Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Kampung Pureman, Kecamatan Pureman, Kabupaten Alor, NTT, menggelar prosesi adat untuk menguburkan puluhan paus pilot yang terdampar di Pantai Liliwera pada Sabtu (7/9/20204).
Ritual adat digelar karena kematian sekitar 50 ekor paus pilot ini dianggap peristiwa langka di kampung tersebut.
Fenomena kematian paus pilot ini menyebar ke beberapa pantai di sekitar Kampung Pureman, termasuk Pantai Mademang, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari kampung Pureman.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu tokoh adat, Benyamin mengatakan kejadian ini mengingatkan masyarakat akan kematian paus besar yang terjadi pada tahun 1991 silam.
Prosesi adat ini dilakukan, menurutnya sebagai bentuk permohonan terhadap leluhur untuk menghindar dari bencana. Masyarakat Pureman percaya bahwa kematian paus pilot membawa pesan tentang kemungkinan malapetaka, seperti hasil panen yang gagal atau bencana alam, serta perubahan penting dalam kepemimpinan adat.
Masyarakat Pureman memandang paus sebagai saudara dan bagian penting dari kehidupan mereka, serta memandang laut sebagai manifestasi Tuhan di bumi.
Dalam prosesi adat tersebut, masyarakat Pureman memohon restu dari arwah kerajaan dan Tuhan untuk menghindari bencana dan membawa berkat melimpah. Prosesi ini merupakan wujud dari penghormatan dan kecintaan mereka terhadap laut dan segala isinya.
Kampung Pureman, yang terletak di bagian selatan Pulau Alor dan berbatasan langsung dengan Timor Leste, adalah salah satu kampung kerajaan tertua di pulau tersebut.
Ia berharap agar prosesi adat ini dapat melestarikan budaya mereka dan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah untuk mewujudkan desa mandiri dan meningkatkan kesejahteraan komunitas.