Pupuk Indonesia Sebar Bantuan Buat Kelompok Tani, Catat Syaratnya!

Setidaknya ada 31 kelompok tani moderen urban farming di DKI Jakarta yang mendapat alokasi bantuan dari Pupuk Indonesia.

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Sep 2024, 20:30 WIB
Pekerja melakukan bongkar muat pupuk bersubsidi di Gudang Pupuk Lini III Sumur Pecung, Kota Serang, Banten (Liputan6.com/HO)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) tak sembarangan mengalokasikan pupuk dan bantuan lainnya kepada kelompok tani. Ada sejumlah aspek yang harus dipenuhi untuk menyalurkannya.

Diketahui, BUMN tersebut ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan pupuk subsidi dan pupuk non-subsidi di seluruh wilayah Indonesia. Targetnya menyasar para kelompok tani yang memiliki data yang jelas.

"Jadi tidak sembarangan untuk mendapatkan bantuan. Nah, kami juga harus ada pertanggungjawabannya, kan? Sehingga jelas datanya," kata Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, di Jakarta, Jumat (13/9/2024).

Kejelasan data itu menjadi penting agar penyaluran yang dilakukan tepat sasaran. Salah satu sasaran yang menarik adalah kelompok petani modern di kawasan perkotaan atau kerap disebut urban farming.

Tri menegaskan, kelompok ini turut menjadi perhatian, disamping pertanian konvensional di daerah-daerah.

"Yang penting adalah urban farming. Artinya di beberapa perkotaan di semua wilayah. Kalau di desa-desa sudah banyak itu ya. Tapi kami juga tidak melepaskan itu juga. Artinya pembinaan Pupuk Indonesia kepada semua unsur petani yang ada di seluruh Indonesia," bebernya.

Pada langkah awal, setidaknya ada 31 kelompok tani moderen urban farming di DKI Jakarta yang mendapat alokasi bantuan dari Pupuk Indonesia. Bantuan itu berupa 6 ton pupuk urea dan 6 ton pupuk NPK, serta sejumlah bibit untuk ditanam.

Sasaran urban farming tadi, Tri turut menggandeng Kejaksaan Tinggi dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia juga tak menutup kemungkinan urban farming serupa di perkotaan lain mendapat bantuan serupa.

"Kita tidak akan berhenti di sini. Artinya petani-petani kita yang ada di perkotaan ini kita coba untuk edukasi. Lahannya ada di beberapa daerah. Pemerintah daerah juga punya lahan yang kosong. Sehingga kita bisa memanfaatkan," tegasnya.

 


Arahan Erick Thohir

PT. Pupuk Indonesia (Persero) saat melakukan pengecekan gudang pupuk di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).

Lebih lanjut, Tri menyampaikan ada program lain yang juga jadi perhatian Menteri BUMN Erick Thohir. Itu merujuk pada program Makmur, sebagai satu ekosistem pertanian.

Saat ini, realisasi program Makmur sudah hamlir mencapai 500 ribu hektare. Program ini menjamin penanaman yang dilakukan petani hingga kepastian penjualan hasil panennya.

"Ya, kami punya program makmur yang sudah di-endorse oleh Pak Menteri BUMN, Pak Erick Thohir. Kami sudah hampir 500 ribu hektare, kami kolaborasi juga dengan Bulog. Jadi itu adalah ekosistem pertanian. Di Makmur itu ada produsen BUMN-nya, ada produsen benihnya. Kemudian pupuknya dari kami, ada asurasinya apabila terjadi gagal panen," bebernya.

Dia menargetkan program Makmur ini bisa mencapai 1 juta hektare pada 2025, tahun depan. "Hampir 500 ribu hektare. Itu kita kerjakan terus. Bahkan kami tahun depan sampai 1 juta hektare," pungkasnya.

 


Pendapatan Petani Urban Farming Bertambah

PT. Pupuk Indonesia (Persero) saat melakukan pengecekan gudang pupuk di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).

Sementara itu, Penjabat Gubernur DKI Jakata, Heru Budi Hartono mengatakan, keterlibatan Pupuk Indonesia bisa meningkatkan pendapatan petani moderen di perkotaan.

Termasuk adanya kerja sama untuk menyalurkan 18 ton bibit untuk produktivitas urban farming.

"Kelompok tani tidak lagi terbebani mencari pupuk dan bibit. Tujuan akhirnya pendapatan mereka bertambah, ketahanan ekonominya terwujud. Efek domino ekonomi positifnya luar biasa," kata Heru.

Perlawanan Satu Dekade Petani Kendeng (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya