Cuaca Besok Kamis 12 September 2024: Sebagian Jabodetabek Hujan Ringan di Malam Hari

Langit pagi Jakarta besok, Kamis 12 September 2024 diprediksi keseluruhannya berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 11 Sep 2024, 08:15 WIB
Warga menggunakan payung untuk menghidari paparan sinar matahari saat jalan di kawasan Bundara Hi, Jakarta, Jumat (14/4/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta besok, Kamis 12 September 2024 diprediksi keseluruhannya berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca besok.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta siang hari diprediksi cerah berawan.

Cuaca Jakarta malam hari diprakirakan mayoritas hujan ringan, kecuali Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu berawan serta Jakarta Timur berawan tebal.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Kota Bogor, Jawa Barat cuaca pagi hari diprediksi berawan tebal, siang cerah berawan, dan malam hujan ringan.

Sedangkan di Depok, Jawa Barat diprakirakan langit pagi dan malam berawan, namun siangnya cerah berawan.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten diprediksi cuaca pagi dan malam hari hujan ringan, namun siangnya cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Selatan   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Timur   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan Tebal
 Jakarta Utara   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Kepulauan Seribu   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Bekasi   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Depok   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kota Bogor   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Tangerang  Hujan Ringan  Cerah Berawan  Hujan Ringan

Tingkatkan Keamanan dan Kesejahteraan, BMKG Ajak Nelayan Manfaatkan Teknologi

Perahu-perahu nelayan berada di tepi Sungai Paraguay di Mariano Roque Alonso, Paraguay, Senin, 9 September 2024. (AP Photo/Jorge Saenz)

Sebelumnya, Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak nelayan Indonesia bertransformasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan.

Dwikorita mengatakan, BMKG sendiri memiliki sistem informasi bernama Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) dan aplikasi InfoBMKG sebagai acuan dalam melaut dan menangkap ikan.

Sebagai informasi, Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) adalah sistem informasi cuaca maritim interaktif dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan dan pengguna transportasi laut.

Menurut Dwikorita, cuaca ekstrem yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menjadikan kondisi cuaca gampang berubah dan sulit ditebak dengan hanya mengandalkan tanda-tanda alam.

"Kondisi cuaca sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dari para nelayan, apalagi kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan keselamatan nelayan yang tengah melaut," ungkap Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang cuaca Nelayan (SLCN) di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Kamis, 29 Agustus 2024, dikutip Liputan6.com dari laman resminya www.bmkg.go.id.


Pentingnya Manfaatkan Aplikasi Cuaca

Nelayan mencari ikan di Waduk Cirata, Desa Gudang, Cikalong Kulon, Cianjur, Jawa Barat, Senin (29/8/2022). Sejumlah petani ikan air tawar di kawasan Waduk Cirata sudah lebih dari dua bulan menjerit karena kenaikan harga pakan ikan dari Rp 8.500/kg menjadi Rp 10.500/kg sementara harga ikan bawal konstan Rp 14.500/kg di tingkat petani. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dwikorita menilai, pemanfaatan aplikasi cuaca merupakan bagian dari perwujudan 'Early Warning, Early Action' guna semakin meminimalisir risiko kecelakaan laut yang dialami nelayan akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

"Konsep 'Early Warning, Early Action' memiliki arti peringatan dini dengan lebih dini bertindak dalam mitigasi terkait bencana akibat cuaca, iklim dan kondisi air yang kini cenderung ekstrem," papar dia.

Dwikorita mengatakan, kondisi cuaca bagi nelayan tangkap maupun budidaya sangat penting untuk mendukung kegiatan nelayan agar dapat melaut dengan aman dan tenang.

Melalui aplikasi yang didesign untuk mengetahui berbagai informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika tersebut, nelayan dapat memutuskan apakah akan melaut atau tidak. Termasuk, lanjut Dwikorita, mempersiapkan kebutuhan apa saja ketika melaut untuk mengantisipasi perubahan cuaca.

"Informasi yang dihadirkan cukup lengkap. Mulai dari prakiraan cuaca tiga harian, tujuh harian termasuk perkiraan angin, arah kecepatannya, perkiraan arus, gelombang tinggi atau tidaknya, kondisi aktual hujan atau tidak," ujar Dwikorita.

"Selain itu, di INA-WIS, memungkinkan untuk mengetahui informasi maritim selama sepuluh hari ke depan dan daerah tangkapan ikan," kata Dwikorita.


Upaya BMKG Tingkatkan Keselamatan dan Kesejahteraan Nelayan

Perbaikan yang dilakukan seperti pembersihan tiram, dan kebocoran kecil, pada sela alur perahu. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, menegaskan bahwa SLCN adalah upaya BMKG untuk meningkatkan pemahaman tentang informasi cuaca guna meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan.

Aplikasi besutan BMKG, lanjut dia, merupakan presentasi produk analitik pemodelan dan peramalan yang dilakukan dengan menggunakan AI, data besar, diverifikasi oleh data radar.

Sehingga, kata Guswanto, info yang dikeluarkan cukup akurat dan dapat membantu nelayan untuk memutuskan di mana dan kapan mereka harus pergi ke laut untuk menangkap ikan dengan memahami informasi yang disediakan di aplikasi seluler.

"SLCN ini merupakan suatu bentuk kegiatan penyampaian informasi meteorologi maritim dari BMKG di daerah kepada nelayan perikanan tangkap dan budidaya melalui stakeholder terkait, penyuluh perikanan dan ketua kelompok nelayan yang membutuhkan informasi cuaca maritim untuk perikanan dan kelautan," paparnya.

Senada, Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo, mengatakan lewat SLCN yang digelar rutin BMKG, pengetahuan dan pemahaman para nelayan dan penyuluh perikanan terkait informasi iklim dan pemanfaatannya dapat semakin meningkat, sehingga bisa mendukung kegiatan pemerintah dalam hal ketahanan pangan serta visi Indonesia Emas 2045 dalam pembangunan di bidang maritim/kelautan.

Infografis Deretan Daerah Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem 6-12 Februari 2023. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya