Mengenal Takikardia dan Bradikardia dalam Gangguan Irama Jantung, Dokter: Bisa Picu Kematian Mendadak

Detak jantung lebih cepat dari biasanya disebut takikardia dan jika lebih lambat dari biasanya disebut bradikardia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Sep 2024, 18:00 WIB
Mengenal Takikardia dan Bradikardia dalam Gangguan Irama Jantung, Dokter: Bisa Picu Kematian Mendadak. Foto: Lifestylememory/Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Aritmia jantung adalah kondisi saat detak jantung tidak mengikuti ritme normalnya. Ini termasuk detak jantung lebih cepat dari biasanya (takikardia) atau lebih lambat (bradikardia).

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam TB Simatupang, Profesor Yoga Yuniadi, takikardia terjadi ketika detak jantung melebihi 100 detak per menit. Dan dapat menyebabkan gejala seperti palpitasi (jantung berdebar), sesak napas, dan nyeri dada.

Takikardia dapat dibagi lebih lanjut menjadi berbagai jenis, seperti takikardia supraventrikular yang melibatkan gangguan di atas ventrikel (bilik jantung merupakan dua ruang yang lebih besar yang terletak di bagian bawah jantung) dan takikardia ventrikular yang berasal dari ventrikel,” kata Yoga dalam keterangan pers, Selasa (10/9/2024).

Sebaliknya, bradikardia adalah kondisi saat detak jantung lebih rendah dari 60 detak per menit dan dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, dan bahkan pingsan.

Aritmia ini dapat mengganggu aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, dan kematian mendadak akibat jantung.

Yoga menambahkan, ada beberapa faktor yang dapat memicu aritmia jantung seperti penyakit jantung koroner.

“Berbagai faktor dapat memicu aritmia jantung. Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyebab utamanya, yang terjadi ketika penyempitan atau kerusakan pada pembuluh darah jantung mengganggu aliran darah dan aktivitas listrik jantung,” jelas Yoga.


Faktor Lain yang Bisa Picu Aritmia Jantung

Kelainan struktural jantung seperti penyakit katup atau kardiomiopati juga dapat memicu aritmia dengan mengubah bentuk atau fungsi jantung.

Gangguan elektrolit, seperti ketidakseimbangan kalium, natrium, atau kalsium, memainkan peran penting dalam mempengaruhi aktivitas listrik jantung.

Kondisi medis lain, termasuk hipertensi dan diabetes, dapat memperburuk risiko aritmia. Penggunaan obat-obatan tertentu dan konsumsi alkohol atau kafein yang berlebihan juga dapat memicu gangguan ritme jantung.

“Selain faktor lingkungan, genetika juga memiliki peran, individu dengan riwayat keluarga yang mengalami aritmia atau kelainan jantung tertentu berpotensi terkena aritmia lebih tinggi,” papar Yoga.


Mencegah Aritmia Jantung

Meskipun tidak semua kasus aritmia dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya.

“Mengadopsi gaya hidup sehat adalah langkah utama, antara lain dengan menjalani diet yang seimbang seperti banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran yang kaya serat makanan atau minuman rendah lemak, dan melakukan olahraga secara teratur,” ujar Yoga.

Selain itu, menghindari alkohol dan kafein juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko pemicu aritmia. Selain itu, untuk mengelola faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi, pengobatan yang tepat dan pemeriksaan kesehatan secara rutin juga sangat penting untuk dilakukan.

“Mengelola stres dan menjaga berat badan ideal juga berperan penting pada faktor kesehatan jantung. Pemeriksaan kesehatan jantung secara berkala, seperti elektrokardiogram (EKG) dan tes pemantauan ritme, dapat membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini dan memungkinkan intervensi lebih awal,” jelasnya.


7 Tips Cegah Aritmia Jantung

Guna menurunkan risiko terkena aritmia jantung, Yoga memberikan tujuh tips, yakni:

  1. Diet seimbang dengan banyak buah, sayuran, dan biji-bijian.
  2. Olahraga teratur seperti jalan kaki, berlari, atau bersepeda untuk membantu menjaga kesehatan jantung dan regulasi ritme.
  3. Menghindari alkohol dan kafein dalam jumlah berlebihan serta berhenti merokok adalah langkah penting dalam pencegahan aritmia.
  4. Mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
  5. Menjaga berat badan ideal.
  6. Menjalani pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini dan mengambil tindakan preventif yang diperlukan.
  7. Menjaga kualitas tidur dan memastikan pola tidur yang teratur juga berperan penting dalam mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.
Infografis jantung kemkes

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya