Apa Itu Cryoablation? Teknik Perawatan Aritmia Jantung Terbaru yang Gunakan Suhu Sangat Rendah

Cryoablation adalah teknik perawatan terbaru yang menggunakan suhu sangat rendah untuk membekukan jaringan jantung yang menyebabkan gangguan ritme.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Sep 2024, 09:30 WIB
Cryoablation, Teknik Perawatan Aritmia Jantung Terbaru yang Gunakan Suhu Sangat Rendah. (Image by Freepik).

Liputan6.com, Jakarta Gangguan ritme jantung atau dikenal pula sebagai aritmia jantung adalah kondisi medis yang signifikan dengan potensi dampak serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup pengidapnya.

Gangguan ini mencakup berbagai ritme detak jantung yang tidak normal, dari detak yang terlalu cepat (takikardia) hingga terlalu lambat (bradikardia). Kondisi ini dapat mengganggu fungsi jantung dalam memompa darah secara efisien.

Kabar baiknya, kemajuan teknologi medis membuat berbagai metode diagnostik dan perawatan kini tersedia untuk mengelola aritmia dengan lebih baik.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam TB Simatupang, Profesor Yoga Yuniadi, perawatan aritmia jantung telah mengalami kemajuan pesat berkat berbagai metode inovatif yang tersedia saat ini. Pilihannya adalah antara ablasi konvensional dan cryoablation.

Cryoablation adalah teknik perawatan terbaru yang menggunakan suhu sangat rendah untuk membekukan jaringan jantung yang menyebabkan gangguan ritme. Prosedur ini dimulai dengan pemberian anestesi lokal dan sedasi ringan untuk memastikan kenyamanan pasien,” kata Yoga dalam keterangan pers, Selasa (10/9/2024).

Dia menambahkan, kateter dimasukkan melalui pembuluh darah dan dipandu ke jantung menggunakan teknologi pencitraan canggih. Energi dingin diterapkan melalui kateter untuk membekukan area target, sehingga menghentikan sinyal abnormal yang menyebabkan aritmia.


Apa Keunggulan Cryoablation?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam TB Simatupang, Prof. Yoga Yuniadi soal perawatan aritmia jantung. Foto: Siloam Hospitals.

Cryoablation memiliki keunggulan signifikan sebagai teknik minimal invasif dibandingkan dengan ablasi konvensional. Pasalnya, teknik ini mengurangi risiko kerusakan pada jaringan sehat dan memiliki profil risiko komplikasi yang lebih rendah.

“Prosedur ini umumnya efektif dan memiliki waktu pemulihan yang lebih singkat, tetapi tidak semua pasien cocok untuk cryoablation. Metode ini sering digunakan untuk fibrilasi atrium (gangguan irama jantung) dan takikardia supraventrikular (detak jantung lebih cepat). Pemilihan prosedur harus didasarkan pada penilaian medis yang cermat,” jelas Yoga.

Seperti tindakan lain, cryoablation juga memiliki risiko tersendiri. Kendala utama dari cryoablation termasuk risiko komplikasi seperti pendarahan dan kerusakan jaringan serta efektivitas yang mungkin bervariasi dan memerlukan terapi tambahan.


Perawatan Lain untuk Aritmia Jantung

Sebelum menyarankan cryoablation, dokter akan memeriksa tingkat keparahan aritmia jantung dan menyarankan beberapa tindakan lain. Pasalnya, perawatan untuk aritmia jantung dapat melibatkan berbagai pendekatan, tergantung pada jenis dan keparahan aritmia.

Salah satunya adalah penggunaan obat-obatan. Misalnya, obat aritmia Amiodarone yang dapat digunakan untuk mengontrol atau mengembalikan ritme jantung kembali normal.

“Antikoagulan mungkin diperlukan untuk pasien dengan fibrilasi atrium guna mencegah pembentukan gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.”

Obat-obatan seperti Beta-Blocker dan Calcium Channel Blockers juga sering digunakan untuk mengatur detak jantung dan mengurangi gejala.


Terapi Elektrofisik hingga Bedah

Ada pula perawatan lain untuk aritmia jantung yang disebut terapi elektrofisik seperti kardioversi. Tindakan ini menggunakan kejutan listrik untuk mengembalikan ritme jantung yang normal.

Sedangkan ablasi kateter, yang melibatkan penggunaan energi radiofrekuensi atau cryoablation, dapat menghilangkan area jaringan jantung yang menyebabkan aritmia.

Dalam kasus yang lebih kompleks, pemasangan pacemaker atau Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) mungkin diperlukan untuk mengatur detak jantung dan mencegah aritmia berbahaya. Prosedur bedah seperti maze procedure mungkin diperlukan untuk mengatasi fibrilasi atrium dengan membuat jalur listrik yang terkoordinasi di jantung.


Bagaimana Jika Aritmia Jantung Tidak Ditangani?

Aritmia jantung atau gangguan ritme jantung dapat memiliki berbagai komplikasi serius jika tidak diatasi dengan tepat.

Salah satu risiko utama dari aritmia yang tidak dikelola adalah stroke. Ini terjadi ketika pembekuan darah terbentuk di jantung kemudian terlepas, mengalir melalui aliran darah dan menyumbat arteri di otak.

Kondisi ini sering disebabkan oleh fibrilasi atrium, jenis aritmia yang paling umum, di mana jantung bergetar dengan tidak teratur dan tidak efektif. Pembekuan darah dapat terbentuk di atrium, khususnya di area yang disebut atrial appendage (kuping jantung) dan jika terlepas, dapat mengarah pada stroke yang bisa mengakibatkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

Selain stroke, aritmia juga dapat menyebabkan gagal jantung. Pada aritmia yang kronis atau berat, seperti fibrilasi atrium atau takikardia ventrikular, jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien. Kondisi ini mengganggu kemampuan jantung untuk mempertahankan aliran darah yang cukup ke seluruh tubuh, menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki.

Gagal jantung yang disebabkan oleh aritmia dapat memperburuk kualitas hidup dan memerlukan pengobatan intensif untuk mengelola gejala dan mencegah progresi penyakit.

Kemungkinan komplikasi lain dari aritmia yang serius adalah kematian mendadak. Aritmia berbahaya seperti takikardia ventrikular atau fibrilasi ventrikular dapat menyebabkan jantung berhenti memompa darah. Takikardia ventrikular adalah kondisi di mana ventrikel jantung berdetak sangat cepat, sementara fibrilasi ventrikular melibatkan getaran ventrikel yang tidak teratur, mengakibatkan kehilangan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan kematian mendadak jika tidak ditangani dengan segera.

Infografis jantung kemkes

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya