Liputan6.com, Jakarta - Ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan Rabiul Awal sepanjang sejarah Islam. Salah satunya kelahiran Nabi Muhammad SAW, atau sering disebut dengan maulid Nabi Muhammad SAW.
Tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini adalah menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita mengungkapkan rasa syukur atas kelahirannya. Disebutkan dalam salah satu hadis qudsi dikatakan:
لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك
Artinya: "Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak akan aku ciptakan alam semesta ini".
Baca Juga
Advertisement
Peristiwa penting ini diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Perayaan maulid sebenarnya sudah dimulai sejak awal abad ketujuh Hijriah kemudian menyebar di seluruh penjuru dunia hingga sampai saat ini.
Lantas, bagaimanakah cara seorang muslim dalam mengekspresikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut uraiannya mengutip dari laman NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
Menyambut Datangnya Maulid dengan Bergembira
Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an antara cara mensyukuri atas hadirnya Rasulullah SAW di muka bumi ini adalah dengan cara bergembira. Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan (QS. Yunus: 58).
Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid memberikan petunjuk cara merayakan maulid nabi yang benar, dengan pernyataan berikut ini:
أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ
Artinya: Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, halaman 189-197 ).
Advertisement
Cara Memperingati Maulid Nabi
Dari pernyataan di atas, tiga cara merayakan maulid nabi sebagai bukti kegembiraan umat muslim atas kelahiran Rasulullah.
- Membaca Al-Qur’an. Hal itu karena Al-Qur’an adalah mukjizat Rasulullah SAW sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam.
- Bercerita tentang kisah Rasulullah SAW yang penuh keteladanan. Teladan bagi pemuda, bagi pedagang, bagi seorang suami, bagi seorang pemimpin dan juga bagi segenap umatnya.
- Menyedekahkan makanan untuk dinikmati bersama-sama dengan niatan membahagiakan mereka yang hadir pada majelis maulid.
Demikianlah tiga hal yang harus ada dalam pelaksanaan peringatan maulid nabi. Semoga kita termasuk umat yang selalu meneladani sifat dan perilaku beliau dalam kehidupan sehari-hari.