Liputan6.com, Bangkok - Sebuah perusahaan di Thailand telah menawarkan manfaat yang tidak biasa bagi karyawannya, yaitu cuti Tinder.
Perusahaan pemasaran Whiteline Group mengumumkan bahwa selama Agustus hingga Desember, para pegawai akan diberikan waktu libur yang dibayar untuk menjalin hubungan romantis di aplikasi kencan tersebut.
Advertisement
"Karyawan kami dapat menggunakan cuti Tinder untuk berkencan dengan seseorang," kata perusahaan tersebut dalam unggahan di LinkedIn-nya, seperti dilansir Straits Times, Senin (9/9/2024).
Tidak disebutkan jumlah hari yang dialokasikan untuk cuti tersebut.
Perusahaan tersebut juga menanggung biaya langganan Tinder premium, Gold dan Platinum, untuk semua karyawannya. Dengan begitu, mereka dapat melihat siapa yang menyukai mereka hingga menyocokkan diri dengan orang-orang dari seluruh dunia.
Inisiatif yang tidak biasa tersebut diberlakukan untuk meningkatkan kesejahteraan di antara para karyawan.
Perusahaan tersebut meyakini bahwa jatuh cinta meningkatkan kebahagiaan dan ini akan berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
"Inisiatif tersebut dimulai setelah manajemen perusahaan mendengar seorang pekerja mengatakan bahwa dia terlalu sibuk untuk berkencan," lapor New York Post.
Cuti Tinder di Perusahaan Lain
Karyawan yang ingin memanfaatkan cuti Tinder mereka akan diminta untuk mengajukan pemberitahuan seminggu sebelumnya.
Perusahaan yang didirikan di Bangkok ini memiliki sekitar 200 karyawan, menurut situs webnya.
Whiteline Group bukan satu-satunya perusahaan yang menyediakan manfaat tersebut.
Agensi pemasaran influencer Gushcloud International juga menawarkan satu hari cuti Tinder dan mensponsori langganan Tinder Platinum untuk semua 300 karyawannya yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand.
"Kami percaya bahwa membina kehidupan sosial yang sehat itu penting, dan ini adalah cara yang bagus untuk menjaga karyawan kami dalam tujuan hubungan mereka, baik itu bertemu orang baru, mendapatkan teman baru, atau menemukan pasangan hidup," kata salah satu pendiri dan CEO grup Gushcloud, Althea Lim.
Advertisement
