Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengalihkan ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya dari Uni Eropa ke pasar India dan negara mitra lainnya. Hal ini seiring polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Hal itu disampaikan Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo. "Kementerian Pertanian lagi kaji kemungkinan ekspor CPO kita alihkan dari Eropa misal ke India dan lainnya," ujar Edi dalam acara Media Gathering di Kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Advertisement
Edi menuturkan, rencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya karena polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa. Masalah ini dipicu oleh tuduhan produksi CPO Indonesia menimbulkan deforestasi.
"Saat ini, kadang-kadang kita juga menghadapi juga sengketa di WTO (World Trade Organization) dengan Eropa itu," tutur dia.
CPO dan turunannya akan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku bauran bahan bakar nabati (BBN) Solar hingga mencapai 50 persen minyak kelapa sawit atau biodiesel 50 (B50). Kebijakan pengembangan B50 juga sejalan dengan visi misi pasangan presiden terpilih Prabowo - Gibran.
"Daripada digunakan di sana (Eropa) kemarin disebutkan presiden terpilih Prabowo lebih baik (CPO) digunakan di dalam negeri, salah satunya untuk program B50 tadi, arahnya ke sana," tutur dia.
Percepat B40 hingga B50
Sebelumnya, Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto mengungkapkan akan menerapkan kewajiban pencampuran biodiesel berbasis minyak kelapa sawit wajib sebesar 50 persen (B50) pada awal tahun depan. Langkah ini diharapkan akan memangkas biaya impor bahan bakar hingga USD 20 miliar atau Rp309,7 triliun per tahun.
"Kami sekarang berada di B35 dan kami akan mempercepat ke B40, B50," kata Prabowo, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 28 Agustus 2024.
Konsumsi minyak sawit Indonesia telah tumbuh rata-rata 7,6 persen per tahun sejak 2019, menurut data GAPKI, sementara produksi selama periode yang sama telah meningkat kurang dari 1 persen per tahun. Peningkatan mandat biodiesel akan menghasilkan volume ekspor yang lebih rendah.
Mandat biodiesel sawit Indonesia berlaku untuk transportasi darat, kereta api, mesin industri, dan pembangkit listrik tenaga diesel.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Tim bisnis
Advertisement
Harga Indeks Pasar BBN Bioetanol Agustus 2024 Turun, Biodiesel Naik
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Bioetanol Agustus 2024 sebesar Rp 15.010 per liter.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, HIP BBN Bioetanol tersebut mengalami penurunan sebanyak Rp 91 per liter apabila dibandingkan dengan Juli 2024, yakni sebesar Rp 15.101 per liter.
"Penetapan harga ini mulai efektif berlaku sejak 1 Agustus 2024 sesuai dengan yang tertera pada Surat Direktur Jenderal EBTKE Nomor T-2758/EK.05/DJE.B/2024 yang ditandatangani pada tanggal 24 Juli 2024," ujarnya di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Adapun perhitungan besaran harga HIP BBN Bioetanol tersebut menggunakan formula yang telah ditetapkan, yakni (Harga tetes tebu KPB Rata-rata 3 bulan x 4,125 kg/L) + 0,25 USD/L. Sehingga HIP BBN Bioetanol Bulan Agustus 2024 didapatkan besaran harga senilai Rp 15.010 per liter.
"Harga tetes tebu KPB Rata-rata 15 Februari-14 Juli 2024 sebesar Rp 2.647 per kg, dengan konversi nilai kurs yang menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia dengan periode 15 Juni-14 Juli 2024 sebesar Rp 16.359," terangnya.
Harga Biodiesel
Di sisi lain, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM juga menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) Biodiesel untuk Agustus 2024 sebesar Rp 12.382 per liter.
Agus menuturkan, HIP BBN Biodiesel tersebut berlaku efektif mulai 1 Agustus 2024, sesuai dengan surat Direktur Jenderal EBTKE nomor T-2832/EK.05/DJE.B/2024 Tanggal 28 Juli 2024.
"HIP BBN Biodiesel Bulan Agustus 2024 mengalami peningkatan sebanyak Rp221 per liter, apabila dibandingkan dengan Bulan Juli lalu yang berada di angka Rp12.161 per liter," kata Agus.
Besaran HIP BBN jenis Biodiesel dihitung berdasarkan ketentuan Diktum Kesatu Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel yang Dicampurkan ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar.
Advertisement
Perhitungan Harga
Agus menjelaskan, besaran konversi Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel adalah sebesar USD 85 per MT, dengan cara perhitungan HIP BBN biodiesel menggunakan formula HIP = (Harga CPO KPB Rata-rata + 85 USD/ton) x 870 kg/m3 + Ongkos Angkut.
"Besaran ongkos angkut mengacu pada besaran maksimal ongkos angkut BBN jenis biodiesel yang dicampurkan ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024," tuturnya.
Adapun konversi nilai kurs, imbuh Agus, menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 25 Juni hingga 24 Juli 2024 sebesar Rp 16.286.