Anak Driver Ojol Diduga Korban TPPO di Kamboja, Kemlu RI: Korban Meninggal karena Serangan Jantung

Hingga kini, pihak pihak KBRI Phnom Penh terus berkomunikasi dengan keluarga dan mengupayakan pemulangan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Sep 2024, 12:11 WIB
Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI usai mengalami pemugaran dan renovasi. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - KBRI Phnom Penh dan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia di Kemlu RI menyebut pihaknya telah menerima pengaduan dan menangani kasus jenazah Handi Musaroni (24).

"Berdasarkan keterangan otoritas Kamboja, penyebab kematian adalah serangan jantung," demikian pernyataan Kemlu RI dalam pernyataan pers yang diterima Liputan6.com pada Rabu (11/9/2024).

"KBRI Phnom Penh telah berupaya untuk menelusuri perusahaan tempat Handi bekerja selaku pihak yang harus bertanggung jawab memulangkan jenazah. Namun hingga saat ini perusahaan tidak dapat dihubungi."

"Saat ini jenazah masih disimpan di Yim Funeral House, difasilitasi oleh KBRI."

Kemlu RI juga mengatakan bahwa pihak KBRI Phnom Penh terus berkomunikasi dengan keluarga dan mengupayakan pemulangan sesuai dengan prosedur yang berlaku, serta sesuai dengan prinsip mengedepankan pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Sebelumnya, pihak keluarga korban melakukan open donasi untuk memulangkan jenazah Handi Musaroni ke Indonesia.

"Saya memohon dengan sangat kepada pemerintahan Indonesia dan semua pihak yang terkait agar kiranya berkenan untuk membantu saya memulangkan jenazah anak saya atau memberikan fasilitas administrasi kepengurusan jenazah anak saya yang masih berada di Kamboja saat ini."


5 Ciri-ciri Lowongan Kerja Bodong di Luar Negeri Versi Kemlu RI

Kemlu RI pulangkan 17 WNI Korban TPPO dari Myanmar. Dok: Situs Kemlu RI

Kementerian Luar Negeri RI mengungkap ciri-ciri lowongan kerja (loker) berbahaya yang menjebak para WNI di luar negeri. Kasus terkini, ada 60 WNI yang terjebak di Kamboja. Sebelumnya, ada juga belasan WNI yang terjebak di Laos. 

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha juga menyayangkan ada WNI yang terkena kasus ini secara berulang. Ia pun mengungkap ciri-ciri loker palsu tersebut agar masyarakat bisa sadar. 

"Kasus ini berulang. Kuncinya selain penegakan hukum adalah kesadaran masyarakat," ujar Judha dalam media briefing di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Berikut sejumlah ciri-ciri loker berbahaya yang wajib diwaspadai:

1. Media Sosial 

Judha Nugraha berkata loker palsu dari luar negeri kerap beredar di media sosial. Contoh sejauh ini ada dari Laos, Kamboja, dan Filipina.

2. Janji Manis 

Ciri kedua adalah loker yang tidak jelas itu terkesan mudah, akan tetapi gajinya fantastis.

 


Ciri-ciri Selanjutnya

Polisi menetapkan satu tersangka kasus TPPO WNI jadi PSK di Australia. (Istimewa)

3. Kualifikasi 

Meski lokernya mengajak kerja di luar negeri, kualifikasi sangat mudah. Ini harus dicurigai karena tentu tidak masuk akal. 

"Bekerja ke luar negeri, tapi enggak minta kualifikasi apa-apa," ujar Judha. 

4. Informasi Perusahaan Tak Jelas

Ini juga wajib dilakukan oleh para pencari kerja. Coba cari dahulu informasi mengenai perusahaan itu di Google agar tak terjebak kerja di perusahaan bodong, bahkan melanggar HAM. 

"Kita tidak bisa melakukan kroscek terhadap kredibilitas perusahaan tersebut," ujar Judha. 

5. Visa 

Ciri yang menonjol dari loker abal-abal adalah berangkat tidak menggunakan visa pekerja, melainkan visa kunjungan.

"Beberapa modus tersebut kalau ditemui, maka hati-hati. Dan jangan memaksakan diri. Jadi kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya sendiri dengan langkah-langkah tersebut itu menjadi kunci perlindungan," ujar Judha.

Infografis Buron KPK Harun Masiku Dikabarkan Ada di Kamboja. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya