Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Bank Sentral Eropa ECB atau menetapkqn suku bunga barunya sebesar 3,65% untuk operasi pembiayaan kembali utama, 3,90% untuk fasilitas pinjaman marjinal, dan 3,50% untuk fasilitas simpanan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Sep 2024, 11:15 WIB
Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga pada Kamis sore waktu setempat, 12 September 2024. (Foto: Unsplash/Christian Lue)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga pada Kamis sore waktu setempat, 12 September 2024. Hal ini mempertimbangkan prospek dan inflasi ke depan.

Melansir Euro News, Jumat (13/9/2024) ECB menetapkqn suku bunga barunya sebesar 3,65% untuk operasi pembiayaan kembali utama, 3,90% untuk fasilitas pinjaman marjinal, dan 3,50% untuk fasilitas simpanan.

"Dewan Pengurus hari ini memutuskan untuk menurunkan suku bunga fasilitas simpanan, suku bunga yang digunakan untuk mengarahkan sikap kebijakan moneter  sebesar 25 basis poin. Berdasarkan penilaian terbaru Dewan Pengurus terhadap prospek dan dinamika inflasi yang mendasarinya, dan kekuatan transmisi kebijakan moneter, sekarang sudah tepat untuk mengambil langkah lain dalam memoderasi tingkat pembatasan kebijakan moneter," demikian pernyataan Bank Sentral Eropa.

Kepala ekonom EMEA di S&P Global Ratings, Sylvain Broyer mengatakan, penurunan suku bunga ECB kali ini telah diantisipasi.

"Seperti yang diharapkan, ECB telah menerapkan pemotongan suku bunga sebesar 25bps tanpa arahan kebijakan tambahan. Dengan pertumbuhan upah yang jauh melampaui produktivitas dan inflasi layanan yang meningkat lagi, dewan gubernur tidak memiliki alasan untuk mempercepat laju pemotongan suku bunga atau berkomitmen untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini,” paparnya.

"Penurunan suku bunga repo sebesar 35bps yang akan datang tidak mungkin berdampak signifikan. Meskipun dapat berfungsi sebagai batas atas suku bunga pasar uang dalam jangka panjang, bank saat ini memiliki sedikit insentif untuk memanfaatkan pasar, karena kebutuhan likuiditas mereka sepenuhnya dipenuhi oleh ECB," ungkap Broyer.

AS Diprediksi Ikuti Eropa Pangkas Suku Bunga

Adapun Grzegorz Drozdz, analis pasar di Invest Conotoxia,  melihat meski ECB bertindak lebih cepat daripada The Fed dalam menurunkan suku bunga, pemangkasan lebih lanjut diperkirakan akan terjadi di AS. 

Para ahli memperkirakan bahwa suku bunga utama ECB akan turun menjadi 3,5 persen pada akhir tahun 2024, sementara The Fed dapat memangkas sebesar 125 basis poin, menjadi antara 4,0 dan 4,25 persen. 


Bank Sentral Eropa Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ini Alasannya

Ilustrasi bendera zona euro (Foto: Unsplash/Markus Spiske)

Sebelumnya, Bank Sentral Eropa (ECB) mengungkapkan pihaknya masih memerlukan lebih banyak waktu untuk menurunkan suku bunga.

Namun, ECB masih optimistis inflasi zona euro masih berada di jalur menuju 2% dan perkembangan ekonomi yang baik menunjukkan penurunan suku bunga tidak mendesak, kata Presiden ECB Christine Lagarde pada Senin, 1 Juli 2024.

"Perlu waktu bagi kita untuk mengumpulkan data yang cukup untuk memastikan bahwa risiko inflasi di atas target telah berlalu," kata Presiden ECB Christine Lagarde pada Forum Bank Sentral, dikutip dari US News, Selasa (2/7/2024).

"Pasar tenaga kerja yang kuat berarti kita dapat meluangkan waktu untuk mengumpulkan informasi baru," lanjutnya.

Seperti diketahui, ECB pada Juni 2024 telah menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya setelah kenaikan suku bunga paling agresif yang pernah tercatat, tetapi menahan diri untuk tidak melakukan tindakan selanjutnya.

ECB mencoba mengambil jalan yang sempit, merekonsiliasi ketidakpastian inflasi dan pertumbuhan yang lemah. Ketidakpastian akan memerlukan kehati-hatian dalam menurunkan suku bunga, tetapi pelemahan ekonomi yang terus-menerus memperkuat alasan untuk melakukan pelonggaran suku bunga, sehingga menarik ECB ke arah yang berlawanan.

 

 


Belum Terhindar dari Resesi

Fanatisme dan patriotisme suporter Inggris itu kental terlihat di Kirby Estate, wilayah permukiman berupa blok-blok rumah susun di London. (BENJAMIN CREMEL / AFP)

Lagarde mengakui dilema ini, dan memperingatkan Eropa masih belum bisa terhindar dari resesi, meskipun terdapat sedikit peningkatan pertumbuhan pada kuartal terakhir.

"Pendaratan lunak (soft landing) masih belum bisa dijamin," bebernya.

"Kita juga perlu menyadari fakta bahwa prospek pertumbuhan masih belum pasti," tambah Lagarde.

Indikator-indikator pertumbuhan dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan hasil yang lebih lemah dari ekspektasi, menantang pandangan umum bahwa stagnasi ekonomi selama satu setengah tahun telah berakhir dan pemulihan mulai terjadi.

Namun, para investor masih bertaruh bahwa kekhawatiran terhadap inflasi akan lebih besar daripada ketakutan terhadap resesi. dan ECB akan sangat lambat dalam menurunkan suku bunga, terutama karena Federal Reserve AS juga mengisyaratkan penahanan.


ECB Belum Pede Soal Inflasi Eropa

ECB kini memperkirakan antara satu dan dua pemangkasan lagi untuk tahun ini, dan hanya empat pemotongan antara saat ini dan akhir tahun 2025.

Hal ini terutama disebabkan oleh prospek inflasi zona euro yang masih terlalu suram. Pertumbuhan harga di Eropa diperkirakan akan berada di kisaran 2,5% selama sisa tahun ini, sebelum turun kembali ke target ECB sebesar 2% pada akhir tahun 2025.

Meskipun disinflasi terjadi relatif cepat selama setahun terakhir, biaya jasa yang tinggi mengancam proses tersebut dan para pembuat kebijakan kini fokus pada apakah perusahaan mulai menyerap pertumbuhan upah yang cepat, atau terus mendorong upah yang lebih tinggi kepada pelanggan.

"Kita masih menghadapi beberapa ketidakpastian mengenai inflasi di masa depan, terutama dalam hal bagaimana hubungan keuntungan, upah dan produktivitas akan berkembang dan apakah perekonomian akan terkena guncangan baru dari sisi penawaran," jelas Lagarde.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya