dengan banyak darah."

Setidaknya satu ambulans harus menolak seorang wanita yang terluka karena ambulans sudah penuh dengan orang yang terluka, kata Brown. Beberapa bagian tembok merah bersejarah yang mengelilingi pusat kota tua Marrakesh – yang pertama kali dibangun pada awal abad ke-12 – juga runtuh, imbuhnya.

Video dan foto menunjukkan ruang terbuka di kota tersebut, termasuk alun-alun dan bundaran lalu lintas, dipenuhi orang, beberapa mendirikan tempat tidur darurat untuk bermalam.

Beberapa rumah di kota tersebut runtuh dan orang-orang memindahkan puing-puing dengan tangan sambil menunggu peralatan berat, kata penduduk setempat Id Waaziz Hassan kepada kantor berita Reuters.

“Lampu gantung jatuh dari langit-langit dan saya berlari keluar. Saya masih di jalan bersama anak-anak saya dan kami takut,” kata Houda Hafsi, penduduk Marrakesh lainnya, kepada Reuters.

Sebagai bekas kota kekaisaran dengan sejarah yang sudah ada sejak hampir 1.000 tahun lalu, Marrakesh dipenuhi dengan istana, masjid, taman, dan pasar yang ramai dari era abad pertengahan. Kawasan bersejarahnya dikelilingi oleh tembok tanah merah dan dipenuhi dengan bangunan yang dibangun dari batu pasir merah, yang membuat kota tersebut dijuluki “kota merah.”

Marrakesh juga diketahui telah menarik hampir 3 juta wisatawan pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID.

Selain budaya dan sejarahnya yang kaya, Marrakesh juga merupakan kota terbesar keempat di Maroko dan pusat ekonomi utama.

 

 

 

 


Rapat Darurat Raja Maroko

Tim dari Doctors Without Borders yang berada di lokasi mengatakan bahwa daerah di Pegunungan High Atlas, yang menjadi pusat gempa Maroko, adalah yang paling membutuhkan bantuan. (Photo by FETHI BELAID / AFP)

Raja Mohammed VI memimpin rapat tentang situasi darurat, kata Istana Kerajaan sehari setelah gempa dahsyat mengguncang pada hari Sabtu (9/9).

Pejabat pemerintah memberi pengarahan kepada Raja tentang kerusakan dan hilangnya nyawa, termasuk lokasi yang tidak dapat diakses hingga pagi hari setelah gempa mengguncang 8 September 2023, menurut pernyataan istana yang diterbitkan oleh penyiar milik pemerintah 2M.

Para pejabat juga memberi tahu Raja Mohammed VI bahwa tindakan yang diambil sejauh ini termasuk memperkuat tim pencarian dan penyelamatan untuk mempercepat operasi penyelamatan dan evakuasi, dan mendistribusikan makanan, air, tenda, dan selimut kepada para penyintas di daerah yang terkena dampak.

Raja juga mengeluarkan instruksi untuk membentuk komisi bantuan untuk mengerahkan bantuan, rehabilitasi, dan rekonstruksi perumahan yang hancur di daerah bencana "secepat mungkin."

Anggota tim sepak bola nasional Maroko diketahui menyumbangkan darah pada hari Sabtu (9/9) untuk mendukung para korban.

Tawaran bantuan dan pesan belasungkawa telah mengalir dari seluruh komunitas internasional.

Aljazair, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko pada tahun 2021, berjanji untuk membuka wilayah udaranya untuk bantuan kemanusiaan dan penerbangan medis yang berangkat dari dan menuju Maroko, kantor berita negara Aljazair APS melaporkan, mengutip pernyataan dari presiden negara tersebut.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia "sangat sedih" oleh bencana tersebut, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang negaranya mengalami gempa bumi yang mengerikan awal tahun 2023, mengatakan: "Saya menyampaikan harapan terbaik saya kepada semua orang Maroko yang terkena dampak bencana gempa bumi di Maroko yang bersahabat dan bersaudara."

 

Infografis Petaka Gempa Dahsyat dan Mematikan di Maroko. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya