Hartadinata Abadi Terbitkan Obligasi Rp 1 T, Tawarkan Bunga hingga 7,5%

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan memakai penerbitan obligasi untuk bayar sebagian surat utang dan modal kerja.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Sep 2024, 17:30 WIB
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I II Tahun 2024 senilai Rp 1 triliun. (Dok HRTA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I II Tahun 2024 senilai Rp 1 triliun. Obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri, yaitu Seri A dengan tenor tiga tahun dan Seri B dengan tenor lima tahun.

Suku bunga untuk Seri A berkisar antara 6,75% hingga 7,50% per tahun, sementara untuk Seri B berkisar antara 7% hingga 7,5% per tahun. Penawaran umum obligasi ini dijadwalkan berlangsung pada 22-24 Oktober 2024. Tanggal pelunasan seri A yaitu pada 29 Oktober 2027 dan seri B pada 29 Oktober 2024. Pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada 29 Januari 2025.

Pelunasan Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/9/2024), dana hasil penerbitan obligasi ini, sekitar Rp 480 miliar akan digunakan untuk melunasi sebagian pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2019.

Sisanya akan dialokasikan untuk modal kerja, termasuk pembelian bahan baku emas dan perluasan toko emas ritel di beberapa kota. Penjamin emisi obligasi meliputi PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bertindak sebagai wali amanat, dengan Credit Guarantee & Investment Facility sebagai lembaga penjamin yang merupakan dana perwalian dari Asian Development Bank.

Jadwal:

  • Masa Penawaran Awal: 9-24 September 2024
  • Perkiraan Tanggal Efektif: 21 Oktober 2024
  • Perkiraan Masa Penawaran Umum: 22-24 Oktober 2024
  • Perkiraan Tanggal Penjatahan: 25 Oktober 2024
  • Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan: 29 Oktober 2024
  • Perkiraan Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik: 29 Oktober 2024
  • Perkiraan Tanggal Pencatatan Efek pada PT Bursa Efek Indonesia: 30 Oktober 2024

Incar Pasar Ekspor, Hartadinata Abadi Targetkan Pendapatan Naik 48% pada 2024

PT Hartadinata Abadi (Sumber: www.hartadinataabadi.co.id)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memasang target yang cukup ambisius tahun ini. Di tengah ketidakpastian global , perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan 48 persen untuk tahun buku 2024. Bersamaan dengan itu, laba bersih pada tahun ini ditargetkan naik hingga 39,34 persen.

"Target 2024 dari revenue kita coba naik sekitar 48 persen yoy menjadi Rp 18,9 triliun. Net profit kita harap bisa meningkat 39,34 persen yoy menjadi sekitar Rp 425 miliar," kata Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, Sandra Sunanto dalam paparan publik perseroan, Rabu (24/4/2024).

Sebelumnya, HRTA berencana memperluas jejak ritelnya tahun ini. Perseroan mematok target ekspansi dari 83 gerai pada 2023 menjadi minimal 100 gerai di akhir tahun 2024, atau penambahan sekitar 20 gerai baru. Belanja modal yang disiapkan untuk penambahan gerai baru itu sekitar Rp 600 miliar. Asumsinya, dibutuhkan belanja modal sekitar Rp 3 miliar untuk pembukaan masing-masing gerai.

HRTA juga mengungkapkan strategi bisnis ke depannya, termasuk strategi untuk menurunkan cost of fund dengan melakukan refinancing obligasi sebelumnya dengan tingkat bunga lebih rendah. Selain itu HRTA juga berencana memperluas mitra ekspor, mengembangkan pembiayaan ekuitas, dan bekerjasama dengan penambang lokal.

HRTA berencana untuk melakukan pengembangan pasar ekspor ke beberapa negara di luar India dan UAE seperti Singapura, Vietnam, Amerika Serikat dan Eropa.

"Rencana ekspor tahun ini kita tingkatkan 20 persen dari tahun 2023," kata Sandra.

Saat ini, HRTA gencar menginisiasi kemitraan dengan penambang lokal di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan permintaan perhiasan di domestik maupun ekspor. Dalam jangka panjang, perseroan akan terus melakukan product balancing antara produk emas batangan dengan perhiasan, serta meningkatkan kontribusi ritel dan pasar dalam negeri.

 

 


Perusahaan Emas Hartadinata Abadi Tebar Dividen, Ini Besarannya

PT Hartadinata Abadi Tbk memperpanjang kontrak kerjasama ekspor dengan LP Commodities Private Limited (LPCPL) India dari periode 16 Oktober 2023 hingga 31 Desember 2023. (Dok HRTA)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu 24 April 2024. Pada rapat tersebut, pemegang saham perseroan menyetujui pembagian dividen Rp 15 per saham.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk, Ong Deny mengatakan perseroan secara konsisten membagikan dividen dengan dividend payout ratio (DPR) di atas 20 persen tiap tahun.

"Kami konsisten bagikan dividen dengan dividend payout ratio di atas 20 persen. Di mana di 2024 ini kami bagikan dividen Rp 15 per saham," kata Ong Deny dalam paparan publik perseroan, Rabu (24/4/2024).

Perseroan melakukan pembagian dividen yang konsisten setiap tahunnya dengan imbal hasil dividen (dividend yield) sebesar 3 persen hingga 5 persen. Melansir data RTI, jumlah saham beredar 4,6 miliar. Sehingga total dividen yang dibagikan totalnya mencapai Rp 69,08 miliar atau setara 22,6 persen dari laba tahun buku 2023.

Sepanjang 2023, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 305,8 miliar. Laba ini naik 20,62 persen dari laba tahun buku 2022 yang sebesar Rp 253,52 miliar. Laba per saham dasar naik menjadi Rp 66,40 dari Rp 55,05 pada 2022.

 


Bisnis Terintegrasi

PT Hartadinata Abadi Tbk memperpanjang kontrak kerjasama ekspor dengan LP Commodities Private Limited (LPCPL) India dari periode 16 Oktober 2023 hingga 31 Desember 2023. (Dok HRTA)

Raihan laba itu sejalan dengan penjualan yang mencapai Rp 12,86 triliun pada 2023. Penjualan itu naik sekitar dua kali lipat atau 85,84 persen dari penjualan tahun buku 2022 yang sebesar Rp 6,92 triliun.

Dari sisi volume produksi pada 2023 meningkat sebesar 25,75 persen YoY menjadi 16,47 ton perhiasan dan emas batangan, mendorong tingkat utilisasi mencapai 42,24 persen pada 2023 dengan tambahan kapasitas 9 ton dari fasilitas pengecoran kilang yang baru beroperasi.

HRTA memiliki bisnis yang terintegrasi, mulai dari 4 pabrik (manufaktur), pabrik pemurnian logam berharga (refinery), penjualan grosir (wholesaler), penjualan eceran (retail) serta kanal e- commerce serta aplikasi emaskita.id dan jaringan gadai emas. Model bisnis terintegrasi ini memberikan keunggulan dengan tersedianya pasar yang terjamin. Kini, HRTA telah menjalin hubungan dengan lebih dari 900 toko emas di seluruh Indonesia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya