Liputan6.com, Garut - Musim hujan yang mulai membasahi wilayah Garut, Jawa Barat, dalam dua hari terakhir, mulai menimbulkan persoalan baru seiring munculnya ancaman musibah bencana alam terutama longsor dan banjir.
Terbaru, bencana tanah longsor memutus akses utama jalan raya Peundeuy yang menghubungkan dua kecamatan di wilayah Garut Selatan, akibat hujan deras yang terjadi sejak sore kemarin hingga dini hari tadi.
Advertisement
"Musibah longsor itu terjadi sekitar jam 06.00 WIB, beruntung tidak ada korban jiwa," ujar Kapolsek Singajaya AKP Anas Nasrudin, Rabu (11/9/2024).
Menurutnya, musibah longsor yang terjadi di Kampung Cinangsi, Desa Toblong, Kecamatan Peundeuy, penghubung dua kecamatan Cibalong dan Peundeuy tersebut, menyebabkan akses jalan terputus akibat hujan deras.
Tumpukan material longsor dari longsoran tebing setinggi 20 meter dengan panjang 30 meter itu, menutup akses jalanan tersebut.
"Jalanan ini lumpuh dan tidak bisa dilalui, sebab tidak ada akses jalan alternatif lain untuk bisa dilalui warga," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Garut Aah Anwar Saefuloh, menyatakan seiring masuknya musim hujan, Pemda Garut mengimbau masyarakat waspada terhadap ancaman datangnya bencana alam terutama longsor.
"Potensi bencana alam meningkat seiring datangnya musim hujan," ujar dia.
Wilayah Garut selatan yang didominasi pegunungan dan perbukitan terjal, memiliki resiko tinggi terhadap ancaman bencana alam terutama longsor dan banjir.
"Hindari berlindung di area yang rentan terjadi longsor," ujar dia mengingatkan.
Diimbau Cari Jalan Alternatif
Kepala Dishub Kabupaten Garut, Satria Budi menyatakan, untuk memudahkan akses transportasi warga, lembaganya meminta warga yang akan menuju Cibalong untuk menggunakan akses alternatif jalan desa Girimukti, Banjarwangi.
“Memang jalur lokasi longsor menjadi andalan warga, namun ada juga angkutan publik lainnya yang tidak hanya itu,” kata dia.
Sedangkan dari arah sebaliknya dari Cibalong menuju Garut Kota, disarankan untuk menggunakan jalur jalan raya Pameungpeuk atau jalur lintas selatan Garut.
“Memang mengganggu perjalanan, waktu tempuh yanga awalnya hanya satu jam menjadi 1,5 jam karena harus memutar,” papar dia.
Advertisement