Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa tren makanan di Asia Pasifik termasuk Indonesia yang kini muncul di tengah masyarakat. Salah satunya tren makanan yang lebih sehat atau disebut healthy for me.
“Ada beberapa tren, yang pertama healthy for me, tren yang menyangkut produk lebih sehat. Jadi bisa produk yang mengurangi gula atau mengurangi lemak (gula, garam, lemak/GGL). Ini cukup jadi perhatian utama produsen-produsen makanan,” ujar Go-to-Market & Commercial Excellence Leader, Food Solutions Southeast Asia, Cargill, Stephanie Sajuti saat ditemui di Jakarta, Jumat, 6 September 2024.
Advertisement
Dengan tren ini, kini para produsen makanan mulai mencari pilihan bahan makanan yang lebih sehat untuk produk mereka.
Tren Experience
Selain pilihan bahan makanan yang lebih sehat, tren makanan juga mencakup experience atau pengalaman dalam menikmati makanan. Ini terkait dengan kekayaan tekstur dari sebuah produk makanan. Misalnya, makanan tidak hanya lembut saja, tapi di luarnya krispi di dalamnya lembut atau produk dengan coklat lebih banyak dan isian lebih meleleh.
“Atau misalnya yang multitekstur atau multisensory, misalnya produk yang berlapis-lapis dengan banyak komponen,” jelas Stephanie.
Di kalangan generasi masa kini, makanan yang cantik untuk difoto atau instagramable juga memiliki nilai tambah karena generasi sekarang rata-rata memiliki media sosial. Mereka kerap mengunggah makanan dengan presentasi baik di medsos.
Tren Conscious Consumption
Tren ketiga adalah conscious consumption, ini merupakan tren yang mengarah pada pengetahuan pembeli soal sumber dari makanan tersebut.
“Jadi conscious consumption tuh lebih ke arah tahu makanan ini source (sumbernya) dari mana. Misalnya coklat originnya dari Jawa, dari Sumatera. Jadi origin-origin (tempat asal) itu menjadi daya jual untuk konsumen memilih,” papar Stephanie.
Ada pula, lanjutnya, konsumen yang memiliki fokus pada keberlanjutan atau sustainability product. Mereka lebih memilih makanan-makanan yang diproduksi secara ramah lingkungan.
Advertisement
Tren Convenience
Tren makanan keempat adalah convenience atau terkait dengan kenyamanan atau praktis ketika disantap.
“Memang sudah post pandemic, kembali ke kesibukan sebelumnya, jadi cari makanan yang lebih grab and go (mudah dibawa) dan praktis. Istilahnya single serve, enggak satu pak dibawa ke mana-mana.”
Dengan tren ini, produsen mulai memutar otak untuk membuat produk makanan dengan ukuran tertentu dan dapat dimakan di situasi tertentu.
“Misalnya produk makanan yang bisa dimakan di jalan, sambil nyetir atau di kendaraan, ya enggak mungkin yang susah dipegang atau susah dikonsumsi.”
Indonesia Jadi Pusat Inovasi Makanan yang Penting
Lebih lanjut, Stephanie menjelaskan, Indonesia adalah pasar pertumbuhan utama untuk bisnis Food Solutions di Asia Tenggara dan Asia. Sekaligus merupakan pusat manufaktur dan inovasi yang penting.
Sementara Cargill berperan menyediakan solusi inovatif bagi pelanggannya untuk membuat makanan dan minuman yang diinginkan konsumen, melalui portofolio bahan makanan dan solusi yang komprehensif dan terintegrasi.
Dalam merekomendasikan bahan makanan, pihak Stephanie berupaya untuk memberikan solusi inovatif yang didorong oleh wawasan pasar yang mendalam terhadap tren konsumen global dan regional, yaitu:
- Melalui inovasi berbasis wawasan pasar dan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal, sehingga produsen makanan dan minuman dapat mengantisipasi dan memenuhi permintaan konsumen Asia yang terus berkembang akan makanan yang lezat dan sehat.
- Keberadaan Cargill yang kuat di Asia Tenggara memungkinkan untuk menyediakan solusi bahan makanan berkualitas tinggi serta respons cepat terhadap kebutuhan pelanggan, baik di Indonesia, di Asia Tenggara atau Kawasan lainnya.
Advertisement