Anies Ungkap Perkembangan Wacana Bentuk Parpol: Sedang Dikaji

Anies Baswedan mengungkapkan, perkembangan wacana dirinya membentuk partai poitik. Menurut dia, hingga kini wacana pembentukan parpol masih dikaji.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Sep 2024, 15:09 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (YouTube Liputan6)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan, perkembangan wacana dirinya membentuk partai politik. Menurut dia, hingga kini wacana pembentukan parpol masih dikaji.

Hal ini disampaikan Anies usai menghadiri acara dialog bersama mahasiswa tentang Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital yang diselenggarakan di Pendopo Wisma Kagama, Kompleks UGM, Sleman, Yogyakarta.

"Itu semua sedang dalam proses, kajian. Nanti kita lihat," kata Anies Baswedan kepada wartawan dikutip Selasa (10/9/2024).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berjanji, akan mengumumkan ke publik jika rencana pembentukan parpol sudah matang.

"Nanti begitu sudah ada arahnya, pasti diumumkan," ucap Anies.

Sebelumnya, usai gagal mengikuti Pilkada 2024, Anies Baswedan mengungkapkan, keresahannya atas gerakan semangat perubahan yang semakin hari terus membesar dan menguat. Demi mengakomodir hal tersebut, dia pun berencana membuat sebuah parpol atau organisasi masyarakat (ormas) sendiri.

"Bila untuk mengumpulkan seluruh semangat perubahan yang sekarang makin hari semakin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," tutur Anies dalam siaran langsung di akun YouTube pribadinya, Jumat (30/8/2024).

Anies meminta masyarakat dapat menunggu terealisasinya niatan tersebut. Dia berharap prosesnya dapat segera selesai dan langsung mengakomodir suara perubahan rakyat.

"Kita lihat sama-sama ke depan, semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar, menginginkan Indonesia yang lebih setara, demokrasi yang lebih sehat. Politik yang lebih mengedepankan policy, gagasan," jelas dia.

 


Jeda dari Politik, Anies Keliling Kampus Ajak Mahasiswa Kawal Demokrasi

Senin (9/9/2024), Anies Baswedan di UGM Yogyakarta sebagai pembicara dalam dialog ‘Demokrasi Dalam Genggaman, Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital’. (Kukuh Setyono)

Pasca kegagalan mencalonkan diri sebagai calon Gubernur di Pilkada Serentak 2024 Jakarta, Anies Baswedan memutuskan berkeliling kampus menyapa mahasiswa. Baginya, masa depan demokrasi Indonesia ada di tangan mahasiswa dan merekalah yang mengawal.

Pada Senin (9/9/2024), Anies hadir di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai pembicara dalam dialog ‘Demokrasi Dalam Genggaman, Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital’.

"Terima kasih atas undangannya sehingga saya bisa pulang kembali ke almamater kebanggaan. Ini merupakan dialog tentang peran generasi muda memanfaatkan era digital dalam mengawal demokrasi," katanya.

Undangan berdialog dengan mahasiswa di banyak kampus bagi Anies sangat penting, karena di genggaman tangan-tangan anak muda dan melalui alat komunikasi sebagai alat perjuangannya, masa depan demokrasi Indonesia ditentukan.

"Lewat dunia digital, kalian telah menunjukkan peran nyata menjaga konstitusi, memperkuat demokrasi dan mengamankan cita-cita reformasi," katanya.

Ia memaparkan, ada delapan kekuatan yang dimiliki anak muda melawan kebohongan dan mengawal demokrasi saat ini.

"Pertama, mereka memiliki jangkauan yang sangat luas. Kedua mereka memiliki kegeraman atas praktek-praktek menyimpang di mana-mana, yang berada dekat mereka. Itu tidak bisa diterima. Ketiga, mereka memiliki daya melipatgandakan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain," jelasnya.

Kekuatan keempat, mereka tidak peduli pada posisi atau jabatan, karena mereka bisa muncul dengan ide-ide baru yang menarik dan bisa mempengaruhi orang lain. Kelima, mereka memiliki kekuatan memperbesar aktivisme di dunia nyata dengan dunia maya.

Keenam, mereka mendapatkan kemudahan membangun jejaring luas. Meskipun tidak saling kenal, kesamaan pandangan menyatukan mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya