Liputan6.com, Doha - Hamas menegaskan pada hari Rabu (11/9/2024) bahwa negosiatornya menggarisbawahi kembali kesiapan kelompok itu untuk melaksanakan gencatan senjata "segera" dengan Israel di Jalur Gaza berdasarkan proposal awal yang disodorkan Amerika Serikat (AS) tanpa persyaratan baru dari pihak mana pun.
Proposal sebelumnya yang diajukan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Juni menetapkan gencatan senjata tiga fase sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel.
Advertisement
Kelompok itu mengatakan bahwa tim negosiasi mereka, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, bertemu dengan para mediator pada hari Rabu termasuk Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di Doha untuk membahas perkembangan terbaru di Jalur Gaza. Demikian seperti dilansir CNA, Kamis (12/9).
Pembicaraan sejauh ini gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 11 bulan. Masalah yang masih buntu, termasuk kontrol Koridor Philadelphia, hamparan tanah sempit di perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir.
Sementara itu, Direktur CIA William Burns, yang juga merupakan kepala negosiator AS di Jalur Gaza, mengatakan pada hari Sabtu (7/9) bahwa proposal gencatan senjata yang lebih rinci akan dibuat dalam beberapa hari ke depan.
Serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas Kesehatan Jalur Gaza, telah menewaskan sedikitnya 41.084 warga Palestina dan melukai 95.029 lainnya.