Bulan Maulid Nabi Muhammad, Harga Telur di Banyuwangi Merangkak Naik

Harga komoditi telur di Kabupaten Banyuwangi mulai merangka naik. Kenaikan itu diduga karena bersamaan dengan bulan maulid atau Rabiul awal dalam kalender Islam.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 15 Sep 2024, 06:47 WIB
Ilustrasi harga telur naik di Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Harga komoditi telur ayam di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mulai merangkak naik. Kenaikan itu diduga karena bersamaan dengan bulan maulid Nabi Muhammad SAWT atau Rabiul Awal dalam kalender Islam.

Sebab tradisi yang ada di Kabupaten Ujung Timur, pulau Jawa ini, setiap kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, ada tradisi arak-arakan endok atau pawai telur yang sudah dihias dengan berbagai macam kertas warna-warni.

Kenaikan harga telur itu salah satunya terjadi di pasar tradisional Rogojampi, Banyuwangi. Sejak dua hari lalu harga telur berada di kisaran Rp29.000 per kilogramnya, padahal sebelumnya berada di harga Rp24.000 per kilogram.

"Iya naik sekarang harga telur sampai Rp5000 naiknya, karena permintaan telur di bulan maulid ini cukup tinggi. Sejak dua hari lalu suda mulai naik," ujar salah satu pedagang Salam, Sabtu (14/9/2024).

Kata Salam, lonjakan harga ini merupakan hal yang biasa terjadi pada bulan maulid. Karena kebutuhan masyarakat terhadap telur cukup besar di Banyuwangi. Sehingga dari agen harganya juga ikut dinaikan.

"Karena permintaan yang tinggi, dari agen harganya juga dinaikan, kami selaku pedagang terpaksa menaikan  harga juga," tuturnya.

Sementara itu, pedagang lainya Hidayah memperkirakan harga komoditi telur ini masih bisa naik kedepanya, sebab tradisi maulidan di Banyuwangi bisa hingga satu bulan lebih.

"Sekarang saja sudah di harga Rp28.000 hingga Rp29.000 per kilogramnya. Apalagi nanti mendekati 16 September puncak maulid nabi. Berkaca dari yang tahun sebelumnya bisa sampai  menyentuh Rp35.000 per kilogramnya," tandasnya.


Minat Konsumen Masih Tinggi

Meskipun harganya naik, namun antusiasme konsumen dalam membeli telur cukup tinggi. Karena mereka menganggap perayaan ini terjadi hanya setahun sekali.

"Beberapa ambil.banyak untuk arisan mulud ada yang sampai mengambil 10 peti telur," imbunya.

Meski harga naik, para pedagang berharap,  pasokan telur  tetap tersedia. Sehingga masyarakat yang membutuhkan bisa tetap terlayani.

"Harapan kami pasokan telur tetap tersedia, sehingga pelanggan tetap bisa membeli telur sesuai dengan kebutuhannya," pungkasnya.

Infografis Rokok Kalahkan Telur dan Ayam, Tertinggi Kedua Setelah Beras (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya