Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kesenangan yang sering diungkapkan oleh kaum hawa adalah berdandan atau mempercantik diri, yang mencerminkan pentingnya penampilan dalam menambah rasa percaya diri dan kebahagiaan pribadi.
Aktivitas ini tidak hanya tentang memperbaiki penampilan fisik, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi diri dan kreativitas. Berdandan memungkinkan perempuan untuk mengeksplorasi berbagai gaya, warna, dan produk kecantikan yang dapat mencerminkan kepribadian mereka, serta memberikan mereka kesempatan untuk merasa lebih istimewa dan siap menghadapi berbagai kesempatan sosial dan profesional.
Selain itu, proses ini sering kali menjadi momen relaksasi dan perawatan diri, yang membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Dikutip dari video di kanal YouTube @misterlvendi627, KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, mengungkapkan pandangannya mengenai kebiasaan berdandan pada wanita.
Menurut Buya Yahya, berdandan bagi wanita bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan memiliki makna yang lebih dalam dan ditujukan untuk tiga kelompok orang.
Dalam penjelasannya, Buya Yahya menyebutkan bahwa alasan pertama wanita berdandan adalah untuk dirinya sendiri. Ia menegaskan pentingnya pemahaman bahwa wanita sering kali berdandan sebagai bentuk ekspresi diri dan kepuasan pribadi.
"Kadang-kadang seorang istri berdandan untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Suami sebaiknya tidak terlalu ikut campur dalam hal ini," jelas Buya Yahya.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Dua Tujuan Lainnya
Lebih lanjut, Buya Yahya menambahkan bahwa meskipun suami mungkin tidak selalu menyukai pilihan busana atau tata rias istrinya, hal tersebut merupakan bagian dari hak wanita untuk merasa bahagia dengan penampilannya sendiri.
"Biar dia merasa senang dengan apa yang dia pilih, itu adalah haknya. Suami harus memberikan dukungan dan memahami hal ini," ujarnya.
Alasan kedua wanita berdandan adalah untuk suami mereka. Menurut Buya Yahya, wanita sering kali berdandan dengan tujuan untuk menyenangkan pasangan mereka.
"Ada kalanya wanita ingin tampil menarik di depan suami. Ini adalah bentuk perhatian dan usaha untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan suami istri," tuturnya.
Selain itu, wanita juga berdandan untuk kawan-kawan perempuannya. Buya Yahya mengungkapkan bahwa wanita sering kali memperhatikan penampilannya agar bisa tampil sebaik mungkin di depan teman-temannya.
"Kadang-kadang wanita berdandan dengan tujuan agar bisa tampil menarik di hadapan teman-temannya. Ini adalah bagian dari interaksi sosial yang wajar," jelasnya.
Buya Yahya juga menyinggung tentang bagaimana ada beberapa wanita yang mungkin berdandan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
"Ada juga yang berdandan dengan tujuan mendapatkan perhatian dari orang tertentu. Meskipun itu bukan pembahasan utama kita, kita doakan yang terbaik untuk mereka," kata Buya Yahya.
Advertisement
Penting Bagi Suami Memhaminya
Ia menegaskan bahwa penting bagi setiap orang untuk memahami dan menghargai alasan di balik kebiasaan berdandan.
"Mengetahui alasan di balik berdandan akan membantu kita untuk lebih menghargai keputusan dan pilihan orang lain," tegas Buya Yahya.
Dalam konteks ini, Buya Yahya berharap agar masyarakat dapat lebih memahami dan mendukung kebebasan individu dalam berekspresi, termasuk dalam hal penampilan.
"Penting bagi kita untuk memberikan ruang bagi setiap individu untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan keinginannya," tambahnya.
Video yang diunggah oleh kanal YouTube @misterlvendi627 ini memberikan pandangan mengenai kebiasaan berdandan pada wanita.
Buya Yahya berharap penjelasan ini dapat membuka wawasan dan meningkatkan pemahaman tentang dinamika sosial terkait penampilan.
Dengan penjelasan Buya Yahya, diharapkan bahwa masyarakat, khususnya para suami, dapat lebih memahami dan mendukung kebiasaan berdandan yang dilakukan oleh wanita di sekitar mereka.
"Semoga ini bisa menjadi pemahaman yang lebih baik untuk semua pihak," tutup Buya Yahya dalam video tersebut.
Buya Yahya juga mengajak untuk terus saling menghargai dan memahami perbedaan dalam kebiasaan serta ekspresi diri.
"Kita semua memiliki cara masing-masing dalam mengekspresikan diri, mari kita saling menghargai dan mendukung satu sama lain," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul