Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meresmikan produksi perdana gas bumi di West Belut, Wilayah Kerja B Laut Natuna Selatan, yang dikelola oleh Medco E&P Natuna Ltd.
Advertisement
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa produksi perdana di West Belut ini merupakan pencapaian yang menarik, terutama karena pelaksanaannya lebih cepat dari target awal.
"Makanya kita resmikan hari ini, karena memang pertama, produksi ini lebih cepat dari jadwal yang ada, dan proyek ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 2 tahun," ujar Dwi saat peresmian di Kantor Medco Energi, Jakarta, Rabu (11/8/2024).
Proyek yang ditemukan pada tahun 2020 ini awalnya dianggap tidak ekonomis. Namun, belakangan ditemukan solusi yang memungkinkan peningkatan produksi dan kepastian pembeli, sehingga proyek ini menjadi menguntungkan.
"Awalnya tidak ekonomis, tapi kemudian bisa ditingkatkan hingga menjadi ekonomis," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Medco E&P, Ronald Gunawan, menjelaskan bahwa West Belut awalnya dinilai tidak memiliki cadangan gas yang signifikan. Namun, setelah pengeboran lebih lanjut, ditemukan bahwa cadangan gasnya lebih besar dari perkiraan awal.
"Dulu diperkirakan cadangan gasnya hanya sedikit, tapi setelah pengeboran lebih lanjut, ternyata cadangannya lebih besar," ungkap Ronald.
"Setelah itu, kami bersama SKK Migas mengelola untuk menjual gas dengan harga yang lebih baik," tambahnya.
Potensi Produksi Gas
Lingkup kerja Proyek West Belut mencakup pembangunan platform kepala sumur dengan kapasitas produksi gas sebesar 55 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), serta pemasangan pipa bawah laut berdiameter 12 inci sepanjang 12 km yang menghubungkan platform West Belut dengan pipa South Belut yang sudah ada.
Proyek ini juga mencakup modifikasi pada fasilitas Central Processing Platform (CPP) di North Belut.
Pencapaian ini menunjukkan komitmen SKK Migas dan Medco E&P dalam memastikan eksekusi proyek yang efisien dengan standar Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3L) yang tinggi. Fasilitas West Belut juga menggunakan teknologi ramah lingkungan dengan platform tidak berawak yang sepenuhnya menggunakan tenaga surya.
"Pengiriman gas perdana dari Proyek West Belut adalah bukti kerja keras dan dedikasi tim kami, serta dukungan penuh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas," ungkap Ronald.
Advertisement