Liputan6.com, Jakarta - Kisah mengharukan siswa SMA 1 Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah yang memiliki kepedulian terhadap temannya menyentuh hati publik. Para siswa SMA kelas X di sekolah tersebut mengumpulkan uang iuran untuk membeli sepeda bagi salah satu teman mereka bernama Romsi.
"Sepeda untuk Romsi. Anak-anak kelas X-10 bahu membahu membelikan sepeda untuk temannya yang ke sekolah jalan kaki. Kalian keren. Bu Guru banyak belajar dari kalian,” ungkap seorang guru melalui akun TikTok pribadinya @srihayati999 yang diunggah pada Senin, 9 September 2024.
Advertisement
Tampak dalam video, seorang murid yang sedang berbicara dengan Romsi didampingi teman-teman lainnya. "Kita peduli sama kamu Rom," ungkap murid lak-laki tersebut.
Romsi mengatakan, ia sering nebeng orang yang dikenalnya maupun berjalan kaki, karena itu ia sering datang telat ke sekolah. Saat penyerahan sepeda, terdengar suara riuh teman-teman sekelasnya menyoraki Romsi yang tampak kaget dan grogi.
Mereka meminta Romsi mencoba sepeda yang dibelikan dari hasil patungan tersebut. Ia kemudian mengayuh sepeda tersebut di lapangan sekolah. "Se-keren itu anak-anak Gen Z," tulis guru mereka di konten.
Di video lanjutan, guru itu mengungkap ekspresi Romsi saat menerima kebaikan teman-temannya. Ia terlihat menitikkan air mata, serta tak bisa banyak berkata-kata. "Terima kasih kepada semuanya, kelas X 10," kata Romli yang tampak tak percaya dengan kepedulian teman sekelasnya.
Sebelumnya Berkonsultasi dengan Wali Kelas
Setelah diulik kembali, iuran sekelas untuk membelikan sepeda Romsi telah dikonsultasikan pada wali kelas mereka. Hal itu juga mendapat dukungan guru mereka.
Para murid yang tergabung dalam grup Whatsapp tersebut juga menanyakan soal harga sepeda yang akan mereka beli. Lalu, wali kelas mereka hanya mengarahkan.
Konten yang ditonton oleh lebih dari dua juta kali oleh pengguna TikTok itu mendapat beragam reaksi warganet. "Ini si keren.....no bully..support temen....mudah2han makin banyak jiwa anak2 seperti kalian2 ini," tulis warganet.
"Ini si keren.....no bully..support temen....mudah2han makin banyak jiwa anak2 seperti kalian2 ini," sambung warganet. "Suka bgt sama circle pertemanannya, selalu jadi orang baik yaa semoga romi gak telat lagi," tulis yang lain.
"Keren bgt, anak anak seusia ini bisa membuat lingkungan sehat, menciptakan energi positif, dan pasti vibe nya positif," tambah yang lain. "Keren bgt, anak anak seusia ini bisa membuat lingkungan sehat, menciptakan energi positif, dan pasti vibe nya positif," timpal warganet.
Advertisement
Buat Salinan Buku Braile untuk Teman Tuna Netra di Kelas
Kisah haru lainnya dialami RJ Sampson yang menyayangkan dirinya yang tidak pernah bisa membaca atau menikmati buku tahunan karena ia penyandang tunanetra. Seperti dikisahkan dari Littlethings, pada hari terakhir tahun pertama, RJ mengajukan satu pertanyaan sederhana pada guru ruang belajarnya saat ia berjalan keluar pintu.
Sebuah pertanyaan hinggap di kepalanya, "Kapan Anda akan membuatkan saya buku tahunan braille?"
Mengutip kanal Disabilitas Liputan6.com, 28 April 2024, gurunya, Leslie Thompson, berpendapat bahwa itu merupakan ide yang bagus, tapi ia tidak berpikir sekolah memiliki sumber daya untuk mewujudkannya. Menurutnya, buku tahunan biasa saja merupakaan proyek besar, apalagi mengubahnya jadi versi braille.
Beberapa tahun berlalu, dan teman-teman sekelas RJ masih belum mampu mewujudkannya. Sampai pada 2019, RJ jadi senior di Conifer High School di Colorado, semua orang mulai kompak.
Leslie, tim visi, dan komite buku tahunan menghabiskan lebih dari 1.500 jam tanpa lelah untuk buku tahunan khusus RJ — dan ini mereka rahasiakan dari RJ.
Habiskan Waktu 1.500 Jam untuk Membuatnya
Dilansir dari video YouTube CBS Colorado, pemimpin redaksi komite buku tahunan berdiri di depan seluruh siswa dan membuat pengumuman bahwa tema untuk buku tahunan Conifer High School tahun ini, yaitu "More Than Meets The Eye."
Siswa dari sekolah itu berhasil membuat salinan braille dari buku tahunan untuk teman sekelas yang tunanetra. Leslie, tim visi, dan komite buku tahunan menghabiskan lebih dari 1.500 jam tanpa lelah untuk buku tahunan khusus RJ — dan ini mereka rahasiakan dari RJ.a.
Pemimpin redaksi buku tahunan Laurel Ainsworth mempresentasikan buku itu padanya saat pertemuan "pelepasan senior (senior send-off)" akhir tahun kala seluruh sekolah berkumpul untuk menonton presentasi.
Berdasarkan laporan 9News, Ainsworth mengatakan, "Saya gugup. Saya tidak sedang sakit perut atau apapun, apalagi semuanya sudah tergambar di benak saya. Saat itu, saya hanya berharap kami berhasil mewujudkan impiannya sehingga ia (RJ) dapat mengenangnya ketika menginjak 20 tahun dan kami melakukannya dengan adil.”
Advertisement