Liputan6.com, Cilacap - Salah satu ulama masyhur dalam sejarah peradaban Islam ialah Imam Syafi’i. Beliau merupakan pendiri salah satu mazhab besar dalam bidang yurisprudensi Islam (Fiqih).
Pengikutnya banyak tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia di mana masyarakat muslimnya mayoritas menganut mazhab Syafi’i.
Dari berabagai disiplin keilmuan, terutama fiqih, beliau tak diragukan lagi. Oleh sebab kedalaman ilmunya, beliau mendapatkan julukan agung yakni sebagai mujtahid mutlak.
Beliau lahir di Gaza, Palestina pada 150 H/767 M dan wafat di wilayah Fusthat, Mesir pada tahun 204 H/819 M dan dimakamkan disana.
Kehebatan Imam Syafi’i dari sisi kecerdasan dan kedalaman intelektualnya telah banyak literatur yang mengulasnya. Pun demikian halnya dengan karya-karyanya yang monumental dan banyak dipelajari di banyak pesantren.
Baca Juga
Advertisement
Namun, membicarakan beliau yang juga merupakan serang waliyullah yang memiliki banyak karomah, sepanjang pengetahuan penulis belum banyak literatur yang mengulasnya.
Berikut ulasan tentang karomah-karomah Imam Syafi’i yang sangat menakjubkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Hafal al-Muwattha
Menukil laman pecihitam.org, Imam Syafi’i adalah sosok waliyullah yang memiliki banyak karomah. Di antara karomah imam syafi’i adalah sebagai berikut:
- Hafal 30 Juz Al-Quran Pada Umur 7 tahun
- Hafal Kitab Hadits Muwattha’ Karya Imam Malik hanya dalam 9 hari
- Keluar wewangian yang sangat harum dari makamnya
Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Jami’ul Karamat karya Syeikh Yusuf An-Nabhani: “Imam Syafi’i wafat di Mesir pada tahun 204 H. Setelah beberapa zaman lamanya, makam beliau hendak dipindahkan ke Baghdad”.
“Namun ketika hendak memindahkannya, tiba-tiba keluar bau harum dari makam yang tercium oleh para hadirin hingga membuat mereka terlena. Kemudian mereka pun memutuskan tuk membatalkan niat tersebut.”
Advertisement
Mengetahui Sesuatu yang Bakal Terjadi
Menjelang meninggalnya Imam Syafi’i rahimahullah, beliau didatangi oleh empat orang muridnya yang paling menonjol. Mereka adalah Imam Buwaithi, Imam Muzani, Ibnu Abu Al-Hakam, dan Imam Rabi’.
Imam Syafi’i melihat mereka satu persatu dengan cukup lama dan berkata:
“Engkau wahai Abu Ya’qub (Imam Buwaithi), kau akan meninggal dalam belenggu besi (penjara). Dan kau Muzani, nanti akan ada suatu peristiwa besar yang terjadi di Mesir dan kau kan menjadi orang terpandai dikala itu”
“Sedangkan dirimu wahai Muhammad (Abu Al-Hakam), kau akan kembali berpaling ke madzhab ayahmu. kemudian engkau wahai Rabi’, dirimu akan menjadi murid yang paling bermanfaat bagiku dalam menyebarkan kitab.”
Ar-Rabi’ berkata: “Demikianlah Kenyataan yang terjadi, yakni sebagaimana yang beliau katakan;” (Manaqib Asy-Syafi’i juz 2 hlm 136).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul