Liputan6.com, Flores Timur - Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali erupsi pada Senin siang (9/9/2024), pukul 12.52 Wita. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki kali ini teramati mencapai 800 meter di atas puncak, atau sekitar 2.384 meter di atas permukaan laut.
Advertisement
Kolom abu erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 10.3 mm dan durasi 552 detik.
Masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dilarang beraktivitas apapun dalam radius 3 Km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan, serta 4 Km arah sektoral Utara-Timur laut dan 5 Km pada sektor Timur laut dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Masyarakat juga diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Sepanjang 2024, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sudah meletus sebanyak 627 kali. Hingga hari ini, Senin, 9 September 2024, pukul 12.15 WIB, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berstatus Siaha (Level III).
Apakah Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Aktif
Sepanjang pengamatan Senin, 9 September 2024, periode pukul 06.00-12.00 Wita, Gunung Lewotobi Laki-Laki terpantau mengalami 2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2.2-2.9 mm, dan lama gempa 21-297 detik, serta 2 kali Harmonik dengan amplitudo 2.2-4.4 mm, dan lama gempa 71-686 detik, lalu mengalamiu 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2.9 mm, dan lama gempa 13 detik.
Berdasarkan waktu pemantauan tersebut, Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur NTT itu juga mengalami 1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2.2 mm, S-P 1.1 detik dan lama gempa 10 detik, serta 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2.9 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 167 detik.
Advertisement
Bandara Frans Seda Sudah 2 Bulan Masih Tutup
Bandara Frans Seda di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah tidak beroperasi selama dua bulan terakhir akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
"Kurang lebih sudah dua bulan ini tidak ada operasi atau aktivitas penerbangan di Bandara Frans Seda, karena erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki," kata Kepala Bandara Frans Seda Maumere Partahian Pandjaitan saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Hal ini disampaikan terkait perkembangan dari dampak erupsi Gunung Ile Lewotobi Laki-Laki yang sampai saat ini masih erupsi.
Dia mengatakan penutupan sementara bandara tersebut karena berdasarkan pantauan masih ada abu vulkanik yang dibawa oleh angin dan sampai ke wilayah penerbangan di Bandara Frans Seda Maumere.
Setiap malam pukul 21.00 WITA, kata dia, dilakukan evaluasi bersama berkaitan dengan abu Vulkanik. "Jadi memang kita tidak langsung tutup selama sebulan, tetapi setiap hari kita evaluasi, jika memang tidak memungkinkan maka besok ditutup lagi," ujar dia.
Lebih lanjut, kata dia, selain bandara di Maumere, bandara di Ende juga terdampak oleh abu vulkanik tersebut sehingga sempat ditutup beberapa hari.
Yang paling aman saat ini adalah bandara di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, yang hingga kini masih terus dibuka karena abu vulkanik tidak sampai ke wilayah tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur masih tinggi.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi. Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan masih pada Level III atau Siaga," kata Kepala PVMBG Badan Geologi P. Hadi Wijaya.