Liputan6.com, Tepi Barat - Tiga orang warga Israel tewas ditembak pada Minggu (8/9/2024) di perbatasan antara Tepi Barat dan Yordania. Insiden penembakan tersebut dikonfirmasi oleh pejabat Israel.
Pihak Israel mengatakan, pria bersenjata dilaporkan mendekati Jembatan Allenby dari sisi Yordania dengan sebuah truk dan melepaskan tembakan ke pasukan keamanan Israel.
Advertisement
Dikutip dari laman Japan Today, Senin (9/9/2024) ketiga pasukan Israel tersebut kemudian tewas dalam baku tembak.
Otoritas di layanan penyelamatan Israel Magen David Adom Israel mengatakan, ketiga warga Israel itu adalah pria berusia 50-an dan militer.
Kerabat mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Maher al-Jazi, seorang pensiunan tentara Yordania dari Athroh, sebuah kota di daerah miskin Maan.
Kantor Berita Petra milik pemerintah Yordania mengatakan, dia adalah seorang pengemudi truk yang mengangkut barang ke Tepi Barat.
Kementerian Dalam Negeri Israel mengonfirmasi, berdasarkan hasil investigasi awal, insiden itu adalah tindakan individu.
Yordania sedang melakukan investigasi. Negara Arab yang bersekutu dengan Barat itu berdamai dengan Israel pada tahun 1994 tetapi sangat kritis terhadap kebijakannya terhadap Palestina.
Banyak Dukungan WN Yordania untuk Palestina
Yordania memiliki populasi warga Palestina yang cukup besar dan telah menyaksikan protes massal terhadap Israel atas perang di Gaza.
Ratusan warga Yordania berbaris di jalan-jalan kota Amman untuk merayakan serangan itu, meneriakkan slogan-slogan yang mendukung al-Jazi dan membakar bendera Israel.
Tepi Barat yang diduduki Israel telah mengalami lonjakan kekerasan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dari Gaza.
Israel telah melancarkan serangan militer hampir setiap hari ke daerah permukiman Palestina yang padat, dan telah terjadi peningkatan kekerasan pemukim Israel dan serangan Palestina terhadap warga Israel.
Advertisement
Kematian Aysenur Ezgi Eygi
Pada Minggu (8/9) warga dunia juga berduka kematian atas Aysenur Ezgi Eygi, seorang wanita Amerika Serikat-Turki yang ditembak mati di Tepi Barat.
Dia berdemonstrasi menentang permukiman Israel di sana. Gedung Putih mengatakan, AS "sangat terganggu" dan meminta Israel untuk melakukan penyelidikan, sementara keluarganya mencari penyelidikan independen.
Jenazahnya kini masih berada di sebuah rumah sakit di Nablus.
Sementara itu, pihak Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mencoba menjadi penengah gencatan senjata dan pemulangan para sandera, tetapi negosiasi tersebut berulang kali menemui jalan buntu.