Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka pada perdagangan hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) ditutup pada level terendah sejak Desember 2021. Harga minyak anjlok karena aksi jual di pasar semakin cepat setelah OPEC menurunkan perkiraan permintaannya untuk kedua kalinya dalam dua bulan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (11/9/2024), berikut harga minyak dunia pada penutupan hari Selasa:
Advertisement
- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober dipatok USD 65,75 per barel, turun USD 2,96 atau 4,3%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun 8,2%.
- Harga minyak Brent untuk kontrak November dipatok USD 69,19 per barel, turun USD 2,65 atau 3,69%. Tahun ini, patokan harga minyak global ini telah turun 10,2%.
- Harga Bensin RBOB untuk kontrak Oktober dipatok USD 1,87 per galon, turun 5 sen atau 2,6%. Tahun ini, bensin telah turun 11,1%.
“Penghancuran permintaan minyak mentah merupakan pukulan ganda dari Tiongkok dan OPEC yang memberikan pukulan telak hari ini,” kata Bob Yawger, Direktur Eksekutif Energi Berjangka di Mizuho Securities.
“Hebatnya, pasar sedang terpukul sementara badai tropis/angin topan menghantam ladang minyak AS di Teluk Meksiko,” tulis Yawger.
Harga minyak berjangka berubah menjadi bearish setelah pulih dari sebagian kerugian pada hari Senin karena Badai Tropis Francine mengancam produksi minyak dan gas serta operasi penyulingan di Gulf Coast.
OPEC kini memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sekitar 2 juta barel per hari pada tahun 2024, sekitar 80.000 barel per hari lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Kelompok produsen minyak tersebut memperkirakan permintaan akan tumbuh sebesar 1,7 juta barel per hari tahun depan, sekitar 40.000 barel per hari lebih rendah dari yang diantisipasi sebelumnya.
OPEC telah memangkas prospek permintaannya pada bulan Agustus karena melemahnya konsumsi di China, importir minyak mentah terbesar di dunia.
Kekhawatiran tentang melemahnya permintaan di China seiring melonjaknya penjualan kendaraan listrik telah membayangi pasar minyak selama berbulan-bulan. OPEC+ juga diperkirakan akan meningkatkan produksi pada bulan Desember, dengan Morgan Stanley dan analis pasar lainnya memperkirakan surplus pada tahun 2025.
Menurut Yawger, impor minyak mentah China turun sekitar 3% pada tahun 2024. “Impor minyak mentah China hanya turun tiga kali dalam setahun sejak 2006, dan salah satunya adalah Covid 2020,” katanya.
Harga Minyak Dunia Mulai Bangkit Usai Cetak Rekor Terburuk Sejak 2023
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) naik lebih dari 1% pada perdagangan hari Senin setelah mencatat minggu terburuk sejak Oktober 2023.
Harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) dan harga minyak acuan global Brent telah turun lebih dari 15% pada kuartal III ini.
“Kami telah kehilangan 400 juta barel permintaan finansial sejak awal Juli,” kata Daan Struyven, kepala penelitian minyak di Goldman Sachs, dalam acara “Squawk Box Asia” dikutip dari CNBC, Selasa (10/9/2024).
“Pada dasarnya, permintaan finansial kami yang hilang adalah 7 juta barel per hari.”
Berikut adalah harga energi penutupan hari Senin:
- Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Oktober ditutup USD 68,71 per barel, naik USD 1,04 atau 1,54%. Dari awal tahun sampai saat ini, harga minyak mentah AS telah turun 4%.
- Harga minyak Brent untuk kontrak November ditutup USD 71,84 per barel, naik 78 sen atau 1,1%. Sepanjang tahun ini patokan harga minyak global ini telah turun 6,8%.
- Harga bensin untuk lontrak Oktober ditutup USD 1,92 per galon, naik lebih dari 2 sen atau 1,3%. Tahun ini, harga bensin telah turun 8,7%.
- Harga gas alam untuk kontrak Oktober dipatok USD 2,17 per seribu kaki kubik, turun lebih dari 10 sen atau 4,6%. Dari awal tahun sampai saat ini harga gas telah turun 13,7%.
Permintaan yang lemah di China telah membebani pasar minyak mentah, dengan konsumsi diperkirakan akan melemah di Eropa dan AS saat musim mengemudi musim panas berakhir dan kilang memasuki mode pemeliharaan.
OPEC+ telah menunda peningkatan produksi yang awalnya dijadwalkan dimulai pada bulan Oktober karena harga telah memburuk. Goldman mengharapkan kelompok tersebut untuk mulai meningkatkan produksi pada bulan Desember dan memperkirakan bahwa Brent akan diperdagangkan dalam kisaran USD 70 hingga USD85 per barel.
"Kami tidak memperkirakan resesi sebagai skenario dasar kami," kata Struyven. "Probabilitas resesi bagi ekonomi AS menurut penelitian Goldman masih 20% selama 12 bulan ke depan."
Advertisement
Harga Minyak Terjun Bebas, Catat Minggu Terburuk
Sebelumnya, Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan dan mencetak level terendah sejak Juni 2023 pada perdagangan Jumat. Dengan keadaan ini menempatkan patokan harga minyak ini di jalur menuju minggu terburuknya dalam hampir setahun. Penurunan harga minyak mentah ini terjadi karena OPEC+ gagal meyakinkan pasar tentang keseimbangan pasokan dan permintaan global.
Mengutip CNBC, Sabtu (7/9/2024), harga minyak mentah AS mencapai level terendah USD 67,17 di awal sesi dan turun 8% untuk minggu terburuknya sejak Oktober. Sedangkan harga patokan minyak global yaitu Brent telah turun 9,8% sepanjang minggu ini.
OPEC+ menunda rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari hingga Desember karena penjualan minyak yang tajam. Kenaikan produksi akan membawa sekitar 2,2 juta barel per hari kembali ke pasar hingga akhir tahun depan.
Berikut adalah harga energi penutupan hari Jumat:
Baca Juga
- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober ditutup USD 67,67 per barel, turun USD 1,48 atau 2,1%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun 5,6%.
- Harga minyak Brent untuk kontrak November dipatok USD 71,06 per barel, turun USD 1,63 atau 2,2%. Sejak awal tahun hingga saat ini, patokan minyak global ini telah turun 7,8%.
- Untuk harga Bensin kontrak Oktober sebesar USD 1,89 per galon, turun hampir 3 sen atau 1,6%. Sejak awal tahun sampai saat ini harga bensin telah turun 9,8%.
- Sedangkan untuk harga gas alam kontrak Oktober mencapai USD 2,27 per seribu kaki kubik, naik 2 sen atau 0,93%. Tahun ini, harga gas telah jatuh 9,5%.