Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor produk anyaman lontar dari Flores, Nusa Tenggara Timur, garapan Du Anyam. Dia meminta pemerintah daerah di wilayah lain ikut melihat potensi tersebut.
Dia menyampaikan, usaha sosial seperti Du Anyam telah berhasil menjadi jembatan untuk memasarkan produk anyaman NTT ke pasar dunia. Hal itu juga berdampak positif pada tingkat ekonomi para pengrajinnya.
Advertisement
"Du Anyam telah berhasil menjadi agregator dalam menghubungkan dan mendukung produksi anyaman perempuan pengrajin NTT yang ada di desa ke pasar yang lebih luas, serta memberikan dampak ekonomi terhadap para perempuan di desa-desa terpencil dan turut melestarikan warisan budaya," ungkap Menteri Teten Masduki melalui keterangan resmi, Jumat (13/9/2024).
Dia menambahkan kemitraan strategis antara Du Anyam dan KemenKopUKM telah menjadi contoh nyata. Utamanya terkait pemerintah dapat bekerja sama dengan wirausaha sosial yang akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat.
KemenKopUKM juga telah melaksanakan program peningkatan kapasitas wirausaha dengan memberikan fasilitasi inkubasi wirausaha. Misalnya melalui lembaga inkubator, baik perguruan tinggi negeri atau swasta, serta pemerintah daerah tingkat provinsi juga di kota dan kabupaten.
"Saya meminta pemerintah daerah untuk melihat dan mengembangkan potensi atau keunggulan dari daerah masing-masing. Sebagai contoh seperti apa yang dilakukan oleh Du Anyam yang berinovasi menciptakan ekonomi baru bernilai tinggi hingga produknya berhasil diterima di kancah global lewat anyaman yang terbuat dari daun lontar," ujar Menteri Teten.
Dia turut mengapresiasi Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation dalam mendukung wirausaha sosial melalui program mentoring dan pendanaan, untuk tumbuh dan berkembang hingga ke tingkat internasional.
Perluas Pasar Produk Lokal
Plt. Deputi Bidang UKM, KemenKopUKM, Temmy Setya Permana, menegaskan dukungannya untuk perluasan pasar produk lokal ke kancah global.
“Kita mendorong produk yang mungkin selama ini tidak terbayangkan. Jadi produk seperti ini yang kita harapkan untuk ekspor. Maka kami sangat support," kata dia.
Sementara, Founder Du Anyam, Hanna Keraf menyebut, pihaknya percaya potensi anyaman lontar dari NTT dapat menjadi kekuatan besar yang tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga membawa dampak sosial yang signifikan.
“Dengan memanfaatkan keterampilan turun-temurun menganyam daun lontar, kami tidak hanya menciptakan produk bernilai, tetapi juga memberikan kemampuan dan kesempatan bagi perempuan untuk dapat mengambil keputusan sendiri, menjadi pemimpin bahkan merencanakan masa depan diri dan anak-anak kami," ujarnya.
Adapun hingga September 2023, Du Anyam telah mengirimkan 13 kontainer produk untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional. Produk anyaman lontar dari NTT kini telah hadir di 52 negara, dengan target penjualan lebih dari 450.000 produk hingga 2028.
Advertisement
Dapat Hibah Sejak 2017
Sejak menerima hibah dari DBS Foundation pada 2017, Du Anyam telah mampu memanfaatkan potensinya untuk memberikan dampak sosial yang positif melalui pemberdayaan perempuan, khususnya di wilayah NTT.
"Dengan dukungan DBS Foundation, Du Anyam mampu mewujudkan spark-nya memberikan dampak sosial secara positif, memberdayakan perempuan, meningkatkan taraf hidup perekonomian, dan mendorong keberlanjutan melalui praktik usaha yang bertanggung jawab," kata Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia, Mona Monika,