Liputan6.com, Jakarta - Tradisi keluarga kerajaan Inggris dalam hal menerbangkan pesawat terbang sepertinya akan semakin berlanjut. Hal itu terjadi setelah putra sulung Pangeran William, Pangeran George dikabarkan mulai belajar mengemudikan pesawat terbang.
Pangeran George terlihat menghabiskan liburan musim panasnya dengan belajar menerbangkan pesawat meski usianya baru 11 tahun. Dilansir dari People yang mengutip laporan The Sun, Jumat, 13 September 2024, seorang sumber mengaku bahwa Pangeran George terlihat menikmati pelajaran terbangnya tersebut.
Advertisement
Aksi Pangeran George ini dikatakan disaksikan langsung oleh Pangeran William dan Kate Middleton. “Orangtuanya menyaksikan George terbang dari tempat yang aman tetapi dia terbang dengan instruktur dan menyukainya," ujar sumber lainnya.
William dan Kate sendiri tiba dengan konvoi tiga mobil di Lapangan Terbang White Waltham dekat Maidenhead, Berks, yang berjarak sekitar 20 menit berkendara dari rumah mereka di Windsor. Uniknya, lapangan terbang yang digunakan Pangeran George untuk berlatih menerbangkan juga pernah digunakan kakek buyutnya, Pangeran Philip, untuk berlatih juga.
George bisa dibilang mulai berusaha melanjutkan tradisi di keluarganya yang mampu mengemudikan pesawat terbang, termasuk ayahnya, Pangeran William, pamannya, Pangeran Harry dan sang kakek, Raja Charles III. Namun ayahnya dan pamannya belum belajar menerbangkan pesawat saat masih anak-anak. William dan Harry yang meski sama-sama berada di Korps Kadet Angkatan Darat di Eton College namun tidak mendapatkan pelajaran terbang sampai mereka berada di militer.
Pada 2009, William yang saat itu berusia 27 tahun, baru memulai program pelatihan intensif dengan RAF. Sedangkan Harry menjalani pelatihan penerbangan dan sempat bertugas sebagai penembak di helikopter Apache selama bertugas di Afghanistan pada 2012.
Sementara dari dari pihak ibu, Michael Middleton, sempat menempuh pelatihan menjadi pilot British European Airways, sedangkan kakek buyutnya,, Peter Middleton, adalah pilot jet di British Airways. Ibunda Kate sendiri pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai penerbangan yang sama. Sedangkan ibunda Kate sendiri pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai penerbangan yang sama.
Menunggu Pangeran George Naik Takhta
Pangeran George sebelumnya diberitakan mungkin harus menunggu lama untuk naik takhta. Meski begitu, pakar kerajaan menilai gerak-gerik dan bahasa tubuh bocah 11 tahun itu sudah dianggap cocok sebagai calon raja masa depan.
Bukan rahasia bila Pangeran William dan Kate Middleton ingin putra sulung mereka menikmati masa kecilnya selama mungkin. Akan tetapi, publik telah melihat beberapa momen penting yang menunjukkan kepribadiannya yang menawan.
Mengutip dari laman The Sun, Jumat, 23 Agustus 2024, pakar bahasa tubuh Judi James mengatakan, berkat kehati-hatian William terhadap putra sulungnya, George perlahan-lahan berubah dari bocah lelaki yang tampak agak pemalu menjadi anak yang lebih percaya diri, bertanggung jawab, dan tampak bahagia.
"Ia tampaknya mempersiapkan dan merangkul takdir masa depannya dengan rasa tenang yang mengesankan. William telah menjadi panutan dan pendamping putranya," katanya kepada Fabulous.
James menyambung soal peran Pangeran William. "Ia adalah penyeimbang di atas sepeda dalam hal memegang tangan, membelai rambut, menepuk punggung, dan mendorong George ke depan, tetapi sekarang ia lebih sering terlihat mundur dan menyaksikan putranya tumbuh dalam peran kerajaannya sendiri.:
Advertisement
Momen Menggemaskan Pangeran George dan William
Ia mengungkap empat momen penting yang menunjukkan George telah siap dan mantap untuk menjadi raja, saat hari itu akhirnya tiba. Pertama adalah ketika sang pangeran bergabung dengan orangtua dan saudara kandungnya di Westminster Abbey dan mereka menyusun rencana untuk Penobatan Raja Charles III.
Para penggemar kerajaan melihat momen menggemaskan saat Pangeran George mengoreksi Pangeran William dengan manis saat mereka menyusun rencana. Seperti yang terlihat dalam film dokumenter Charles III: The Coronation Year, seorang pejabat bertanya kepada Pangeran William, "Anda tidak datang ke gladi resik?"
Calon raja itu menjawab, "Saya datang hari Jumat, George dan saya kembali ke sini hari Jumat." Pangeran George kemudian menimpali, "Saya di sini besok." Setuju, Pangeran William mengoreksi dirinya sendiri dengan berkata, "Anda di sini besok."
James menambahkan bahwa momen itu menunjukan seorang anak menjadi cukup dewasa, cukup pintar, dan cukup percaya diri untuk tiba-tiba mulai bertindak sebagai orang tua bagi ayah atau ibunya sendiri. "Itu bisa menjadi pengalaman yang menantang, tetapi George sangat percaya diri di sini. "Dadanya membusung di foto dan ibu jarinya terangkat sebagai tanda kegembiraan."
Ia menambahkan bahwa William menggunakan nada suara yang menunjukkan bahwa ia sedang berbicara dengan orang dewasa ketiga dalam kelompok" saat berbicara dengan putranya.
Menumbuhkan Kepercayaan Diri George
Momen kedua adalah ketika Pangeran George dan Kate Middleton menjadi pembawa acara konser kidung Natal yang sangat istimewa bulan Desember lalu, sebelum kesehatannya memburuk. Meskipun Kate mengenakan pakaian yang anggun dan sederhana, Pangeran George muda-lah yang mencuri perhatian - menurut pakar bahasa tubuh.
Pada Juli lalu, ekspresi Pangeran William dan putranya George berubah dari kegembiraan menjadi penderitaan saat wasit meniup peluit akhir di final Euro 2024. Meskipun Inggris kalah dari Spanyol di laga final, George mungkin telah memperoleh aset berharga dengan kepercayaan dirinya yang meningkat di depan publik.
Pakar bahasa tubuh menjelaskan, "George sering terlihat di pertandingan sepak bola bersama ayahnya dan di tempat yang sangat terlihat dengan ribuan penggemar yang menonton."
Ia mengungkapkan, baik George maupun William memuja sepak bola. Tetapi, acara olahraga ini telah memberi George kesempatan untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan harga dirinya, serta mendapatkan kesempatan untuk menghilangkan hambatannya di depan publik.
Aktivitas spontan George dan William dengan memegang wajah, berteriak, dan berpelukan saat di muka publik juga membantu George untuk menjalin ikatan dengan publiknya. Hal ini menghilangkan rasa malu atau kecemasan yang berlebihan tentang menjadi ‘sempurna’ sepanjang waktu.
Advertisement