Kejar 14 GW Potensi PLTS Terapung di Bendungan, Kementerian PUPR Beri Lampu Hijau

Kementerian ESDM bakal mengakselerasi potensi pengembangan PLTS terapung di atas permukaan waduk.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Sep 2024, 09:45 WIB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) sebagai pengelola bendungan telah menyetujui peningkatan kapasitas PLTS terapung di beberapa bendungan. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) sebagai pengelola bendungan telah menyetujui peningkatan kapasitas PLTS terapung di beberapa bendungan.

Direktur Konservasi Energi EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Iswahyudi mengatakan, pihaknya bakal mengakselerasi potensi pengembangan PLTS terapung di atas permukaan waduk, yang punya kapasitas hingga 14 GW. Dengan memanfaatkan floating PV pada beberapa permukaan bendungan yang dimiliki Kementerian PUPR.

"Kementerian ESDM sudah menerima persetujuan dari Menteri PUPR untuk meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang memanfaatkan waduk milik Kementerian PUPR," ujar Hendra dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2024).

Ia menilai, persetujuan dari Kementerian PUPR membuka peluang besar untuk pemanfaatan permukaan waduk guna menghasilkan energi terbarukan. 

"Menteri Basuki (Hadimuljono) sudah bersurat ke Kementerian ESDM bahwa beliau sepakat untuk memperbesar cakupan persentase luasan danau atau waduk yang bisa dimanfaatkan, dari yang sebelumnya hanya 5 persen menjadi 25 persen," ujar Hendra.

Hendra juga menjelaskan, potensi 14,7 GW dari 257 waduk tersebar di berbagai wilayah, seperti Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. 

"Ini tentu saja mesti diinventarisasi ya. Karena antara potensi, kesiapan jaringan listrik, dan kapan masuk RUPTL sesuai dengan COD, sudah dikomunikasikan dengan Gatrik (Ditjen Ketenagalistrikan) dan PLN. Jadi, nanti tinggal melihat kapan masuk dalam rencana," ia menambahkan.

"Hingga bulan Juli 2024, kapasitas terpasang PLTS terapung ini telah mencapai 193,01 MW," pungkas Hendra.

Berdasarkan catatan yang ada, potensi dari permukaan waduk milik Kementerian PUPR untuk pemasangan PLTS terapung mencapai 89,37 GW, yang tersebar di 293 lokasi. Dari jumlah itu, 257 lokasi dengan potensi 14,7 GW merupakan properti milik Kementerian PUPR.

Sebaran waduk tersebut sebagai berikut:

- Jawa-Bali: 9.076,95 MW (114 lokasi)

- Sumatera: 1.967,56 MW (17 lokasi)

- Kalimantan: 690,22 MW (11 lokasi)

- Sulawesi: 1.646,84 MW (15 lokasi)

- Maluku-Nusa Tenggara: 1.320,14 MW (100 lokasi)

Sementara itu, potensi di 36 lokasi danau sebesar 74,66 GW terbagi sebagai berikut:

- Jawa-Bali: 641,3 MW (2 lokasi)

- Sumatera: 34.867,9 MW (12 lokasi)

- Kalimantan: 2.437,9 MW (3 lokasi)

- Sulawesi: 24.415,6 MW (6 lokasi)

- Maluku-Papua-Nusa Tenggara: 12.302,4 MW (13 lokasi)

 


PLN Bareng Arab Saudi Bangun PLTS Terapung di Waduk Saguling, Segini Kapasitasnya

Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN

Sebelumnya, PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama perusahaan Arab Saudi ACWA membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di atas permukaan air Waduk Saguling, Jawa Barat dengan kapasitas 60 MW.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, sebagai langkah awal pembangunan PLTS Terapung Saguling, PLN IP dan ACWA telah mendirikan perusahaan patungan PT Indo ACWA Tenaga Saguling, anak usaha tersebut pun telah melakukan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) atau Power Purchase Agreement (PPA).

"Dengan PPA ini semakin mempertegas keseriusan PLN Indonesia Power dalam mendorong transisi energi Tanah Air," kata Edwin, dikutip Selasa (20/8/2024).

Penandatanganan PPA dilakukan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dan Direktur Utama PT Indo ACWA Tenaga Saguling Rudolf Rinaldo Aritonang.Edwin mengungkapkan, proses pembangunan proyek akan didahului dengan proses pendanaan dan dilanjutkan dengan proses konstruksi sehingga pembangkit energi bersih tersebut diperkirakan dapat beroperasi atau Commercial Operation Date (COD) pada Juni 2026.

 

 


PLTS Terapung Saguling

Pengembangan PLTS Terapung Cirata merupakan salah satu bentuk dukungan bagi pemerintah dalam mewujudkan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen di Tahun 2030 yang telah ditandatangani dalam Paris Agreement Tahun 2015. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut Edwin, pembangunan PLTS Terapung Saguling ini merupakan upaya PLN Indonesia Power dalam mengakselerasi transisi energi serta mendukung target Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060, dengan terus mengembangkan berbagai pembangkit berbasis EBT.Aksi korporasi ini merupakan satu dari sekian banyak upaya yang dilakukan PLN IP untuk menekan laju perubahan iklim serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Ini adalah masalah global, yang memerlukan solusi dan kolaborasi antar negara, jadi itulah kenapa kita melakukannya. Selain itu, pengembangan pembangkit EBT ini juga menjadi peluang investasi dan tentunya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Arab Saudi,” tutur Edwin.

EVP South and South-East Asia ACWA Power Company Salman M. Baray memberikan apresiasi terhadap PLN Indonesia Power atas komitmen untuk berinvestasi demi mendorong pengembangan EBT, utamanya PLTS.

"Saya ingin memberikan penghargaan terhadap PLN Indonesia Power yang telah membuka peluang kerja sama ini dengan sangat profesional dan juga transparan. Investasi pada proyek ini merupakan langkah awal kami untuk berinvestasi di Indonesia dan siap berinvestasi lebih besar lagi di negara ini untuk pengembangan energi berbasis EBT,” ujar Salman.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya