Bukan Palestina, Israel Bombardir Suriah dan Menewaskan 18 Orang

Berbicara kepada wartawan, Menteri Kesehatan Suriah Hassan al-Ghabbash menggambarkan serangan itu sebagai "agresi brutal dan biadab". Ia mengatakan 18 orang tewas dan hampir 40 orang terluka.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Sep 2024, 16:25 WIB
Warga Suriah memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel di pinggiran Masyaf, Provinsi Hama Suriah tengah [Louai Beshara/AFP]

Liputan6.com, Damaskus - Bukan Palestina, Israel dilaporkan membombardir target di Suriah.

Laporan The Guardian yang dikutip Senin (10/9/2024) menyebut jet tempur Israel telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap sejumlah target di Suriah, menewaskan sedikitnya 25 orang. Menurut pemantau perang oposisi, itu adalah salah satu serangan paling brutal dalam beberapa tahun terakhir.

Target utama sepertinya adalah pusat penelitian militer di Masyaf yang terkait dengan program rudal balistik dan kimia Suriah, tetapi ledakan juga terdengar di Damaskus, Homs, dan Tartus. Media pemerintah Suriah menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 16 orang dan 40 orang terluka.

Tak lama kemudian, pihak Suriah memberikan update data korban tewasnya. "Rudal Israel telah menewaskan sedikitnya 18 orang di Suriah tengah, dan puluhan orang terluka," kata menteri kesehatan Suriah seperti dikutip dari Al Jazeera.

Sebuah sumber militer mengatakan kepada kantor berita SANA yang dikendalikan pemerintah Suriah bahwa pada Minggu (9/9) malam sekitar pukul 23:20 [20:20 GMT], musuh Israel melancarkan agresi udara dari arah Lebanon barat laut, yang menargetkan sejumlah lokasi militer di wilayah tengah [Suriah]."

"Sistem pertahanan udara kami menghadapi rudal agresi dan menembak jatuh beberapa di antaranya," sumber itu menambahkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Berbicara kepada wartawan, Menteri Kesehatan Suriah Hassan al-Ghabbash menggambarkan serangan itu sebagai "agresi brutal dan biadab". Ia mengatakan 18 orang tewas dan hampir 40 orang terluka.

Menteri Energi Mohammad al-Zamel mengatakan serangan itu juga telah menyebabkan kerusakan "yang sangat signifikan" pada infrastruktur air dan listrik.

“Serangan brutal ini menargetkan warga sipil, dan para martir sebagian besar adalah warga sipil, begitu pula yang terluka,” kata Mohammad al-Zamel.

Serangan pada Minggu (9/9) malam itu juga memicu kebakaran dan menyebabkan kerusakan di dekat Kota Masyaf di provinsi Hama, demikian menurut laporan SANA.

Dua sumber intelijen regional mengatakan pusat penelitian militer utama untuk produksi senjata kimia yang terletak di dekat Masyaf telah diserang beberapa kali, Reuters melaporkan. Sebuah tim ahli militer Iran yang terlibat dalam produksi senjata diyakini bekerja di lokasi itu, kantor berita itu menambahkan.

Media lokal juga melaporkan serangan di sekitar kota pesisir Tartous.

Pada Senin (10/9) sore, sebuah mobil hangus masih berada di lokasi satu serangan dan asap masih mengepul dari beberapa tempat di mana api telah dipadamkan.

Adapun militer Israel biasanya tidak mengomentari operasinya di Suriah.

 

 


Jet Tempur Israel Sering Serang Suriah

Banner Infografis Eskalasi Konflik Israel Vs Hizbullah, Bakal Picu Perang Terbuka? (Liputan6.com/Abdillah)

 

Jet-jet tempur Israel sering melancarkan serangan terhadap Suriah dari Lebanon, kemungkinan dalam upaya untuk menghindari wilayah udara Suriah, tempat banyak pasukan regional dan internasional, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, beroperasi.

Selama 13 tahun perang Suriah, Israel secara teratur melakukan serangan udara di negara itu, sebagian besar menargetkan lokasi yang terkait dengan Iran.

Serangan hari Minggu (9/9) itu, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional dengan pejabat Iran yang masih berjanji untuk menanggapi pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli.

Iran, yang mempertahankan kehadiran militer di Suriah, telah menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel, tetapi tidak ada serangan Iran yang terwujud lebih dari 40 hari setelah pembunuhan itu.

Pekan lalu, Mohsen Chizari, seorang komandan tinggi Korps Garda Revolusi Islam, mengatakan tanggapan Iran akan datang "pada waktunya".

Iran melancarkan serangan langsung ke Israel dengan ratusan pesawat nirawak dan rudal pada bulan April sebagai tanggapan atas pemboman Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus.

Pertahanan udara Israel dan AS di wilayah tersebut membantu menembak jatuh sebagian besar proyektil, meminimalkan kerusakan akibat serangan itu.

 


Hizbullah Serang Israel

Tentara Israel mengendarai kendaraan pribadi lapis baja dekat perbatasan dengan Lebanon, Rabu (11/10/2023). Tank-tank Israel dikerahkan ke perbatasan Lebanon di tengah kekhawatiran meluasnya konflik menyusul penembakan yang menewaskan tiga militan Hizbullah.(AP Photo/Ariel Schalit)

Secara terpisah, Hizbullah melancarkan serangannya sendiri terhadap Israel pada tanggal 25 Agustus, sebagai tanggapan atas terbunuhnya salah satu komandan utamanya dalam serangan udara Israel di Beirut yang juga menewaskan beberapa warga sipil.

Israel mengatakan bahwa mereka menggagalkan operasi tersebut dengan serangan pendahuluan, tetapi kelompok Lebanon yang berpihak pada Iran itu mengatakan mereka berhasil menyerang situs intelijen militer Israel di dekat Tel Aviv.

Permusuhan lintas batas antara Hizbullah dan Israel terus berlanjut hampir setiap hari. Hizbullah mengatakan bahwa mereka menargetkan situs militer di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah untuk mendukung warga Palestina di Gaza, tempat perang Israel yang sedang berlangsung telah menewaskan lebih dari 40.900 orang.

Kelompok Lebanon tersebut telah berjanji untuk melanjutkan operasi militernya hingga perang di Gaza berakhir sementara pejabat Israel telah berjanji untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan utara negara tersebut, termasuk dengan perang habis-habisan jika perlu.

Infografis Ambisi Israel Bangun Zona Demiliterisasi di Gaza dan Tudingan Genosida. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya