Liputan6.com, Yogyakarta - Pasca kegagalan mencalonkan diri sebagai calon Gubernur di Pilkada Serentak 2024 Jakarta, Anies Baswedan memutuskan berkeliling kampus menyapa mahasiswa. Baginya, masa depan demokrasi Indonesia ada di tangan dan merekalah yang mengawal.
Pada Senin (9/9/2024), Anies hadir di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai pembicara dalam dialog ‘Demokrasi Dalam Genggaman, Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital’.
“Terima kasih atas undangannya sehingga saya bisa pulang kembali ke almamater kebanggaan. Ini merupakan dialog tentang peran generasi muda memanfaatkan era digital dalam mengawal demokrasi,” katanya.
Baca Juga
Advertisement
Undangan berdialog dengan mahasiswa di banyak kampus bagi Anies sangat penting, karena di genggaman tangan-tangan anak muda dan melalui alat komunikasi sebagai alat perjuangannya, masa depan demokrasi Indonesia ditentukan.
“Lewat dunia digital, kalian telah menunjukkan peran nyata menjaga konstitusi, memperkuat demokrasi dan mengamankan cita-cita reformasi,” katanya.
Dipaparkannya ada delapan kekuatan yang dimiliki anak muda melawan kebohongan dan mengawal demokrasi di era dimana kebebasan bisa dibuat siapa dan tentang apa saja.
‘Pertama, mereka memiliki jangkauan yang sangat luas. Kedua mereka memiliki kegeraman atas praktek-praktek menyimpang di mana-mana, yang berada dekat mereka. Itu tidak bisa diterima. Ketiga, mereka memiliki daya melipatgandakan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,” jelasnya.
Kekuatan keempat, mereka tidak peduli pada posisi atau jabatan, karena mereka bisa muncul dengan ide-ide baru yang menarik dan bisa mempengaruhi orang lain. Kelima, mereka memiliki kekuatan memperbesar aktivisme di dunia nyata dengan dunia maya.
Keenam, mereka mendapatkan kemudahan membangun jejaring luas. Meskipun tidak saling kenal, kesamaan pandangan menyatukan mereka.
Hadirkan Optimisme
Ketujuh, daya ekspresi yang sangat kreatif sehingga ide-ide perlawanan bisa bergulir dan diterima sebagai sesuatu yang baru dan menarik. Terakhir, apa yang dilakukan dengan memanfaatkan dunia sosial memiliki daya jangkau global.
“Kekuatan dan daya tarik ini yang menjadi alasan saya menjalankan aktivitas baru berkeliling kampus. Saya bisa berdiskusi, bertukar pikiran, dan saling belajar. Karena pertanyaan-pertanyaan yang diberikan membutuhkan waktu berpikir sebelum menjawab,” jelasnya.
Bagi Anies berdekatan dengan anak-anak muda yang peduli dengan situasi demokrasi menghadirkan optimisme dan rasa syukur, ternyata masih banyak yang peduli akan masa depan Indonesia.
Advertisement