Serangan Israel ke Sekolah dan 2 Rumah di Gaza Tewaskan 34 Orang, Termasuk Perempuan dan Anak-anak

Upaya mencapai gencatan senjata stagnan, sementara kekejian Israel terus berlanjut.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Sep 2024, 07:35 WIB
Anak-anak pengungsi memilah-milah sampah di sebuah jalan di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah pada 29 Agustus 2024. (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Liputan6.com, Gaza - Serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Selasa (10/9/2024) malam dan Rabu (11/9) menghantam sekolah PBB yang menampung keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi serta dua rumah, menewaskan sedikitnya 34 orang, termasuk 19 wanita dan anak-anak.

Serangan paling mematikan terjadi pada Rabu sore, yang menargetkan Sekolah Persiapan Anak Laki-laki Al-Jawni milik PBB di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Militer Israel mengatakan bahwa serangan itu menargetkan militan Hamas yang merencanakan serangan dari dalam sekolah. Klaim tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen. Demikian seperti dilansir AP, Kamis (12/9).

Setidaknya 14 orang tewas akibat serangan itu, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita, dibawa ke Rumah Sakit Awda dan Al-Aqsa Martyrs di dekatnya.

"Setidaknya 18 orang terluka dalam serangan itu," kata pejabat dari fasilitas tersebut.

Salah satu anak yang tewas adalah putri Momin Selmi, anggota badan pertahanan sipil Jalur Gaza, yang bekerja menyelamatkan yang terluka dan jenazah setelah serangan. Hal ini dikonfirmasi badan tersebut.

"Selmi tidak bertemu putrinya selama 10 bulan karena dia tetap tinggal di Gaza Utara untuk terus bekerja, sementara keluarganya mengungsi ke selatan," kata badan tersebut.

Puluhan ribu warga Palestina yang terusir dari rumah mereka akibat serangan Israel dan perintah evakuasi tinggal di sekolah-sekolah di Jalur Gaza. Sekolah Al-Jawni, salah satu dari banyak sekolah di sana yang dikelola oleh badan PBB untuk Palestina (UNWRA), yang telah dihantam beberapa serangan selama perang berlangsung.


Warga Palestina Terus Berguguran

Warga memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel terhadap kamp pengungsian sementara di Mawasi Khan Yunis di Jalur Gaza pada 10 September 2024. (Bashar TALEB/AFP)

Israel sering mengebom sekolah-sekolah, dengan dalih bahwa sekolah-sekolah tersebut digunakan oleh militan Hamas. Israel menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil akibat serangan-serangannya, dengan mengatakan kelompok itu bermarkas dan beroperasi di lingkungan pemukiman padat.

Menurut survei pada bulan Juli oleh Education Cluster, kumpulan kelompok bantuan yang dipimpin oleh UNICEF dan Save the Children, lebih dari 90 persen bangunan sekolah di Jalur Gaza rusak parah atau sebagian akibat serangan dan lebih dari separuh sekolah yang menampung orang-orang yang mengungsi telah terdampak.

Otoritas kesehatan Jalur Gaza pada hari Rabu menyatakan bahwa serangan Israel yang telah berlangsung selama 11 bulan di sana telah menewaskan sedikitnya 41.084 warga Palestina dan melukai 95.029 lainnya.

Pada hari Rabu pula, serangan Israel menghantam sebuah rumah di dekat Kota Khan Younis di Gaza Selatan, menewaskan 11 orang, termasuk enam saudara laki-laki dan perempuan dari keluarga yang sama yang berusia antara 21 bulan hingga 21 tahun. Demikian menurut Rumah Sakit Eropa, yang menerima korban.

Sementara itu, otoritas Kesehatan Jalur Gaza dan pertahanan sipil mengungkapkan, serangan pada Selasa (10/9) malam di kamp pengungsi Jabaliya di Gaza Utara menewaskan sembilan orang, termasuk enam wanita dan anak-anak. Pertahanan sipil mengatakan rumah itu milik Akram Al-Najjar, seorang profesor di Universitas Terbuka Al-Quds, yang selamat dari serangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya