Emiten Boy Thohir Adaro Energy Mau Spin Off Bisnis Batu Bara Termal, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

Saham Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melonjak usai perseroan umumkan akan lepas bisnis batu bara termal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Sep 2024, 06:00 WIB
Emiten milik Garibaldi (Boy) Thohir, Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana melakukan spin–off dan menjual seluruh segmen bisnis batu bara termal mereka di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten milik Garibaldi (Boy) Thohir, Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana melakukan spin–off dan menjual seluruh segmen bisnis batu bara termal mereka di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

ADRO sendiri merupakan pemilik 99,99% saham AAI. Penjualan akan dilakukan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (PUPS) kepada seluruh pemegang saham ADRO dengan total harga penawaran berkisar USD 2,45–2,63 miliar, setara 31,8–34,2% dari total ekuitas ADRO.

Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menilai aksi spin-off memungkinkan Adaro lebih fokus pada pengembangan segmen lain seperti energi terbarukan. Ke depannya, berpotensi meningkatkan pendapatan dan profitabilitas jangka panjang.

"Rekomendasi dari saya hold. Sembari pantau kondisi ekonomi Tiongkok sebagai penyerap terbesar ekspor batu bara Adaro. Kalau sudah bagus dan pulih ekonomi di Tiongkok, bisa mulai sedikit agresif untuk saham ADRO. Tapi kalau belum, saya rasa wait and see atau rating hold lebih cocok untuk saat ini" kata Lanjar kepada Liputan6.com, Jumat (13/9/2024).

Secara umum, Lanjar melihat prospek permintaan batu bara global untuk untuk batu bara termal tetap signifikan. Terutama di negara-negara berkembang yang masih bergantung pada batu bara untuk energi. Menurut catatannya, pendapatan ADRO dari ekspor ke Tiongkok andil 19% dari 76,9% total pendapatan yang berasal dari ekspor.

Pendapatan ADRO saat ini 76.9% berasal dari ekspor dan sisanya 23,1% dari domestik. Senada, Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menilai langkah spin-off yang diambil ADRO cukup visioner.

Outlook perseroan juga dinilai masih potensial dalam medium dan long term. Untuk jangka menengah, Wahyu mencermati harga saham ADRO cenderung bullish pada kisaran 1.500-4.500. Dalam pantauannya, saham ADRO konsisten naik. Sempat konsolidasi 2.000-3.200, lalu tembus 3.000. Sehingga memicu bullish lanjutan dan menguji level 4.000-4.200.

"Saat ini masih buy hold.  Walaupun dalam jangka panjang potensial Menguji 4.500. Namun, di atas 4.000 rentan koreksi. Sell di kisaran 4.000-4.200. Jika Koreksi lanjut koleksi, beli di sekitar 3.500-3.000 atau buy on weakness pada 2.600, 2.400, 2.100," ulas Wahyu.

Saham ADRO

Pada penutupan perdagangan Kamis, 12 September 2024, harga saham ADRO bertambah 9,38 persen ke posisi Rp 3.850 per saham. Harga saham ADRO dibuka naik 400 poin ke posisi Rp 3.920 per saham.

Harga saham ADRO berada di level tertinggi Rp 4.050 dan level terendah Rp 3.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 53.581 kali dengan volume perdagangan 5.412.836 saham. Nilai transaksi Rp 2,1 triliun.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Genjot Pendapatan, Adaro Energy Lepas Bisnis Batu Bara Termal

Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang dimiliki oleh perseroan. AAI merupakan suatu perseroan terbatas yang 99,99 persen sahamnya dimiliki secara langsung oleh Adaro Energy Indonesia.

Nilai rencana transaksi akan mempertimbangkan hasil penilaian saham dari penilai independen, yaitu sebesar USD 2,45 juta, atau setara dengan 31,8% dari total ekuitas perseroan. Rencana transaksi dilakukan melalui mekanisme penawaran umum atas saham AAI sesuai peraturan perundangan-undangan pasar modal yang berlaku, termasuk POJK 76/2017.

Perseroan berencana menyelenggarakan RUPSLB secara tatap muka dan daring (hybrid) pada 18 Oktober 2024 untuk meminta restu pemegang saham mengenai rencana transaksi ini.

Rencana transaksi tersebut sejalan dengan strategi ekspansi perseroan dan diversifikasi pada pilar non pertambangan batu bara.

Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi Perseroan di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang.

Perseroan berkomitmen mendukung penuh komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk upaya untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal dengan berbagai upaya.


Pendapatan Bisnis Non-batu Bara Termal

Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

Perseroan juga berkomitmen untuk memiliki sekitar 50% total pendapatan dari bisnis non-batu bara termal pada tahun 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang- bidang yang mendukung ekosistem hijau Indonesia.

"Untuk mendukung komitmen tersebut, Perseroan berencana untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan juga beberapa bisnis pendukung dibawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green demi mempertahankan sinergi yang solid dari integrasi bisnis-bisnis yang termasuk dalam sektor-sektor industri dengan keterkaitan yang lebih erat," ungkap Corporate Secretary PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Mahardika Putranto dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis, 12 September 2024.

Kembangkan Bisnis

Langkah ini juga dipandang efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis non batu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing.

Rencana Transaksi Perseroan diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis non batu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau Perseroan untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.


Gerak Saham ADRO

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melonjak pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (12/9/2024). Penguatan harga saham ADRO terjadi setelah Perseroan umumkan lepas bisnis batu bara termal.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, harga saham ADRO melonjak 12,50 persen ke posisi Rp 3.960 per saham. Harga saham ADRO dibuka naik 400 poin ke posisi Rp 3.920 per saham. Harga saham ADRO berada di level tertinggi Rp 4.050 dan level terendah Rp 3.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 40.320 kali dengan volume perdagangan 3.773.541 saham. Nilai transaksi Rp 1,5 triliun.

Sepanjang satu minggu terakhir, harga saham ADRO melesat 11,55 persen. Secara year to date (Ytd), harga saham ADRO melambung 66,39 persen.

Di sisi lain, penguatan harga saham ADRO ini terjadi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru pada sesi pertama Kamis, 12 September 2024.

IHSG terbang 0,65 persen ke posisi 7.811,48. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.833,27 dan level terendah 7.782,49. Sebanyak 308 saham menguat sehingga angkat IHSG. 249 saham melemah dan 226 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 791.450 kali dengan volume perdagangan 32,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.409.

Di pasar negosiasi, saham GOTO ditransaksikan mencapai Rp 831,2 miliar. Harga saham GOTO melemah 96,43 persen di pasar negosiasi ke posisi Rp 2 per saham. Harga saham GOTO ditransaksikan 131 kali dengan volume perdagangan 1.630.804.000 saham. Di pasar negosiasi, harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 59 dan level terendah Rp 2 per saham.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gupta menuturkan, kenaikan harga saham ADRO seiring pelaku pasar respons terkait spin off bisnis thermal coal dan rencana pembagian dividen dari Adaro.

Ia menambahkan, kalau mengacu batu bara itu masih relatif dalam keadaan belum terlihat ada permintaan. “Penguatan harga saham ADRO terkait dengan spin off thermal coal serta ada rencana pembagian dividen,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya