Warga Kuba mengumpulkan bahan mentah dari sejumlah besar sampah di sebuah jalan di Havana pada 23 Agustus 2024. (YAMIL LAGE / AFP)
Ibu kota Kuba yang ikonik, Havana, tenggelam dalam lautan sampah yang tak terangkut. (YAMIL LAGE / AFP)
Penyebabnya karena kekurangan bahan bakar dan suku cadang kendaraan yang berdampak pada pengumpulan sampah di pulau yang lumpuh akibat sanksi dan kesengsaraan ekonomi. (YAMIL LAGE / AFP)
Tumpukan sampah di jalanan menimbulkan bau busuk dan mengundang kerumunan lalat di beberapa bagian kota berpenduduk 2,1 juta jiwa ini, yang memiliki tiga tempat pembuangan sampah terbuka. (YAMIL LAGE / AFP)
Karena kurangnya tempat sampah, penduduk meninggalkan kantong sampah mereka di jalan, memperburuk bau busuk yang berasal dari pipa pembuangan yang meluap. (YAMIL LAGE / AFP)
Data resmi menunjukkan lebih dari 30.000 meter kubik - sekitar 1.000 kontainer berukuran 20 kaki - terakumulasi di jalanan Havana setiap harinya. (YAMIL LAGE / AFP)
Menurut direktorat layanan kota provinsi, ibu kota ini hanya memiliki lebih dari separuh peralatan yang dibutuhkan untuk pengumpulan sampah, dengan 100 truk sampah. (YAMIL LAGE / AFP)
Namun, kendaraan-kendaraan tersebut, yang merupakan sumbangan dari Jepang, mulai rusak tahun lalu. (YAMIL LAGE / AFP)
Karena sanksi AS, negara komunis ini tidak dapat memperoleh suku cadang untuk memperbaiki armada truknya yang sudah reyot, kata pihak berwenang setempat yang dikutip media pemerintah, Granma. (YAMIL LAGE / AFP)
Ditambah lagi dengan kekurangan bahan bakar yang telah melanda Kuba sejak tahun 2023. (YAMIL LAGE / AFP)