Liputan6.com, Jakarta - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hamburg, Renata Siagian mengatakan, warga negara Indonesia di Jerman dipandang positif oleh warga maupun pemerintah Jerman sendiri. Menurut Renata hal tersebut tidak terlepas dari nilai-nilai Pancasila yang sudah tertanam di dalam diri mereka.
“Karena nilai-nilai tersebut perlu terus ditanamkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di Jerman,” kata Renata melalui siaran pers diterima.
Advertisement
Renata mencatat, hingga saat ini tercatat 45 organisasi WNI aktif yang berada di wilayah kerja KJRI Hamburg. Organisasi kemasyarakatan tersebut terdiri dari; lima cabang berbeda, organisasi profesi, 21 organisasi keagamaan, delapan 8 organisasi pelajar tujuh 7 organisasi budaya dan tiga 3 organisasi daerah.
“Dengan murahnya biaya pendidikan di Jerman, semakin banyak WNI yang mengambil kesempatan untuk bersekolah di Jerman, mulai dari sekolah kejuruan (ausbildung) hingga Pendidikan tinggi di universitas, dan melakukan riset untuk mengambil S-3,” ungkap Renata.
Berdasarkan informasi, lanjut Renata, kedatangan WNI di Jerman Utara mulai didominasi kedatangan para pelaut dan perawat. Sampai saat ini, sebagian WNI dan diaspora yang lahir di Jerman Utara sudah merupakan generasi ke-tiga dan ke-empat sejak kedatangan kakek/nenek mereka di Jerman Utara.
“Gelombang selanjutnya diperkirakan dikarenakan kerja sama di bidang teknologi dan pemberian beasiswa kepada anak-anak Indonesia oleh Departemen Riset dan Teknologi yang dipimpin mendiang Bapak B.J. Habibie,” terangnya.
Renata menegaskan, persepsi baik dari publik Jerman tersebut menjadi modal sosial penting untuk membangun kemitraan antara Indonesia dan Jerman.
Senada dengan itu, Abib salah satu warga Indonesia yang bekerja di Hamburg menyatakan masyarakat Indonesia diterima baik oleh warga Jerman. Komunitas-komunitas warga Indonesia secara berkala bertemu dan silaturahmi di Konjen atau di apartemen salah satu anggota.
Peta Geografis RI di Jerman
Sebagai informasi KJRI Hamburg merupakan salah satu dari tiga perwakilan RI yang berada di Republik Federasi Jerman (RFJ) bersama KBRI Berlin dan KJRI Frankfurt.
Wilayah kerja KJRI Hamburg meliputi wilayah Jerman bagian Utara dan Barat Laut dengan dua kota setingkat negara bagian dan memiliki status negara bagian khusus (Free Hanseatic City), yaitu Hamburg dan Bremen, dan dua negara bagian, yaitu Niedersachsen dan Schleswig-Holstein.
Secara geografis, keempat negara bagian tersebut berbatasan dengan Laut Baltik, Laut Utara, serta memiliki akses di salah satu sungai penting Jerman, yaitu Sungai Elba.
Dari aspek ekonomi, keempat negara bagian memiliki keunggulan dalam industri penerbangan (Airbus dan Lufthansa Technik), kemaritiman (Meyer Werft dan Hapag Lloyd), otomotif (Volkswagen dan Mercedes-Benz), logistik (Hermes), life sciences, serta energi baru dan terbarukan.
Advertisement
Data WNI di Hamburg
Sementara dari aspek sosial-budaya, wilayah kerja KJRI Hamburg menjadi lokasi bagi pusat riset, lembaga pendidikan, maupun institusi think tank yang berkualitas. Berdasarkan data per 31 Agustus 2024, masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI Hamburg berjumlah 6.655 orang (Hamburg – 2.194, Schleswig Holstein – 798, Bremen – 733, dan Niedersachsen – 2.930) dengan tren yang cenderung terus meningkat. Rinciannya, 2015: 3.937 orang. Kemudian di tahun 2016: 4.597 orang. Selanjutnya, di tahun 2017: 4.494.
Jumlah tersebut terus bertambah, seperti di tahun 2018 menjadi 5.298 orang, lalu di tahin 2019 ada 5.422 orang.
Dan pada empat tahun ke belakang tercatat, tahun 2020: 6.025 orang, tahun 2021: 6.124 orang, di tahun 2022: 6.175 orang. Komposisi masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI Hamburg beragam dengan kalangan pelajar/mahasiswa menempati jumlah terbesar (38%), kemudian diikuti oleh kelompok Ibu/Bapak rumah tangga (17%) dan karyawan/profesional (12%). Selebihnya adalah dari kalangan dosen/akademisi, dokter, perawat, koki, rohaniawan, pensiunan dan lainnya.