Cuaca Hari Ini Selasa 10 September 2024: Langit Pagi Jabodetabek Berawan Tebal

Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini, Selasa (10/9/2024) diprediksi seluruhnya berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Sep 2024, 20:43 WIB
Ultraviolet akan terasa mulai panas pukul 10.00 WIB atau 11.00 WIB. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini, Selasa (10/9/2024) diprediksi seluruhnya berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini.

Untuk cuaca Jakarta siang nanti sebagiannya diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bakal berawan, cerah berawan, dan berawan tebal.

Cuaca Jakarta diprakirakan malam hari nanti berawan dan berawan tebal, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur hujan ringan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprediksi langit siangnya cerah berawan, dan malam nanti hujan ringan.

Lalu di Depok, Jawa Barat cuaca siang nanti berawan, dan malamnya hujan dengan intensitas ringan. Kemudian di Kota Bogor, Jawa Barat diprediksi sepanjang hari ini berawan tebal.

Sementara itu, di Kota Tangerang, Banten juga diprakirakan bakal berawan tebal seharian ini.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan Tebal  Berawan  Berawan Tebal
 Jakarta Pusat   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Jakarta Timur   Berawan Tebal  Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Utara   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Bekasi   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Depok   Berawan Tebal  Berawan  Hujan Ringan
 Kota Bogor   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Tangerang  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal

Tingkatkan Keamanan dan Kesejahteraan, BMKG Ajak Nelayan Manfaatkan Teknologi

Ratusan perahu nelayan tampak bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa, (13/01). Kebijakan pemerintah mengenai pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar membuat ribuan nelayan tidak melaut. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Sebelumnya, Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak nelayan Indonesia bertransformasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan.

Dwikorita mengatakan, BMKG sendiri memiliki sistem informasi bernama Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) dan aplikasi InfoBMKG sebagai acuan dalam melaut dan menangkap ikan.

Sebagai informasi, Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) adalah sistem informasi cuaca maritim interaktif dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan dan pengguna transportasi laut.

Menurut Dwikorita, cuaca ekstrem yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menjadikan kondisi cuaca gampang berubah dan sulit ditebak dengan hanya mengandalkan tanda-tanda alam.

"Kondisi cuaca sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dari para nelayan, apalagi kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan keselamatan nelayan yang tengah melaut," ungkap Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang cuaca Nelayan (SLCN) di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Kamis, 29 Agustus 2024, dikutip Liputan6.com dari laman resminya www.bmkg.go.id.


Pentingnya Manfaatkan Aplikasi Cuaca

Nelayan sedang menggunakan aplikasi BRImo. (Foto: Istimewa)

Dwikorita menilai, pemanfaatan aplikasi cuaca merupakan bagian dari perwujudan 'Early Warning, Early Action' guna semakin meminimalisir risiko kecelakaan laut yang dialami nelayan akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

"Konsep 'Early Warning, Early Action' memiliki arti peringatan dini dengan lebih dini bertindak dalam mitigasi terkait bencana akibat cuaca, iklim dan kondisi air yang kini cenderung ekstrem," papar dia.

Dwikorita mengatakan, kondisi cuaca bagi nelayan tangkap maupun budidaya sangat penting untuk mendukung kegiatan nelayan agar dapat melaut dengan aman dan tenang.

Melalui aplikasi yang didesign untuk mengetahui berbagai informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika tersebut, nelayan dapat memutuskan apakah akan melaut atau tidak. Termasuk, lanjut Dwikorita, mempersiapkan kebutuhan apa saja ketika melaut untuk mengantisipasi perubahan cuaca.

"Informasi yang dihadirkan cukup lengkap. Mulai dari prakiraan cuaca tiga harian, tujuh harian termasuk perkiraan angin, arah kecepatannya, perkiraan arus, gelombang tinggi atau tidaknya, kondisi aktual hujan atau tidak," ujar Dwikorita.

"Selain itu, di INA-WIS, memungkinkan untuk mengetahui informasi maritim selama sepuluh hari ke depan dan daerah tangkapan ikan," kata Dwikorita.


Upaya BMKG Tingkatkan Keselamatan dan Kesejahteraan Nelayan

KKP mengamankan 3 orang nelayan di perairan Pulau Bakakang, Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah lantaran menangkap ikan menggunakan bahan peledak. (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, menegaskan bahwa SLCN adalah upaya BMKG untuk meningkatkan pemahaman tentang informasi cuaca guna meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan.

Aplikasi besutan BMKG, lanjut dia, merupakan presentasi produk analitik pemodelan dan peramalan yang dilakukan dengan menggunakan AI, data besar, diverifikasi oleh data radar.

Sehingga, kata Guswanto, info yang dikeluarkan cukup akurat dan dapat membantu nelayan untuk memutuskan di mana dan kapan mereka harus pergi ke laut untuk menangkap ikan dengan memahami informasi yang disediakan di aplikasi seluler.

"SLCN ini merupakan suatu bentuk kegiatan penyampaian informasi meteorologi maritim dari BMKG di daerah kepada nelayan perikanan tangkap dan budidaya melalui stakeholder terkait, penyuluh perikanan dan ketua kelompok nelayan yang membutuhkan informasi cuaca maritim untuk perikanan dan kelautan," paparnya.

Senada, Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo, mengatakan lewat SLCN yang digelar rutin BMKG, pengetahuan dan pemahaman para nelayan dan penyuluh perikanan terkait informasi iklim dan pemanfaatannya dapat semakin meningkat, sehingga bisa mendukung kegiatan pemerintah dalam hal ketahanan pangan serta visi Indonesia Emas 2045 dalam pembangunan di bidang maritim/kelautan.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya