Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo melantik Irjen Pol Eddy Hartono sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Rycko Amelza Dahniel.
Acara pelantikan dilangsungkan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (11/9/2024).
Advertisement
Irjen Pol Eddy Hartono dilantik berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 124/TPA Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Setelahnya, Kepala Negara mengambil sumpah jabatan yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pengambilan sumpah.
"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara," ucap Eddy.
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab,” ucap Presiden mendiktekan sumpah jabatan.
Acara pelantikan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat oleh Presiden Jokowi untuk kemudian diikuti para tamu undangan terbatas yang hadir.
Tercatat, ada sejumlah penjabat dan menteri yang hadir dalam pelantikan, mereka adalah, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menko PKM Muhadjir Effendy, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto, Kapolri Listyo Sigit.
Profil Irjen Eddy Hartono Malang Melintang di Densus 88
Ditunjuknya Eddy untuk penanggulangan bidang terorisme sebetulnya bukan hal baru baginya. Selama tujuh tahun lamanya dia dimandatkan untuk menanggulangi pelbagai masalah terroris yang ada di Indonesia.
Jendral bintang dua itu merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1990 berpengalaman dalam bidang Reserse. Kariernya pertama kali dimulai duduk sebagai Penyidik Muda subdit V Siber Dittipideksus Mabes Polri di tahun 2008.
Bermodalkan pengalamannya sebagai penyidik di Mabes Polri, dia akhirnya dipercaya dan ditunjuk sebagai Kapolres Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan.
Berselang beberapa tahun setelahnya, Eddy pun mulai meniti kariernya di bidang terrorisme untuk pertamakalinya. Jabatan di bidang terrorisme yang diembannya adalah Kabid Investigasi Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri.
Di tahun 2014, dirinya didapuk sebagai Wakadensus 88 AT Polri. Hanya berselang setahun saja, dia bisa menduduki kursi Kepala Densus 88. Posisi terkahirnya itu hanya bisa bertahan selama dua tahun saja. Di tahun 2017 dia justru kembali ditempatkan sebagai Wakadensus 88.
Advertisement
Masuk BNPT di 2018
Tapi setelah itu, kariernya dibidang penanggulangan teroris mulai meroket dan mulia ditempatkan di BNPT. Jabatan pertamanya yakni Direktur Pembinaan Kemampuan Kedeputian Bidang Penindakan & Pembinaan Kemampuan BNPT RI di tahun 2018.
Masih di tahun yang sama, di percaya selaku Direktur Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan & Pembinaan Kemampuan BNPT. Lalu Plt. Direktur Penindakan Kedeputian Bidang Penindakan & Pembinaan Kemampuan BNPT RI pada tahun 2021.
Saat ini jabatan terakhir yang diembannya sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Sespim Lemdiklat Polri. Jendral bintang dua itu juga bintang Bhayangkara Pratama di tahun 2023.