Liputan6.com, Jakarta Kasus KDRT selebgram Cut Intan Nabila memasuki babak baru pekan ini setelah beredar kabar Kejaksaan Negeri atau Kejari Bogor mengembalikan berkas perkara dengan tersangka Armor Toreador, ke Polres Bogor, Jawa Barat.
Kasi Pidum Kejari Kabupaten Bogor, Agung Ary Kesuma, mengaku telah menerima berkas perkara kasus KDRT Cut Intan Nabila sejak 20 Agustus 2024. Namun, berkas dikembalikan dengan dua alasan khusus.
Advertisement
“Selanjutnya kami mengeluarkan yang namanya P18 karena hasil penyelidikan belum lengkap, di tanggal 27 Agustus 2024 disusul dengan petunjuk kami di tanggal 4 September 2024,” katanya mewakili Kejari Bogor.
Dilansir dari video klarifikasi di kanal YouTube Intens Investigasi, Rabu (11/9/2024), setidaknya ada dua syarat formil dan materiil yang belum terpenuhi, yakni penerapan pasal sangkaan dan alat bukti keterangan ahli.
Penerapan Pasal Sangkaan
“Pada intinya syarat formil dan materiil belum terpenuhi di dalam berkas perkara. Secara umum adalah penerapan pasal sangkaan dan belum adanya alat bukti keterangan ahli,” urainya.
Setelahnya, Agung Ary Kesuma menjelaskan, sesuai Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyidik diminta melengkapi berkas perkara kasus KDRT Cut Intan Nabila selama 14 hari.
Advertisement
Waktu 14 Hari
Selanjutnya, berkas perkara dikembalikan ke Kejari Bogor untuk diperiksa ulang. Jika lengkap dan memenuhi semua prosedur, berkas perkara KDRT dengan tersangka Armor Toreador dinyatakan P21.
“Selanjutnya ketika berkas sudah dikirim ke kami, kami mempunyai waktu 14 hari lagi untuk meneliti berkas perkara tersebut apakah sudah lengkap atau belum,” Agung Ary Kesuma membeberkan.
Jangan Pernah Rujuk
Kasus KDRT Cut Intan Nabila menjadi isu nasional dan menyita perhatian banyak pihak. Selain artis dan anggota DPR Mulan Jameela, Annisa Pohan turut bersuara. Lewat Instagram, ia mendukung Cut Intan Nabila tak kembali ke pelukan suami.
“Mohon apapun yang terjadi jangan pernah rujuk, di dalam Islam wajib hukumnya untuk bercerai jika suami berbuat dzolim apalagi KDRT dan maksiat,” cuit Annisa Pohan lalu menambahkan, “Kita kawal bersama agar ybs mendapatkan hukuman yg setimpal.”
Advertisement