Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal Bukan Gara-gara Avtur

Besaran pengaruh harga avtur terhadap tiket pesawat bekisar 20 sampai 30 persen. Meskipun, nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga avtur dunia.

oleh Tim Bisnis diperbarui 10 Sep 2024, 15:31 WIB
Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Banyak faktor yang menjadi penyebab mahalnya harga tiket pesawat untuk rute domestik. Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan lonjakan harga tiket pesawat bukan hanya disebabkan oleh tingginya harga avtur di dalam negeri.

"Terkait mahalnya harga tiket pesawat rute domestik ini memang bukan hanya disebabkan oleh komponen avtur saja," kata Komaidi dalam acara Media Briefing Pertamina di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Dia mencatat, besaran pengaruh harga avtur terhadap tiket pesawat bekisar 20 sampai 30 persen. Meskipun, nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga avtur dunia.

"Komponen avtur di dalam harga tiket itu antara 20 sampai 30 persen, artinya ada 70 persen sampai 80 persen itu di luar itu (avtur)," ungkapnya.

Dia mencontohkan, sejumlah hal yang mempengaruhi mahalnya harga tiket antara lain tingginya suku cadang hingga pengenaan pajak oleh pemerintah pusat. Bahkan, maskapai juga dikenakan pajak oleh pemda setempat tujuan rute penerbangan.

"Di luar avtur itu ada biaya gaji pegawai yang cukup besar, dan pajak-pajak lain, termasuk pajak di daerah. Misalnya kita landing di Sidoarjo, di Bandara Djuanda itu ada pajak di daerah yang include di tiket, itu kita harus lihat," ucapnya.

Oleh karena itu, pemerintah dinilai perlu untuk melakukan pembahasan bersama stakeholder terkait untuk menekan harga tiket pesawat rute domestik. Dia menilai, saat ini harga rute domestik sudah terlampau mahal hingga mengalahkan tarif rute internasional.

"Sekarang Jakarta-Papua itu, lebih mahal dari Jakarta - Melbourne, ini perlu diantisipasi," tandasnya.

Reporter: Sulaeman 

Sumber: Merdeka.com

 


Pengakuan CEO Capital A

Pesawat AirAsia rute Kuala Lumpur - Labuan Bajo mendarat di Bandara Internasional Labuan Bajo, Selasa, 3 September 2024. (dok. AirAsia)

Sebelumnya, CEO Capital A Berhad, grup layanan penerbangan dan perjalanan yang beroperasi sebagai AirAsia, Tony Fernandes mengungkapkan ada beberapa penyebab harga tiket pesawat domestik di Indonesia mahal.

Menurutnya, penyebab pertama adalah harga bahan bakar pesawat yang mahal dibandingkan negara lain di ASEAN, salah satunya Malaysia. 

Tak hanya soal biaya bahan bakar yang mahal, adanya biaya lain juga membuat biaya operasional maskapai terpengaruh, salah satunya terkait pajak sparepart ketika perbaikan.

Tony menambahkan adanya dua kali pungutan pajak yaitu PPn ketika mengisi bahan bakar dan pajak pembelian tiket, juga mendorong harga tiket pesawat domestik di Indonesia mahal.

Tony mengungkapkan dirinya akan bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk membicarakan tentang harga tiket pesawat di Indonesia yang mahal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya