Kementan Kantongi Tambahan Anggaran Rp 21,5 Triliun pada 2025

Kementerian Pertanian (Kementan) akan memakai anggaran untuk program percepatan lumbung pangan melalui cetak sawah dan intensifikasi lahan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Sep 2024, 20:50 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) menerima anggaran sebesar Rp 29,37 triliun pada 2025.(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menerima anggaran sebesar Rp 29,37 triliun pada 2025. Naik Rp 21,49 triliun dari alokasi sebelumnya yang di bawah Rp 10 triliun.  

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengatakan, berdasarkan surat bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan pada 19 Juli 2024, pagu anggaran Kementan sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 7,91 triliun.

"Namun demikian, setelah hasil pembahasan Badan Anggaran DPR RI dan berdasarkan surat Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Nomor S-211/AG/2024 tanggal 11 September 2024, hasil kesepakatan rapat panja belanja pemerintah pusat RUU APBN 2025, di mana Kementerian Pertanian mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 21,49 triliun. Sehingga total anggaran Kementerian Pertanian tahun depan menjadi Rp 29,37 triliun," paparnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (12/9/2024).

Anggaran terbesar dialokasikan untuk program percepatan (quick wins) lumbung pangan, melalui cetak sawah dan intensifikasi lahan.

"Dari jumlah tambahan anggaran tersebut, sebesar Rp 15 triliun digunakan untuk mendukung program quick win lumbung pangan, yaitu untuk cetak sawah seluas 150.000 ha, dan untuk intensifikasi seluas 80.000 ha," terang Sudaryono. 

Di luar itu, Kementan juga menyasar sejumlah program peningkatan produksi sejumlah komoditas, mulai dari padi, jagung, daging, hingga susu.

"Sisanya, sebanyak 6,4 triliun digunakan untuk mendukung program non quick wins dibagi Rp 4,33 triliun digunakan untuk peningkatan produksi padi dan jagung, dan Rp 2,13 triliun untuk peningkatan produksi daging dan susu," imbuh dia. 

Tahun depan, Kementan juga akan fokus untuk mendongkrak produksi beras hingga mencapai 32,29 juta ton. Juga produksi beberapa komoditas lain semisal jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton.

Kemudian, aneka cabai 3,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772 ribu ton, kakao 614,4 ribu ton, tebu 36,4 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi kerbau 399,41 ribu ton, dan daging ayam 4,34 juta ton.


Jokowi Minta Kementerian Pertanian dan PUPR Pasang 20 Ribu Pompa, Ini Alasannya

Presiden Jokowi menyampaikan pidato di acara Rapim TNI-Polri yang digelar di IKN, Kalimantan Timur. (Foto: Youtube Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan dalam 3 bulan terakhir telah meminta Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian PUPR dan bekerja sama dengan TNI untuk secepatnya memasang dan membangun pompa-pompa. 

Hal ini dilakukan untuk menghadapi masa kering menjelang El Nino yang diprediksi mulai terjadi pada Juli sehingga produksi pangan di Indonesia tidak menurun 

Rencananya pemerintah membangun 20 ribuan pompa di daerah-daerah yang memiliki produksi utama beras. Nantinya pompa-pompa tersebut akan digunakan untuk mengairi sawah. 

Jokowi menjelaskan, pompa akan dipasang di sungai-sungai kecil maupun besar sehingga air bisa dimanfaatkan secara maksimal sebelum masuk ke laut. 

"Beberapa sudah dikirim ke kodam-kodam dan kemarin saya di Jawa Tengah sudah masuk 1.400 tapi nanti akan ditambah lagi, terutama di daerah produksi dan saya cek di lapangan. Sehingga, betul-betul saat kering pada El Nino kita siap, sehingga produksi tidak turun,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendali Inflasi 2024, Jumat (14/6/2024). 

Jokowi menuturkan,dalam 10 tahun, Indonesia memiliki target untuk membangun 61 waduk dan bendungan. Saat ini yang sudah diresmikan sebanyak 43 bangunan. Menurut dia, air ini diteruskan sampai ke sawah. Harus ada saluran primer, irigasi sekunder, dan irigasi tersier.

"Sehingga air sampai betul ke sawah, sehingga meningkatkan produksi yang sebelumnya mungkin hanya 1 kali panen menjadi 3 kali panen, ini yang akan menjaga inflasi kita agar tidak naik,” pungkasnya. 

 


Sawah 873 Hektare di Lebak Kering Kerontang Akibat Kemarau Panjang

Kesiapsiagaan dan kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya bencana yang ditimbulkan dari dampak fenomena El Nino juga ditingkatkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sawah padi Seluas 873 hektare yang berada di 14 kecamatan, Kabupaten Lebak, Banten, terancam kekeringan. Hal ini karena adanya kemarau panjang atau El Nino.

"Kami berupaya melakukan pemasangan pompa dan irigasi pompanisasi di lahan-lahan yang terdapat sumber mata air," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Deni Iskandar dikutip dari Antara, Kamis (8/8/2024).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak optimistis tanaman padi yang terancam kekeringan itu bisa diselamatkan dengan pemasangan pompa dan irigasi pompanisasi khususnya di lahan-lahan yang terdapat sumber mata air permukaan Sungai Ciujung, Sungai Ciberang, Sungai Cisimeut, dan aliran sungai lainnya.

Selain itu di lahan-lahan yang tidak memiliki sumber mata air, kata dia, dipastikan dibangun sumur bor dan pompa satelit. Dengan demikian pihaknya meyakini ratusan hektare tanaman padi yang terancam kekeringan bisa menghasilkan panen pada Agustus - September 2024.

Ia mengatakan tanaman padi yang terancam kekeringan itu usianya rata-rata 40-70 hari setelah tanam.

"Kami sekarang tengah melakukan pemasangan pompa dan irigasi pompanisasi di lahan kekeringan, tetapi memiliki sumber mata air," kata Deni.

 


Antisipasi Gagal Panen

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mencatat sekitar 201 hektar lahan sawah terancam mengalami puso atau gagal panen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deni menyebutkan lahan seluas 873 hektare terancam kekeringan itu tersebar pada 14 kecamatan antara lain Malingping, Wanasalam, Bayah, Banjarsari, Gunungkencana, Muncang, Cipanas, Sajira, Cimarga, Cikulur, Warunggunung, Cibadak, Kalanganyar, dan Maja.

Saat ini Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dan POPT terus mengoptimalkan pemantauan agar bisa dilakukan pemasangan pompa untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman kekeringan.

"Kami tetap mewaspadai kekeringan akibat kemarau itu agar tidak menimbulkan gagal panen," katanya.

Sementara itu sejumlah petani di Desa Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengatakan 50 hektare areal persawahan di daerah itu terancam kekeringan akibat kemarau panjang.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya