Liputan6.com, Jakarta Pasti Anda pernah mengenal istilah paru-paru basah. Ada yang menyebut bahwa istilah tersebut merujuk pada penyakit pneumonia. Faktanya ternyata itu adalah dua jenis penyakit yang berbeda termasuk penyebabnya.
"Keduanya jelas berbeda," kata Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Advertisement
Tjandra menjelaskan pneumonia adalah radang atau infeksi pada jaringan paru. Penyakit ini dapat disebabkan bakteri seperti pneumokokus, streptokokus dan lain-lainnya atau oleh virus seperti COVID-19 dan mungkin juga virus-virus lain, dan kadang-kadang sekali ada juga yang karena parasit.
Paru-Paru Basah Bukan Istilah Kedokteran
Sementara itu, kata Tjandra, paru-paru basah sebenarnya bukan istilah kedokteran. Paru-paru basah seperti yang disebut masyarakat adalah penyakit yang bernama efusi pleura.
"Sebenarnya cairan nya bukan berada di dalam paru, tetapi dalam selaput di sekitar paru, tepatnya antara selaput yang membungkus paru (namanya pleura viseralis) dan selaput yang melapisi bagian dalam dinding dada (pleura parietalis)," kata Tjandra dalam pesan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 13 September 2024.
Sedikitnya ada tiga penyebab terbentuknya cairan ini yaitu:
- Infeksi seperti karena tuberkulosis atau radang lain)
- Adanya kanker
- Gangguan keseimbangan protein dalam tubuh.
Bukan karena Mandi Malam
Setelah mengetahui penyebab pneumonia dan paru-paru basah atau efusi pleura di atas maka masyarakat harus paham bahwa penyakit tersebut terjadi bukan karena mandi malam atau kipas angin.
"Jadi penyebab pneumonia dan juga paru-paru basah bukanlah karena mandi malam atau kena semprot kipas angin. Ini adalah mitos belaka," kata Tjandra.
Advertisement