Penyedia Voucher Global Ekspansi ke Jaringan Pasar Swalayan Indonesia

Kebutuhan konsumen terhadap layanan penyediaan voucher baik fisik maupun digital kini trennya terus berkembang. Menurut jaringan afiliasi Admitad, jumlah pembelian online yang menggunakan kupon tumbuh sebesar 20% pada tahun 2023 dan sebesar 17% YoY pada paruh pertama tahun 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Sep 2024, 19:15 WIB
Ilustrasi Hypermart (Dok: PT Matahari Putra Prima Tbk/MPPA)

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan konsumen terhadap layanan penyediaan voucher baik fisik maupun digital kini trennya terus berkembang. Menurut jaringan afiliasi Admitad, jumlah pembelian online yang menggunakan kupon tumbuh sebesar 20% pada tahun 2023 dan sebesar 17% YoY pada paruh pertama tahun 2024. Peluang ini pun direspon oleh Pluxee, mitra terkemuka secara global di bidang employee benefits dan engagement dengan melakukan ekspansi ke jaringan pasar swalayan.

Menggandeng PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Pluxee berkomitmen memberikan lebih banyak pilihan dan kemudahan kepada para penggunanya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Hal ini dikatakan Managing Director PT Pluxee Indonesia Solutions Kiki Randall saat acara penandatanganan kerjasama antara Pluxee dan MPPA. Lewat kerjasama ini, lanjut Kiki, diharapkan Pluxee Gift dan Pluxee eVoucher nantinya dapat diterima di 182 gerai pasar swalayan di bawah naungan MPPA seperti Hypermart, Hyfresh Supermarket, Foodmart, Primo, dan FMX yang ada di seluruh Indonesia.

“Langkah besar ini merupakan bagian dari upaya kami untuk melanjutkan transformasi Pluxee Indonesia menjadi identitas baru yang diluncurkan akhir tahun lalu. Dengan pengalaman lebih dari 18 tahun, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dengan memperluas jaringan merchant kami dan memberikan kemudahan serta lebih banyak pilihan bagi penggunan voucher," ujar Kiki dikutip Minggu (8/9/2024).

Bagi Pluxee, kerjasama ini tentunya menambah secara signifikan jumlah deretan merchant dan outlet yang terhubung dengan Pluxee. Rinciannya, Voucher Pluxee bisa diterima di lebih dari 800 merchant dengan lebih dari 32.900 outlet di seluruh Indonesia.

Riset terbaru yang dilakukan oleh Populix menyatakan bahwa pasca pandemi, konsumen yang memilih aktivitas belanja offline mengalami kenaikan hingga lebih dari dua kali lipat, sementara pesentase aktivitas belanja online mengalami sedikit penurunan.

Hal ini juga menunjukan, meskipun tren belanja online cukup popular, konsumen Indonesia juga masih gemar berbelanja offline. Turut hadir dalam penandatanganan kerjasama ini Hendri Tadjuni, Chief Operating Officer (COO) MPPA . Adapun rangkaian acara dimulai dengan tur di gerai Hypermart, penandatanganan perjanjian kerjasama, dan seremonial potong tumpeng.

Senada dengan Kiki, Hendri menanggapi kerjasama ini dengan antusias dan berharap bisa saling membantu dalam upaya ekspansi pasar serta semakin banyak pengguna voucher Pluxee yang berbelanja di jaringan pasar swalayan MPPA. “Kehadiran Pluxee akan menambah pilihan pembayaran di 182 gerai supermarket di bawah MPPA yang sejalan dengan misi perusahaan kami untuk secara konsisten menawarkan makanan segar dengan kualitas terbaik dan kebutuhan keluarga dengan harga terjangkau bagi pasar Indonesia,” ujar Hendri.


John Riady: Kebangkitan Sektor Ritel Jadi Bukti Strategi Omnichannel

BPKN melakukan kunjungan 22 pasar tradisional dan ritel di Jabodetabek untuk langsung melakukan pengawasan serta penggunaan Qris dimana pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memudahkan konsumen. (merdeka.com/imam buhori)

Pusat perbelanjaan modern dan ritel selama kuartal I/2023, khususnya selama Ramadan dan Lebaran berhasil meraih kinerja positif. Realisasi kinerja ini dinikmati oleh para pelaku usaha yang ikut mengembangkan berbagai saluran penjualan, baik digital maupun luring.

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady menilai momen Ramadan dan Lebaran berkontribusi terhadap realisasi kinerja Kuartal I/2023. Menurutnya, daya beli yang membaik serta pelonggaran kebijakan terkait pandemi, telah mengungkit kinerja sektor riil tersebut.

Keputusan pemerintah melonggarkan mobilitas masyarakat dengan mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi Covid-19 pada akhir Desember tahun lalu, dilanjutkan peningkatan konsumsi selama Ramadan dan Lebaran tahun ini berhasil membuat perekonomian seperti berlari. 

Peningkatan konsumsi masyarakat yang mencerminkan daya beli mulai membaik seiring melandainya angka kasus Covid-19. Momen inilah yang memacu pertumbuhan signifikan bagi sektor ritel maupun pusat perbelanjaan modern.

Lippo Group yang juga memiliki jejaring bisnis ritel seperti Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) hingga pusat-pusat perbelanjaan modern pun ikut ketiban berkah tersebut. “Hal ini pun diakui asosiasi terkait, bahwa kunjungan mal dan kinerja ritel modern memetik pertumbuhan lumayan selama Ramadan dan Lebaran 2023,” kata John.

Lebih jauh, John menjelaskan geliat konsumsi masyarakat ini menggenapi kinerja kuartal pertama sekaligus membuka prospek positif pada tahun ini. Sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), selama kuartal I/2023, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 5,03 persen.

“Hal itu cukup positif di tengah situasi perekonomian dunia yang penuh ketidakpastian. Lebih menggembirakan lagi, penopang PDB terbesar lebih dari separuhnya tetap berasal dari konsumsi rumah tangga, artinya permintaan domestik sudah semakin baik,” jelas John.

 


Prospek

BPKPN mengedukasi pelaku usaha dengan barang yang masuk dari distributor dengan pengecekan Standar Nasional Indonesia (SNI). (merdeka.com/imam buhori)

Pada sisi lain, John menyoroti prospek sektor ritel maupun pusat perbelanjaan modern ke depan sangat menjanjikan. Dia mengungkapkan selama momen Libur Lebaran 2023, seperti terjadi “arus balik” kunjungan mal atau pusat perbelanjaan modern.

Arus kunjungan mal di kota-kota besar, khususnya Jakarta malah dipadati masyarakat dari beragam wilayah. Selain itu, peran mal sudah sangat bergeser dan semakin luas sebagai sarana tamasya kaum urban. “Tren ini pun diakui asosiasi ritel dan para pengusaha mal, bahwa kunjungan masyarakat ke mal sudah lintas provinsi, serta multi kebutuhan,” tegasnya.

Salah satu faktor pendorong tren tersebut, lanjut John, tak lain adalah semakin baiknya infrastruktur yang bisa menyambungkan antarprovinsi, bahkan antarpulau. “Maka ke depan, tren mal tidak lagi sekadar menggarap pasar di kota-kota sekitar, melainkan sebagai pusat wisata urban baru yang bisa dilirik pasar lebih luas,” simpulnya.

Sementara terkait sektor ritel, John menjelaskan walau selama momen Ramadan dan Lebaran tingkat pertumbuhan belum sesuai ekspektasi sebagian kalangan pebisnis, secara keseluruhan kuartal pertama tahun ini cukup baik. 

Hal itupun, kata John, tampak dari kinerja omzet yang dijaring para pelaku usaha sektor ritel. “Kami MPPA pun mencatatkan pertumbuhan top line yang lumayan baik, tumbuh di atas 5 persen secara tahunan.”

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya