Liputan6.com, Jakarta- Di era digital yang serba cepat ini, informasi menyebar dengan mudah dan cepat. Sayangnya, bersamaan dengan informasi yang bermanfaat, juga beredar hoaks dan berita bohong yang dapat merugikan banyak orang. Salah satu jenisnya yang sering ditemukan adalah hoaks pembagian hadiah.
Hoaks ini biasanya disebarluaskan melalui media sosial dan pesan berantai, menawarkan hadiah menarik seperti uang tunai, barang elektronik, atau perjalanan liburan, dengan syarat tertentu yang terkadang terkesan mudah. Namun, di balik iming-iming hadiah yang menggoda, terdapat modus operandi yang terselubung untuk menipu dan merugikan para korbannya.
Advertisement
Memahami cara kerja hoaks pembagian hadiah dan strategi menghindarinya menjadi sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga dari kerugian finansial dan emosional.
Hoaks pembagian hadiah biasanya menggunakan teknik manipulasi psikologis untuk meyakinkan calon korbannya. Simak beberapa modus operandi yang sering digunakan antara lain:
1. Menawarkan Hadiah yang Menggiurkan:
Hoaks ini biasanya menawarkan hadiah yang sangat menarik, seperti uang tunai dalam jumlah besar, mobil mewah, atau perjalanan liburan ke luar negeri.
Penawaran yang terkesan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan ini dirancang untuk memancing rasa penasaran dan keinginan calon korban.
2. Menggunakan Nama Besar dan Institusi Ternama:
Untuk menambah kredibilitas, hoaks pembagian hadiah seringkali mengatasnamakan perusahaan besar, lembaga pemerintah, atau selebriti ternama. Misalnya, mereka mengklaim hadiah tersebut berasal dari program CSR perusahaan, bantuan dari pemerintah, atau undian yang diselenggarakan oleh artis populer.
Modus Berikutnya
3. Memanfaatkan Keinginan Mendapatkan Keuntungan Mudah:
Manusia cenderung memiliki keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara mudah. Hoaks pembagian hadiah memanfaatkan keinginan ini dengan menawarkan kesempatan emas untuk mendapatkan hadiah besar tanpa harus bekerja keras.
4. Membuat Rasa Urgensi:
Hoaks ini seringkali memberikan batasan waktu untuk mengikuti program atau mengklaim hadiah. Mereka akan menggunakan frasa seperti segera hubungi atau kuota terbatas untuk membuat calon korban merasa terdesak dan segera bertindak tanpa berpikir jernih.
5. Menawarkan Syarat yang Terkesan Mudah:
Syarat yang diminta untuk mendapatkan hadiah biasanya terkesan mudah, seperti mengisi formulir online, membagikan postingan di media sosial, atau mengirim SMS ke nomor tertentu.
Hal ini membuat calon korban merasa tidak perlu khawatir dan bersedia mengikuti instruksi yang diberikan.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.