Susi Susanti Sebut Gregoria Mariska Tunjung Sudah Sejajar An Se-young, tapi...

Legenda tunggal putri bulu tangkis Indonesia Susi Susanti menyebut Gregoria Mariska Tunjung pada dasarnya sudah sejajar dari segi teknik dengan atlet penghuni peringkat 10 besar dunia, termasuk An Se-young yang menempati posisi puncak, tetapi...

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 14 Sep 2024, 17:00 WIB
Legenda tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti, saat memberi keterangan kepada awak media di sela-sela Audisi Umum PB Djarum 2024 yang digelar di GOR Djarum, Jati, Kudus pada Jumat (13/9/2024). (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Liputan6.com, Jakarta Legenda tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti, menyebut Gregoria Mariska Tunjung sudah setara dari segi teknik dengan pebulu tangkis nomor 1 dunia, An Se-young.

Akan tetapi yang membedakan, atlet asal Korea Selatan untuk sekarang punya permainan paling stabil di antara rival-rival 10 besar. Pebulu tangkis yang sempat dijuluki bocah ajaib itu juga mantap secara fisik dan punya kemauan tinggi.

Seperti diketahui, Gregoria saat ini memang jadi semacam pentolan sektor tunggal putri Indonesia. Prestasinya mulai menanjak, terutama setelah berhasil merebut medali perunggu Olimpiade Paris 2024.

Situs BWF sendiri mencatat, hingga 10 September 2024, Gregoria menduduki ranking 7 dunia. Di atasnya, ada An Se-young, Chen Yu Fei, Carolina Marin, Tai Tzu Ying, Wang ZhiYi, serta Akane Yamaguchi yang secara berturut-turut menduduki peringkat 1 sampai 6.

Susi Susanti pun menilai, tunggal putri di peringkat 10 besar dunia sebenarnya tak jauh berbeda dari segi skill. Namun, strategi, kemauan, hingga kecerdikan di lapangan jadi faktor penting yang membedakan prestasi seluruhnya.

"Kalau secara teknik itu sejajar, tinggal strategi di lapangan, kemauan dan kecerdikan, (serta) penerapan strategi " ujar Susi Susanti saat diwawancarai awak media pada sela-sela Audisi Umum PB Djarum 2024 di GOR Djarum, Jati, Kudus pada Jumat (13/9/2024).

"Saya melihat, 10 besar ini akan berimbang, tetapi saya juga melihat An Se-young yang paling stabil. An Se-young yang paling punya fisik (kuat), juga kemauan, karena mungkin dia masih dalam masa emasnya," tambah dia.


Waspadai China

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung (kanan), berfoto bersama pebulutangkis Korea Selatan, An Se-young, dan pemain China, He Bing Jiao, setelah menerima medali perunggu Olimpiade Paris 2024 di Port de la Chapelle Arena, Senin (5/8/2024). (NOC Indonesia/Wahyu Putro A/ ANTARA)

Berkaca dari hal itu, Gregoria Mariska yang saat ini tengah bersaing di 10 besar tabel ranking BWF pun disarankan waspada terhadap rival-rivalnya.

Secara khusus, Susi Susanti menggarisbawahi pesaing asal China yang terus berkembang menyodok top 10, dengan mereka saat ini memiliki 3 wakil yakni Chen Yu Fei, Wang Zhi Yi, dan Han Yue.

"Saat ini sudah mulai ada pemain China yang mendekati, itu juga harus kita waspadai. Indonesia juga tidak boleh hanya berpaku kepada Gregoria, kita harus mempersiapkan diri, karna persiapan untuk Olimpiade bukan hanya satu tahun dua tahun, tapi harus dari sekarang," ucap Susi


Perlu Program Regenerasi

Tim putri Indonesia sukses menyingkirkan Korea Selatan lewat kemenangan 3-2 pada babak semifinal Piala Uber 2024 di Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China, Sabtu (4/5/2024). Tiga angka kemenangan Tim Uber Indonesia dihasilkan lewat sapu bersih di nomor tunggal melalui aksi Gregoria Mariska Tunjung, Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Komang Ayu Cahya Dewi. Hasil ini mengulang pencapaian 16 tahun lalu saat terakhir kali para srikandi bulu tangkis Indonesia mentas di final Piala Uber tahun 2008. (AP Photo/Ng Han Guan)

Sementara itu terkait regenarasi, Susi Susanti menyebut PBSI perlu memiliki program jangka pendek, menengah, dan panjang. Makin banyak kuantitas atlet yang dipersiapkan bakal makin baik untuk menghidupkan api persaingan.

"Kita harus pastinya punya program pembinaan yang berkesinambungan, program jangka panjang, pendek, dan jangka menengah. Persiapan program itu adalah hal mutlak dari zaman saya," papar Susi.

"Semakin banyak atlet yang dipersiapkan, semakin baik, karena penyaringan itu akan lebih selektif. Persaiangan itu juga membuat atlet makin waspada, tidak berpikir pasti dipilih. Tentunya PBSI sudah tahulah bagaimana mempersiapkan diri," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya