Liputan6.com, Jakarta - Dalam perbandingan antara malaikat dan manusia dalam hal kesalehan, malaikat yang saleh dianggap sebagai hal yang biasa karena mereka tidak memiliki nafsu atau godaan pribadi.
Malaikat, sebagai makhluk yang diciptakan untuk taat dan tidak memiliki keinginan atau kesalahan, menjalankan tugas mereka tanpa gangguan atau perjuangan.
Sebaliknya, manusia, yang memiliki nafsu dan berbagai tantangan hidup, menunjukkan kesalehan sebagai suatu pencapaian yang luar biasa.
Ketika seorang manusia berusaha untuk taat kepada Allah meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan pribadi, usaha tersebut menjadi lebih berarti.
Ustadz Adi Hidayat baru-baru ini membagikan pandangannya tentang perbedaan antara malaikat dan manusia dalam hal kesalehan, dalam video yang diunggah di kanal YouTube @AdiHidayatOfficial.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa meskipun malaikat adalah makhluk yang saleh, manusia yang bisa mencapai kesalehan di hadapan Allah lebih luar biasa karena adanya perjuangan.
“Malaikat alim dan saleh itu wajar karena mereka tidak memiliki nafsu. Mereka diperintahkan untuk melakukan kebaikan dan mereka melakukannya tanpa ada gangguan,” jelas UAH.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Kesalaehan Manusia Lebih Luar Biasa dari Malaikat
Dalam pandangan ini, malaikat menjalankan tugas mereka tanpa adanya rintangan, karena tidak memiliki nafsu atau keinginan pribadi yang dapat mengganggu.
UAH menekankan bahwa kesalehan manusia yang berjuang untuk taat kepada Allah lebih luar biasa dibandingkan dengan malaikat.
“Kalau kita bisa saleh di hadapan Allah, kita lebih hebat dibanding malaikat. Kenapa? Karena kita berjuang melawan nafsu yang ada dalam diri kita, sementara malaikat tidak perlu berjuang,” katanya.
UAH menambahkan bahwa malaikat tidak mengalami gangguan dalam beribadah, sedangkan manusia sering kali menghadapi berbagai rintangan.
“Ketika malaikat dzikir, mereka tidak mengalami gangguan. Mereka bisa terus-menerus berzikir tanpa adanya distraksi seperti yang kita alami,” ujarnya.
Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh bagaimana kita sering kali menghadapi gangguan saat beribadah. “Baru selesai sholat, Subhanallah, handphone sudah bunyi. Mau lanjut Subhanallah, alarm mobil berbunyi. Belum lagi jemuran yang belum diangkat atau suara-suara yang mengganggu,” jelasnya.
“Meskipun kita berusaha untuk terus berdzikir, sering kali ada hal-hal yang mengganggu konsentrasi kita. Ini adalah bagian dari perjuangan kita,” tambahnya.
Advertisement
Manusia Banyak Gangguan, Malaikat Tidak Ada Gangguan
Dia juga menggambarkan bagaimana gangguan-gangguan ini merupakan bagian dari ujian yang harus dihadapi dalam usaha menjaga kesalehan.
Dalam video tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga mengungkapkan bahwa ada rumus cepat dalam Al-Qur'an untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut.
UAH menekankan bahwa dengan memahami dan menerapkan rumus ini, kita dapat lebih mudah menjaga konsentrasi dalam beribadah meskipun menghadapi berbagai gangguan.
“Rumus ini akan membantu kita untuk tetap fokus dan tidak terganggu oleh hal-hal yang bisa menghalangi ibadah kita,” jelasnya.
Ia juga mengajak umat Islam untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah dalam menjaga kesalehan di hadapan Allah.
“Meskipun perjuangan ini tidak mudah, tetapi hasilnya akan sangat berharga. Teruslah berjuang meskipun menghadapi berbagai rintangan,” pesan Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat berharap agar penjelasan ini bisa menjadi motivasi bagi banyak orang untuk terus berusaha menjaga kesalehan dan fokus dalam beribadah.
“Semoga kita semua dapat memahami pentingnya perjuangan dalam ibadah dan terus berusaha dengan tekun,” tutupnya.
UAH mengingatkan bahwa kesalehan manusia yang melibatkan perjuangan melawan nafsu adalah sesuatu yang sangat berharga di sisi Allah.
“Perjuangan kita dalam menghadapi gangguan dan tetap beribadah adalah bentuk kehebatan kita sebagai hamba Allah,” pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul