Pemimpin Oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez Tiba di Spanyol untuk Mencari Suaka

Pemimpin oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez melarikan diri dari negara asalnya dengan surat perintah penangkapan yang menuduhnya melakukan terorisme, konspirasi, dan kejahatan lain.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Sep 2024, 15:04 WIB
Pemimpin oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez mendarat di Madrid pada Minggu (9/9/2024) sore untuk mencari suaka (AFP).

Liputan6.com, Madrid - Pemimpin oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez mendarat di Madrid pada Minggu (9/9/2024) sore, demikian pernyataan dari otoritas di Spanyol.

Edmundo Gonzalez melarikan diri dari negara asalnya dengan surat perintah penangkapan yang menuduhnya melakukan terorisme, konspirasi, dan kejahatan lain yang terkait dengan pemilihan presiden yang disengketakan pada Juli 2024.

Gonzalez, istrinya, dan pejabat Spanyol mendarat di pangkalan udara militer Torrejon de Ardoz, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Spanyol.

Ia sekarang mencari suaka di Spanyol, dikutip dari laman CNN, Senin (10/9).

Gonzalez mengatakan bahwa kepergiannya dari negara itu terjadi meskipun ada paksaan dan ancaman bahwa ia tidak akan diizinkan pergi.

Dalam catatan audio yang dibagikan dengan CNN en Español oleh tim persnya, Gonzalez mengatakan ia percaya bahwa "segera, kami akan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan dan demokrasi di Venezuela," dan berterima kasih kepada para pengikutnya.

Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab mengatakan kepada CNN pada bahwa pihak berwenang akan menutup kasus terhadap Gonzalez setelah kepergiannya.

"Kami, bersama pengacara Edmundo Gonzalez dalam beberapa hari mendatang akan menetapkan bentuk, waktu, dan tempat untuk menutup kasus tersebut secara hukum," katanya.

 


Krisis Pemilu di Venezuela

Bendera negara Venezuela dibentangkan saat prosesi pemakaman Jose Francisco Guerrero di San Cristobal, Tachira State, Venezuela (19/5). (AFP/Luis Robayo)

Venezuela telah berada dalam kondisi krisis sejak pemilu, di mana petahana otoriter Nicolas Maduro dinyatakan sebagai pemenang oleh otoritas pemilihan negara itu -- sebuah badan yang diisi oleh sekutu-sekutunya -- dengan 51% suara.

Namun, puluhan ribu penghitungan suara yang diterbitkan oleh oposisi menunjukkan kemenangan meyakinkan bagi Gonzalez.

Oposisi Venezuela dan sejumlah pemimpin Amerika Latin menolak untuk mengakui kemenangan Maduro, yang memicu protes mematikan yang menyebabkan ribuan orang ditangkap.

 


Respons Menlu AS Antony Blinken

Senat Amerika Serikat telah mengukuhkan Antony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri AS pada Selasa (26/1/2021). (Photo credit: Alex Edelman/POOL/AFP/File)

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (9/9), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, kepergian Gonzalez adalah akibat langsung dari tindakan anti-demokrasi.

"Hasil pemilu dan keinginan rakyat tidak dapat begitu saja dikesampingkan oleh Maduro dan otoritas pemilihan Venezuela. Kami mendukung González Urrutia dalam seruannya untuk melanjutkan perjuangan demi kebebasan dan pemulihan demokrasi di Venezuela," kata Blinken.

Sehari sebelumnya, Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Gonzalez telah meninggalkan negara itu dan meminta suaka politik dari Spanyol.

Infografis Krisis Venezuela di Negeri Minyak. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya