Brasil Kirim 100 Ribu Sapi ke Indonesia, Nilai Investasinya Rp 4,5 Triliun

Brasil akan secepatnya datang ke Indonesia bersama beberapa pengusaha besar di sektor peternakan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Sep 2024, 16:30 WIB
Mentan Amran mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mentransformasi sistem pertanian dan pangan secara holistik. Komitmen tersebut berbuah hasil positif. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Investor Brasil akan mengembangan industri peternakan Indonesia. Sebagai langkah awal, Brasil akan berinvestasi dengan mengembangkan 100.000 ekor ternak sapi perah tropis asal Brasil. Dalam investasi ini, Brasil mengeluarkan dana hingga Rp 4,5 triliun.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, investasi 100 ribu sapi ini guna mendukung peningkatan produksi susu dalam negeri.

"Kehadiran investor asal Brasil ini dapat turut mendukung upaya kita untuk swasembada daging dan susu," ujar Amran dikutip dari Antara, Jumat (13/9/2024).

Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan oleh PT Asiabeef Biofarma Indonesia (Asiabeef) dengan Agropecuaria 31 (31 Group).

Amran menyampaikan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan protein daging sapi dan susu dari dalam negeri, bukan melalui impor. Untuk dapat memenuhi harapan tersebut, Indonesia harus bisa mengembangkan peternakan secara masif.

"Semua investasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang peternakan," kata Amran.

Pada pertemuan antara Amran dan Menteri Pertanian Brasil Carlos Favaro, disebutkan bahwa Brasil akan secepatnya datang ke Indonesia bersama beberapa pengusaha besar di sektor peternakan.

Dengan rencana datangnya para pengusaha tersebut ke Indonesia, diharapkan Indonesia-Brasil dapat membuat kesepakatan lanjutan tentang pembangunan sektor peternakan di Indonesia.

Pertemuan Bilateral Indonesia-Brasil ini dilakukan langsung setelah Mentan Amran menghadiri G20 Agriculture Ministerial Meeting (AMM) di Chapada Dos Guimaraes, Brasil.

 


Transformasi Sistem Pertanian

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman/Istimewa.

Amran mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mentransformasi sistem pertanian dan pangan secara holistik. Komitmen tersebut berbuah hasil positif.

"Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021, serta menghasilkan surplus jagung, bawang merah, kelapa sawit, ayam, dan telur dalam beberapa tahun terakhir, memenuhi kebutuhan 281 juta rakyat Indonesia," katanya.

Langkah strategis dalam pembangunan sektor pertanian harus segera diambil karena dunia sedang menghadapi tekanan yang semakin besar dengan perkiraan populasi global yang mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030.

"Kita harus meningkatkan produksi pangan sambil melestarikan sumber daya alam kita yang semakin menipis," ujar Amran.

Menurutnya, Indonesia akan berstrategi dengan menekankan solusi fleksibel dan inovatif untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia, serta teknologi modern.

Amran mengajak seluruh anggota G20 untuk memajukan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

"Dengan bekerja sama dan berbagi praktik terbaik, kita dapat mengatasi tantangan, mendorong inklusivitas, dan membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan," ucap Amran.


APEC 2024: Indonesia-Selandia Baru Bakal Perkuat Kerja Sama Perdagangan Sapi Hidup

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perdagangan, sedang menggalakkan kerja sama impor sapi hidup untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri.

 Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan bahwa salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat hubungan dengan negara-negara penghasil sapi berkualitas yang sesuai dengan standar Indonesia, termasuk Selandia Baru.

"Indonesia mendorong kerja sama impor sapi hidup dengan Selandia Baru," ujar Zulhas setelah pertemuan bilateral dengan Menteri Pembangunan dan Konstruksi Selandia Baru, Chris Penk, di forum APEC 2024 di Peru, ditulis Senin (20/5/2024).Mendag menambahkan bahwa memperkuat kerja sama perdagangan dengan Selandia Baru, yang merupakan salah satu produsen utama daging sapi dan susu, sangatlah penting.

Zulhas juga mengungkapkan bahwa Selandia Baru memberikan respons positif terhadap permintaan Indonesia dalam pertemuan bilateral tersebut.

"Selandia Baru akan menindaklanjuti permintaan Indonesia untuk memenuhi persyaratan domestik Indonesia," tambahnya.


Pentingnya APEC

Mengenai APEC, Zulhas menekankan pentingnya forum ini. Berdasarkan data APEC at a Glance tahun 2022, anggota APEC mencakup 38% populasi dunia (2,95 miliar orang), 48% perdagangan global (USD 28 triliun), dan 62% PDB riil dunia (USD 59 triliun).

Pada tahun 2023, total nilai ekspor Indonesia ke anggota APEC mencapai USD 188,7 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,2% dibandingkan dengan periode sebelumnya (2022).

"Total perdagangan Indonesia dengan anggota APEC pada tahun 2023 mencapai USD 358,6 miliar," pungkas Zulhas.

Infografis Sapi 1 Ton Kurban Presiden

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya