Liputan6.com, Jakarta - Niat perekrutan atau lowongan kerja global diperkirakan akan tetap stabil pada kuartal IV 2024, meskipun prospek untuk kuartal mendatang lebih lemah daripada kuartal terakhir 2023.
Hal itu diungkapkan dalam Survei Prospek Ketenagakerjaan ManpowerGroup, yang dilakukan terhadap lebih dari 40.000 perusahaan di 42 negara.
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Kamis (12/9/2024) prospek perekrutan global untuk kuartal IV 2024 sedikit lebih tinggi di angka 25 persen, dibandingkan dengan 22 persen pada kuartal III.
Namun secara tahunan, prospek tersebut turun 5 persen, menurut metrik prospek ketenagakerjaan bersih (NEO), yang merupakan indikator tren pasar tenaga kerja internasional.
Metrik NEO dalam survei juga menunjukkan, lebih dari 40 persen pengusaha yang disurvei mengharapkan peningkatan dalam rencana perekrutan, sementara 16 persen mengantisipasi pengurangan.
"Pasar tenaga kerja global tetap stabil saat kita memasuki kuartal keempat, dengan pengangguran dan aktivitas PHK yang relatif rendah di banyak negara," kata Jonas Prising, kepala eksekutif ManpowerGroup.
Pemberi kerja di India memperkirakan tingkat perekrutan akan mencapai 37 persen, diikuti oleh Kosta Rika sebesar 36 persen dan Amerika Serikat sebesar 34 persen.
Sementara tingkat rencana perekrutan terlemah berada di Argentina sebesar 4 persen dan Israel sebesar 8 persen.
Teknologi informasi dan real estat menjadi sektor dengan niat perekrutan terkuat, masing-masing sebesar 35 persen dan 32 persen, demikian menurut laporan ManpowerGroup.
"Prospek yang terus kuat di sektor TI mendorong permintaan untuk bakat teknologi, terutama dengan AI (kecerdasan buatan) yang menjadi perhatian utama bagi bisnis di setiap industri," beber Prising.
Prospek Kerja di Asia-Pasifik Paling Cerah
Selain itu, mempertahankan dan menarik pekerja dengan keterampilan khusus dan fleksibel juga menjadi prioritas bagi pemberi kerja.
Pengusaha di Amerika Utara terus menjadi yang paling optimis dalam niat perekrutan mereka, dengan AS memimpin karena pengusaha terus melaporkan salah satu prospek global terkuat untuk sektor TI.
Manajer di Asia-Pasifik adalah yang terkuat kedua dalam prospek regional, sementara ekspektasi perekrutan tetap pada level terendah di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Menurut survei tersebut, meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja merupakan prioritas utama bagi pengusaha, terutama di Asia-Pasifik, karena mereka fokus pada peningkatan retensi pekerja.
Namun, manajer perekrutan mengatakan pengusaha masih memegang kekuasaan dalam hal negosiasi gaji, lokasi kerja, dan jam kerja yang fleksibel.
Advertisement